Rabu, 02 Januari 2013

Hakekat Syafaat (4)

 

 

 

 

Bagian Keempat

 

 

Pemberi dan Penerima Syafaat

Pertama: Pemberi Syafaat

Berapakah jumlah para pemberi syafaat menurut versi Al Quran Al-Karim? Apakah kitab suci ini menyebutkan nama dan sifat mereka secara jelas?
Jika kita meneliti ayat-ayat Al Quran Al-Karim dengan cermat, kita akan berkesimpulan bahwa Allah SWT dalam kitab suci terakhir-Nya tidak pernah menyebutkan nama seorang pun yang kelak di hari kiamat akan memberikan syafaat. Namun, dengan menyebutkan beberapa sifat dan kriteria syafi’ (pemberi syafaat) Al Quran menjelaskan bahwa siapa saja yang memiliki sifat-sifat tersebut berarti ia adalah syafi’ di hari kiamat.
Ada beberapa kelompok yang disebut oleh Al Quran Al-Karim sebagai syafi’. Di antaranya adalah para nabi a.s., malaikat, dan kaum mukminin yang saleh. Selain itu amal perbuatan yang baik juga dapat memberikan syafaat kepada pelakunya.
Rasulullah SAWW dalam sebuah hadis bersabda,
يشفع النبيّون والملائكة والمؤمنون فيقول الجبّار : بقيت شفاعتي
Artinya: Di hari kiamat, para nabi, malaikat, dan kaum mukminin memberikan syafaat mereka. Lalu Allah SWT berfirman, “Kini hanya syafaat-Ku yang tersisa.” [89]
Selain itu Rasulullah SAWW juga bersabda,
يشفع يوم القيامة الأنبياء ثم العلماء ثم الشهداء
Artinya: Para nabi di hari kiamat kelak akan memberikan syafaat mereka, yang lalu disusul oleh para ulama, kemudian para syuhada’ (mereka yang mati di jalan Allah).[90] 
Selain dari hal di atas, mempelajari kitab suci Al Quran dapat mengangkat derajat seseorang ke suatu tingkat yang memungkinkannya untuk memberikan syafaat kepada orang lain. Rasulullah SAWW bersabda,
من تعلم القرآن فاستظهره فأحلّ حلاله وحرّم حرامه أدخله الله به الجنة وشفعّه في عشرة من أهل بيته كلهم قد وجبت له النار ...
Artinya: Orang yang mempelajari Al Quran lalu mengamalkannya dengan menghalalkan bagi dirinya apa dihalalkan oleh Al Quran dan mengharamkan segala yang diharamkannya, akan dimasukkan Allah ke dalam surga dan dia diberi Allah kesempatan untuk memberi syafaat kepada sepuluh orang dari keluarganya yang semestinya masuk ke neraka….[91]
Imam Ali bin Abi Thalib dalam Nahj Al-Balaghah berkata,
إنه من شفع له القرآن يوم القيامة شفع فيه
Artinya: Orang yang diberi syafaat oleh Al Quran akan dapat memberikan syafaat. [92]
Perbuatan baik dan konsekuen terhadap ajaran-ajaran Islam juga bisa menjadikan seseorang itu syafi’di hari kiamat. Dalam hal ini Rasulullah SAWW bersabda,
إنّ أقربكم مني غدا و أوجبكم عليّ الشفاعة : أصدقكم لسانا , وأدّاكم لأمانتكم , و أحسنكم خلقا , و أقربكم من الناس
Artinya: Orang yang paling dekat kepadaku di hari kiamat dan yang paling pantas untuk menerima hak syafaat dariku adalah orang yang paling benar tutur katanya, paling jujur terhadap amanat, paling bagus budi pekertinya, dan paling dekat dengan masyarakat. [93]
Beliau SAWW juga bersabda,
الشفعاء خمسة : القرآن والرحم والأمانة ونبيكم وأهل بيت نبيكم
Artinya: Orang yang kelak akan bisa memberikan syafaat kepada kalian ada lima: Al Quran, hubungan kekerabatan, amanat, nabi kalian, dan Ahlul Bait. [94]
Dalam doanya, Imam Ali bin Al-Husain Zainal Abidin a.s. mengatakan,
اللهمّ اجعل نبينا صلواتك عليه وعلى آله يوم القيامة أقرب النبيين منك مجلسا وأمكنهم منك شفاعة ..
Artinya: Ya Allah, jadikanlah nabi-Mu --shalawat dan salam-Mu atasnya dan atas keluarganya-- nabi yang paling dekat kepada-Mu di hari kiamat nanti dan jadikanlah ia nabi yang paling layak untuk memberikan syafaat dari-Mu...[95]
Pada bagian ini, akan kami nukilkan secara singkat beberapa ayat suci Al Quran yang menjelaskan kelompok-kelompok pemberi syafaat tersebut.

a. Para Nabi

Ayat di bawah ini menegaskan bahwa para nabi a.s. memiliki hak untuk memberi syafaat di hari kiamat. Allah SWT berfirman,
و ما أرسلنا منّ رسول إلاّ ليطاع بإذن الله ولو أنّهم إذ ظلموا أنفسهم جاءوك فاستغفروا الله واستغفر لهم الرسول لوجدوا الله توّابا رحيما
Artinya: Kami tidak mengutus seorang rasul pun kecuali untuk ditaati (oleh kaumnya) dengan izin Allah. Dan sesungguhnya jika setelah berbuat kesalahan dan menzalimi diri sendiri, mereka lantas mendatangimu dan memohon ampunan daripada Allah, dan Rasul pun memintakan ampunan untuk mereka, pasti mereka akan menemukan Allah sebagai Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.[96]
Ada beberapa poin penting di ayat ini yang layak untuk kita perhatikan. Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa “menzalimi diri sendiri” berarti merampas hak yang dimiliki oleh diri mereka dengan cara melakukan sesuatu yang dapat mendatangkan bahaya melalui perbuatan maksiat, sehingga ia berhak mendapatkan siksa, atau dengan meninggalkan suatu perbuatan yang dapat mendatangkan pahala. Sebagian lagi berpendapat bahwa menzalimi diri sendiri itu adalah ketika seseorang berperilaku munafik dan kafir.
Makna “mendatangimu” adalah mereka (orang yang zalim terhadap diri sendiri itu) dalam keadaan bertaubat dan beriman kepada Rasul, “…dan memohon ampunan dari Allah” atas dosa-dosa yang mereka lakukan. Makna “..dan Rasul pun memintakan ampunan untuk mereka”, yakni, bahwa Rasul juga memohon kepada Allah untuk mengampuni mereka. “Mereka akan menemukan Allah”, berarti bahwa mereka akan mendapatkan ampunan dari Allah atas dosa-dosa mereka.[97]
Selain ayat di atas, ayat berikut ini menyebutkan dengan jelas syafaat yang akan diberikan oleh para rasul. Allah SWT berfirman,
وقالوا اتخذ الرحمن ولدا سبحانه بل عباد مكرمون , لا يسبقونه بالقول وهم بأمره يعملون , يعلم ما بين أيديهم وما خلفهم ولا يشفعون إلاّ لمن ارتضى وهم من خشيته مشفقون
Artinya: Mereka berkata, "Allah Yang Maha Pemurah itu memiliki anak." Mahasuci Dia. Tidak, sebenarnya (mereka) hanyalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka tidak pernah mendahului-Nya dalam perkataan dan selalu bertindak atas perintah-Nya. Dia Maha Mengetahui segala apa yang ada di depan dan di belakang mereka. Mereka tidak akan memberikan syafaat kecuali kepada orang yang telah Dia ridhai dan mereka takut kepada-Nya. [98]
Ayat di atas menunjukkan bahwa kaum kafir menyebut para rasul yang diutus oleh Allah SWT sebagai anak-anak Allah. Akan tetapi Al Quran dengan tegas membantah perkataan mereka dan menyebut para rasul itu sebagai hamba-hamba Allah yang dimuliakan dengan tugas kenabian dan mereka tidak akan memberikan syafaat yang merupakan hak yang mereka dapatkan dari Allah kecuali kepada mereka yang telah diridhai oleh-Nya.
Makna yang dikandung oleh ayat ini juga sesuai untuk para malaikat. Sebab dalam banyak ayat suci Al Quran disebutkan bahwa kaum kafir dan musyrik sering menyebut para malaikat sebagai putri-putri Allah. Maha- suci Allah dari segala yang mereka tuduhkan itu.

b. Para Malaikat

Ayat Al Quran yang menyebutkan bahwa para malaikat adalah para pemberi syafaat adalah firman Allah yang berbunyi,
و كم من ملك في السموات لا تغني شفاعتهم شيئا إلاّ من بعد أن يأذن الله لمن يشاء و يرضى ..
Artinya: …Dan berapa banyak malaikat di langit yang syafaat mereka tidak berguna sama sekali kecuali setelah mendapat izin dari Allah bagi mereka yang Dia kehendaki dan ridhai...[99]

c. Mukminin

Ayat di bawah ini menjelaskan bahwa orang-orang mukmin dan mereka yang terbunuh di jalan Allah adalah syafi’ yang kelak akan memberi syafaat. Allah SWT berfirman,
ولا يملك الذين يدعون من دونه الشفاعة إلاّ من شهد بالحق و هم يعلمون ...
Artinya: Dan para sesembahan selain Allah tidak dapat memberikan syafaat. (Yang dapat memberi syafaat hanyalah) mereka yang bersaksi atas kebenaran dan mereka yang mengetahui.[100]
Mereka yang bersaksi atas kebenaran adalah orang-orang mukmin yang saleh. Merekalah yang kelak akan dijadikan oleh Allah sebagai saksi atas semua umat bersama para nabi dan para washi (penerus misi para nabi).
Dalam ayat yang lain, Allah SWT menyebut kaum mukminin sebagai para saksi. Allah SWT berfirman,
والذين آمنوا بالله ورسله أولئك هم الصديقون والشهداء عند ربّهم ...  
Artinya: Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya, mereka adalah orang-orang yang benar dan para saksi di sisi Tuhan mereka....[101]
Banyak riwayat yang mendukung ayat ini dan menerangkannya lebih jauh lagi, di antaranya hadis yang diriwayatkan oleh Shaduq dari Rasul SAWW. Beliau SAWW bersabda,
ثلاثة يشفعون إلى الله عزّ وجل فيشفّعون : الأنبياء , ثم العلماء , ثم الشهداء
Artinya: Ada tiga kelompok yang syafaat mereka di hari kiamat akan diterima oleh Allah SWT, yaitu para nabi, para ulama, dan para syuhada’ (syuhada: mereka yang menjadi saksi, termasuk mereka yang terbunuh di jalan Allah. pent).[102]
Sebelum beranjak meninggalkan bagian ini, kami ingin mengajak pembaca untuk memperhatikan sebuah poin penting yang sering disebut di dalam ayat-ayat yang menyebutkan tentang pemberi atau penerima syafaat, yaitu ridha Allah. Al Quran telah menyebutkan bahwa mereka yang bisa memberi atau mendapat syafaat adalah orang-orang yang diridhai Allah. Dengan demikian, tanpa ridha ini, syafaat tidak akan berguna. Singkatnya, syafi’ haruslah orang yang diridhai oleh Allah sehingga ia bisa memberikan syafaat dan penerima syafaat haruslah orang yang diridhai Allah sehingga syafaat yang ia terima dari syafi’ bisa berguna untuk dirinya.
Ayat-ayat suci Al Quran Al-Karim yang menyebutkan tentang ridha Allah kepada sebagian hamba-Nya menunjukkan bahwa mereka adalah hamba yang memiliki sifat-sifat mulia. Di bawah ini, kami bawakan beberapa contoh ayat suci Al Quran yang dengan jelas menyebut ridha Allah kepada hamba-hamba-Nya yang saleh.
Allah SWT berfirman,
قال الله هذا يوم ينفع الصادقين صدقهم لهم جنّات تجري من تحتها الأنهار خالدين فيها أبدا رضي الله عنهم و رضوا عنه ذلك الفوز العظيم
Artinya: Allah berfirman, "Ini adalah suatu hari di mana kebenaran para shadiqin (orang-orang yang benar) bermanfaat bagi mereka. Mereka mendapatkan surga dan kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar" .[103]
Ayat ini menunjukkan bahwa kaum shadiqin --yaitu yang memiliki sifat jujur yang sebenarnya-- adalah kaum yang diridhai Allah SWT.
Ayat kedua adalah firman Allah SWT berikut ini.والسابقون الأولون من المهاجرين والأنصار والذين اتبعوهم بإحسان رضي الله عنهم ورضوا عنه وأعدّ لهم جنّات تجري من تحتها الأنهار خالدين فيها أبدا ذلك الفوز العظيم
Artinya: Mereka yang pertama kali (masuk Islam) dari kalangan kaum Muhajirin dan Anshar, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan sebaik-baiknya, akan diridhai  Allah  dan mereka pun ridha kepada Allah. Allah telah menyediakan bagi mereka surga dengan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya. Mereka kekal di surga selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.[104]
Ayat ketiga adalah,
لا تجد قوما يؤمنون بالله و اليوم الآخر يوادّون من حادّ الله ورسوله ولو كانوا آباءهم أو أبناءهم أو إخوانهم أو عشيرتهم أولئك كتب في قلوبهم الإيمان وأيّدهم بروح منه ويدخلهم جنّات تجري من تحتها الأنهار خالدين فيها رضي الله عنهم ورضوا عنه أولئك حزب الله  ألا إنّ حزب الله هم المفلحون
Artinya: Tidak akan engkau jumpai suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat mencintai orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu adalah bapak, anak, saudara ataupun keluarga mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan di dalam hati mereka dan membantu mereka dengan pertolongan yang datang dari pada-Nya. Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga dengan sungai yang mengalir di bawahnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah  kelompok Allah (hizbullah). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kelompok Allah adalah kelompok yang beruntung.[105]
Ayat di atas dengan jelas menyebutkan bahwa salah satu sifat mulia yang dimiliki oleh mukmin sejati adalah tidak berkasih-sayang dengan musuh Allah dan musuh Rasul-Nya, meskipun ia adalah ayah, anak atau saudara mereka sendiri. Sifat yang mulia ini termasuk sifat utama yang mesti dimiliki oleh seorang insan mukmin.
Ayat berikutnya adalah firman Allah SWT berikut ini.
إنّ الذين آمنوا و عملوا الصالحات أولئك  هم خير البرية , جزاؤهم عند ربهم جنّات عدن تجري من تحتها الأنهار خالدين فيها أبدا رضي الله عنهم ورضوا عنه ذلك لمن خشي ربّه
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh adalah makhluk terbaik. Balasan mereka di sisi Tuhan ialah surga ‘Adn dengan sungai yang mengalir di bawahnya. Mereka kekal di surga selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah balasan bagi mereka yang takut kepada Tuhannya. [106]
Semua ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa mereka yang kekal di dalam surga dengan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya adalah orang-orang yang diridhai oleh Allah SWT dan merekapun ridha kepada-Nya. Di sinilah letak keagungan ungkapan Ilahi dalam ayat-ayat tersebut. Lalu siapakah gerangan orang-orang yang ridha kepada Tuhan?
Mereka adalah orang-orang yang benar dan jujur kepada Allah dalam keimanan dan perbuatan mereka. Mereka adalah orang-orang yang melakukan amal kebajikan dan takut kepada Allah. Mereka adalah orang-orang yang pertama kali beriman dari kalangan kaum Muhajirin dan Anshar, dan yang mengikuti jejak mereka dengan sebaik-baiknya. Mereka adalah kaum mukminin yang tidak berkasih sayang dengan musuh-musuh Allah dan musuh-musuh Rasul-Nya.

Kedua: Orang yang Mendapat Syafaat

Pada pembahasan yang lalu, telah dijelaskan bahwa kaum kafir dan mereka yang ditetapkan Allah akan kekal di neraka tidak akan mendapatkan syafaat di hari kiamat nanti. Karena itu, pertanyaan selanjutnya yang muncul  adalah: siapakah orang-orang yang berhak untuk mendapatkan syafaat dan siapa pula yang tidak berhak memperolehnya?

a. Mukminin yang Berdosa

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, syafaat berarti pengampunan dosa dan penghapusan siksa. Di sini muncul pertanyaan, mungkinkah keimanan kepada Allah dan hari akhir berkumpul menjadi satu pada diri seorang mukmin dengan kemaksiatan dan pelanggaran?
Jawabnya adalah: tingkat keimanan kaum mukminin berbeda-beda karena sifat dan kepribadian mereka masing-masing. Al Quran Al-Karim telah menjelaskan hal ini dalam banyak kesempatan. Di antaranya firman Allah berikut ini.
 .. لا يستوي القاعدون من المؤمنين غير أولي الضرر و المجاهدون في سبيل الله بأموالهم و أنفسهم فضّل الله المجاهدين بأموالهم و أنفسهم على القاعدين درجة و كلاّ وعد الله الحسنى و فضّل الله المجاهدين على القاعدين أجرا عظيما
Artinya: Tidaklah sama antara mukmin yang tidak ikut berperang tanpa alasan yang tepat dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwa satu derajat di atas orang-orang yang tidak berjihad. Untuk mereka masing-masing Allah telah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang-orang yang tidak berjihad dengan pahala yang besar.[107]
Ada beberapa poin penting dalam ayat ini. Di antaranya adalah bahwa mereka yang tidak ikut serta dalam jihad dengan harta dan jiwa mereka tanpa alasan yang jelas -seperti cacat badan atau fakir- derajat mereka di sisi Allah tidak sama dengan derajat para mujahidin. Akan tetapi, Allah tetap menjanjikan surga kepada kedua kelompok ini. Bedanya, pahala yang akan didapatkan oleh mereka yang berjihad lebih besar yang oleh Allah disebut sebagai Ajrun ‘Adzim (pahala yang agung).
Orang mukmin terkadang bersalah hingga melakukan dosa, namun ia akan segera memohon ampun kepada Allah dan bertaubat. Ia juga memerlukan syafaat untuk hari kiamat nanti.
‘Ubaidah bin Zurarah berkata, “Aku bertanya kepada Abu Abdillah a.s. tentang ihwal orang mukmin, "Apakah ia memerlukan syafaat?" Beliau menjawab, “Ya.” Lantas seseorang berdiri dan bertanya, "Apakah seorang mukmin masih memerlukan syafaat Nabi Muhammad SAWW?" Beliau menjawab,
نعم , إنّ للمؤمنين خطايا وذنوبا وما من أحد إلاّ يحتاج إلى شفاعة محمد يومئذ
Artinya: Ya, seluruh kaum mukminin mempunyai banyak kesalahan dan memikul banyak dosa. Mereka semua akan memerlukan syafaat dari Nabi Muhammad SAWW di hari itu.[108]
Dengan penjelasan di atas, tidak ada lagi alasan untuk mengatakan bahwa orang bisa disebut mukmin jika seluruh perbuatannya sesuai dengan keimanannya. Sebab, dengan mengatakan hal itu berarti kita telah melupakan tabiat manusia. Allah Maha Mengetahui tentang keadaan hamba-Nya. Apa yang telah Allah firmankan dalam Al Quran tersebut merupakan penjelasan tentang hukum penciptaan manusia. Dengan demikian, dapat kita katakan bahwa perbedaan tingkatan yang ada di antara umat manusia ini adalah sebuah kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri.
Lebih dari itu, hadis dari Imam Ja’far Shadiq  a.s. di atas juga menegaskan akan adanya dosa yang dipikul oleh orang-orang mukmin sehingga mereka memerlukan syafaat Rasulullah SAWW di hari kiamat.
Kami ajak pembaca yang budiman untuk menyimak ayat di bawah ini.
وسارعوا إلى مغفرة من ربكم وجنة عرضها السموات والأرض أعدّت للمتقـين , الذين ينفقون في السّرّآء والضّرّآء و الكاظمين الغيظ و العافين عن الناس و الله يحب المحسنين , و الذين إذا فعلوا فاحشة أو ظلموا أنفسهم ذكروا الله فاستغفروا لذنوبهم ومن يغفر الذنوب إلاّ الله ولم يصرّوا على ما فعلوا وهم يعلمون , أولئك جزآؤهم مغفرة من ربهم وجنات تجري من تحتها الأنهار خالدين فيها ونعم أجر العاملين
Artinya: Dan bergegaslah kalian kepada ampunan dari Tuhan dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Yaitu, mereka yang menafkahkan hartanya, baik di saat lapang maupun di saat membutuhkan, orang-orang yang menahan amarahnya, dan orang-orang yang memaafkan kesalahan orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Allah juga menyukai) mereka yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, segera ingat kepada Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosa yang mereka perbuat. Siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan keji itu, sedang mereka mengetahui. Balasan yang akan mereka terima adalah ampunan dari Tuhan mereka dan surga dengan sungai yang mengalir di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal. [109]
Poin penting dalam ayat ini yang bisa kita paparkan di sini adalah bahwa Allah SWT telah menyediakan surga dengan sungai yang mengalir di bawahnya bagi kaum mukminin yang ber-istighfar dan meminta ampunan kepada-Nya setelah mereka melakukan perbuatan yang keji atau menzalimi diri sendiri dan mereka tidak terus-menerus melakukan kesalahan tersebut. Mereka akan kekal di dalam surga. Dalam hal ini, terlihat jelas bahwa salah satu sifat orang mukmin sejati adalah tidak terus-menerus berada dalam lumpur maksiat, melainkan ber-istighfar dan bertaubat. Allah SWT tidak mungkin akan menjanjikan surga bagi seseorang kecuali jika ia adalah orang yang beriman dan diridhai oleh-Nya.
Jika seorang mukmin melakukan perbuatan maksiat dan terus-menerus melakukannya, apakah ia masih bisa dikatakan sebagai seorang mukmin sejati yang seluruh perbuatan, tindakan, dan perilakunya didasari oleh imannya dan bukan sekedar klaim keimanan semata?
Terus-menerus dalam melakukan perbuatan maksiat dapat mengeluarkan seseorang dari sifat keimanan yang sebenarnya. Sebab, “Terus-menerus berada dalam lumpur dosa berarti menggampangkan perintah Allah SWT dan meremehkan kedudukan-Nya sebagai Tuhan, baik dosa tersebut tergolong sebagai dosa kecil ataupun besar...”[110] Demikian sabda Imam Shadiq a.s. dalam menjawab pertanyaan Abdullah bin Sinan. Beliau juga menegaskan bahwa terus-menerus dalam melakukan perbuatan maksiat dapat mengeluarkan seseorang dari iman.
Pertanyaan kami, adakah orang berakal yang mau mengatakan bahwa orang yang meremehkan perintah Allah SWT sama persis dengan orang mengerjakan semua perintah dan meninggalkan semua larangan-Nya?
Setelah mengajak pembaca untuk merenungkan ayat-ayat suci Al Quran di atas, kami ajak Anda untuk menyimak hadis-hadis suci yang diriwayatkan dari Nabi SAWW dan Ahlu Baitnya a.s. di bawah ini.
Abu Abdillah Imam Ja’far Shadiq a.s. dalam surat yang beliau kirimkan kepada sekelompok sahabatnya menulis,
وإياكم أن تشره أنفسكم إلى شيء حرّم الله عليكم , فإن من انتهك ما حرّم الله عليه ههنا في الدنيا , حال الله بينه وبين الجنة ونعيمها ولذتها وكرامتها القائمة الدائمة لأهل الجنة أبد الآبدين ..و إياكم والإصرار على شيء مما حرّم الله في القرآن .. 
Artinya: Hati-hatilah, jangan sampai kalian terdorong untuk melakukan sesuatu yang telah diharamkan oleh Allah SWT. Sebab, jika seseorang melakukan apa yang Dia haramkan di dunia ini, niscaya Allah SWT akan menghalanginya untuk masuk ke dalam surga dan kenikmatan, serta kehormatan abadi yang telah disediakan bagi penghuni surga. Hati-hatilah kalian, jangan sampai terus-menerus melakukan apa yang telah Allah haramkan di dalam kitab suci Al Quran…[111]
Rasulullah SAWW dalam wasiatnya kepada sahabat beliau yang setia, Abu Dzar Al-Ghiffari RA, bersabda,
يا أبا ذرّ إن المؤمن ليرى ذنبه كأنه تحت صخرة يخاف أن تقع عليه , و الكافر يرى ذنبه كأنه ذباب مرّ على أنفه 
Artinya: Wahai Abu Dzar, orang mukmin melihat dosa bagai sebongkah batu besar yang berada tepat di atas kepalanya, sehingga ia takut batu itu akan menimpanya. Namun, orang kafir menganggap dosa bagai seekor lalat yang hinggap di batang hidungnya.[112]
Ali bin Ibrahim meriwayatkan dari ayahnya, dari Ibn Abi Umair, dari Manshur bin Yunus, dari Abu Bashir, dia berkata, “Aku pernah mendengar Abu Abdillah Imam Ja’far Shadiq a.s. berkata,
لا و الله لا يقبل الله شيئا من طاعته على الإصرار على شيء من معاصيه
Artinya: Aku bersumpah demi Allah bahwa Allah SWT tidak akan menerima amal perbuatan seseorang yang terus-menerus melakukan maksiat. [113]
Kesimpulan yang bisa kita ambil dari uraian di atas adalah bahwa dengan melakukan dosa terus-menerus, seseorang bisa keluar dari kriteria iman yang sejati. Selain itu, seorang mukmin terkadang berbuat dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar. Tetapi, ia akan segera ber-istighfar dan bertaubat kepada Allah SWT. Hadis-hadis di atas juga menjelaskan bahwa syafaat diperuntukkan bagi orang-orang yang berdosa.
Husain bin Khalid berkata, “Aku bertanya kepada Imam Ridha a.s., "Wahai putra Rasulullah, lalu apa arti dari firman Allah SWT ولا يشفعون إلاّ لمن ارتضى “Mereka tidak memberikan syafaat kecuali kepada orang yang telah diridhai.” [114] Beliau menjawab,
لا يشفعون إلاّ لمن ارتضى الله دينه
Artinya: Mereka tidak memberikan syafaat kecuali kepada orang yang Allah telah meridhai agamanya.[115]
Al-Barqi meriwayatkan dari Ali bin Hasan Al-Ruqy, dari Abdullah bin Jibillah, dari Hasan bin Abdillah, dari ayah dan kakeknya, Imam Hasan bin Ali a.s., bahwa beliau dalam sebuah hadis yang cukup panjang berkata,
إن النبي صلى الله عليه و آله و سلم قال في جواب نفر من اليهود سألوه عن مسائل : وأما شفاعتي ففي أصحاب الكبائر ما خلا أهل الشرك والظلم
Artinya: Dalam menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh sekelompok orang Yahudi, Nabi SAWW bersabda, “Mengenai syafaatku, kelak di hari kiamat aku akan memberikannya kepada mereka yang berlumuran dosa kecuali orang-orang musyrik dan zalim”.[116]
Kedua hadis di atas menjelaskan bahwa Allah SWT tidak meridhai mereka yang mati dalam keadaan kafir atau zalim. Oleh karena itu, mereka tidak berhak untuk mendapatkan syafaat.

 

b. Mukminin yang Berada di Neraka

Pada pembahasan yang lalu, telah kami jelaskan bahwa syafaat akan didapatkan oleh kaum mukminin yang berdosa di hari kiamat nanti sehingga dengan itu mereka bisa masuk ke dalam surga. Namun, di sini perlu juga kami jelaskan bahwa ada sekelompok orang beriman yang terpaksa harus masuk ke dalam neraka. Kelompok kedua ini juga akan memperoleh syafaat untuk dapat keluar dari azab Ilahi. Banyak hadis Nabi SAWW dan Ahlul Bait a.s. yang menyebutkan tentang adanya sekelompok orang mukmin yang akan keluar dari neraka dengan syafaat Rasulullah SAWW dan orang-orang saleh.
Rasulullah SAWW bersabda,
يشفع الأنبياء في كل من يشهد أن لا إله إلاّ الله مخلصا , فيخرجونهم منها ..  
Artinya: Para nabi kelak akan memberikan syafaat mereka kepada siapa saja yang bersaksi dengan sungguh-sungguh bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan mengeluarkan mereka dari neraka...[117]
Beliau SAWW juga bersabda,
إن الله يخرج قوما من النار بالشفاعة
Artinya: (Di hari kiamat) Allah akan mengeluarkan sekelompok manusia dari neraka berkat syafaat.[118]
Hadis beliau SAWW yang lain menyatakan,
ليخرجن قوم من أمتي من النار بشفاعتي يسمون الجهنميين ..
Artinya: Kelak akan ada sekelompok umatku yang keluar dari neraka berkat syafaatku. Mereka disebut dengan jahannamiyyun.[119]
Rasulullah SAWW dalam riwayat lain bersabda,
أمّا أهل النار الذين هم أهلها فلا يموتون فيها فلا يحيون ولكن ناس أصابتهم نار بذنوبهم أو بخطاياهم فأماتتهم إماتة حتى إذا كانوا فحما أذن في الشفاعة فيخرجون ضبائر ضبائر
Artinya: Penghuni neraka adalah mereka yang tinggal dan kekal di dalamnya. Di dalam neraka, mereka tidak hidup dan tidak pula mati. Akan tetapi, ada sebagian orang yang masuk neraka karena kesalahan dan dosa mereka. Mereka akan dimatikan di dalamnya. Setelah menjadi arang, Allah mengizinkan mereka untuk mendapat syafaat sehingga mereka keluar dari neraka kelompok demi kelompok.[120]
Imam Ali Ridha a.s. berkata,
مذنبوا أهل التوحيد لا يخلدون في النار ويخرجون منها والشفاعة جائزة لهم ...
Artinya: Kaum muslimin yang berdosa tidak akan tinggal selamanya di dalam neraka. Mereka pasti akan keluar dari sana, sebab mereka berhak untuk mendapatkan syafaat...[121]
Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAWW bersabda,
... فإذا فرغ الله عزّ وجل من القضاء بين خلقه و أخرج من النار من يريد أن يخرج , أمر الله ملائكته والرسل أن تشفع فيعرفون بعلاماتـهم : إنّ النار تأكل كلّ شيء من ابن آدم إلاّ موضع السجود ..
Artinya: Setelah pengadilan akbar Tuhan di hari kiamat selesai dan Allah telah mengeluarkan sebagian orang dari neraka, Dia akan memerintahkan para malaikat dan rasul-Nya untuk memberi syafaat kepada orang-orang yang beriman melalui tanda yang mereka miliki. Sebab api neraka akan melahap habis tubuh anak Adam kecuali tempat sujudnya…[122]
Diriwayatkan juga bahwa beliau bersabda,
إذا ميّز أهل الجنة و أهل النار , فدخل أهل الجنة الجنة , و أهل النار النار قامت الرسل و شفعوا ...
Artinya: Setelah penghuni surga dipisahkan dari penghuni neraka, mereka akan masuk ke tempat yang telah ditentukan untuk mereka masing-masing. Saat itulah para nabi dan rasul memberikan syafaat mereka…[123]
Hadis Nabi SAWW berikutnya,
يقول الرجل من أهل الجنة يوم القيامة أي ربي عبدك فلان سقاني شربة من ماء في الدنيا فشفعني فيه , فيقول : إذهب فأخرجه من النار فيذهب فيتجسس في النار حتى يخرجه منها ...
Artinya: Pada hari kiamat nanti, akan ada seseorang dari penghuni surga yang berkata kepada Allah, “Wahai Tuhanku, si fulan dahulu di dunia pernah memberiku seteguk air. Berilah aku kesempatan untuk memberinya syafaat.” Tuhan menjawab, “Carilah dan keluarkanlah ia dari neraka!” Ia pun pergi mencari kawannya itu di neraka lalu mengeluarkannya dari sana.[124]
Allamah Thabathaba’i berkata, “Kesimpulannya adalah bahwa syafaat merupakan fenomena yang pasti akan terjadi di babak akhir dari drama kiamat. Ketika itu ampunan Allah SWT yang Mahaluas menjadi penghalang bagi seseorang untuk masuk ke dalam neraka atau ampunan itu akan mengangkat dan menyelamatkan mereka yang telah memasukinya…” [125]
Semua riwayat di atas menjelaskan bahwa syafaat akan diberikan setelah penghitungan amal umat manusia selesai dan berguna untuk menyelamatkan orang mukmin dari siksa api neraka atau mengeluarkannya dari sana.

Ketiga: Mereka yang Tidak Mendapat Syafaat

Sampai di sini, kita telah mengetahui bahwa syafaat adalah anugerah yang hanya akan diterima oleh kaum mukminin dan syafaat tidak berguna bagi mereka yang mati dalam keadaan kafir. Al-Quran Al-Karim dalam banyak ayatnya telah menjelaskan ancaman Tuhan terhadap beberapa kelompok umat manusia bahwa mereka akan kekal di dalam neraka dan tidak akan mendapat syafaat.
Ancaman bahwa mereka akan kekal di neraka bisa kita temukan dalam tiga puluh delapan ayat yang tersebar di delapan belas surat Al Quran.
Sayangnya, kajian singkat ini tidak mengizinkan kami untuk membahas ayat-ayat tersebut satu-persatu. Namun, dengan menelaahnya secara cermat dan teliti kita akan mendapatkan keuntungan dalam menguatkan klaim kita di atas bahwa kaum mukminin tidak termasuk mereka yang diancam oleh Allah untuk dimasukkan ke dalam neraka selama-lamanya.
Ketidakkekalan tersebut memberikan indikasi bahwa orang mukmin yang mungkin masuk ke neraka, nantinya pasti akan dikeluarkan dari sana, dan ini berarti jalan kita untuk mengimani konsep syafaat lebih terbuka lagi.
Di bawah ini, kami nukilkan ayat-ayat tersebut yang kami kelompokkan menurut kategori yang kami buat sendiri.

a. Orang-Orang Kafir

- والذين كفروا و كذّبوا بآياتنا أولئك أصحاب النار هم فيها خالدون
Artinya: Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. [126]
- إنّ الذين كفروا وماتوا وهم كفّار أولئك عليهم لعنة الله والملائكة والناس أجمعين , خالدين فيها لا يخفّف عنهم العذاب ولا هم ينظرون .
Artinya: Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka yng mati dalam keadaan kafir akan mendapat laknat Allah, para malaikat, dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalam laknat tersebut. Mereka tidak akan mendapatkan keringanan siksa dan mereka tidak akan dilihat dengan pandangan rahmat. [127]
- .. والذين كفروا أولياؤهم الطاغوت يخرجونهم من النور إلى الظلمات أولئك أصحاب النار هم فيها خالدون
Artinya: Dan orang-orang kafir, pelindung mereka adalah thaghut yang mengeluarkan mereka dari cahaya menuju kepada kegelapan. Mereka itulah penghuni neraka, yang kekal di dalamnya selama-lamanya.[128]
- إنّ الذين كفروا لن تغني عنهم أموالهم ولا أولادهم من الله شيئا و أولئك أصحاب النار هم فيها خالدون
Artinya: Sesungguhnya bagi orang-orang kafir, baik harta  maupun anak-anak mereka tidak akan dapat menolak azab Allah dari mereka sedikit pun. Mereka adalah penghuni neraka dan mereka kekal di dalamnya. [129]
- إنّ الذين كفروا و ظلموا لم يكن الله ليغفر لهم ولا ليهديهم طريقا , إلاّ طريق جهنم خالدين فيها أبدا و كان ذلك على الله يسيرا .
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman tidak akan diampuni dosanya oleh Allah dan Allah tidak akan menunjukkan jalan kepada mereka.[130]
- و إن تعجب فعجب قولهم أءذا كنّا ترابا أءنّا لفي خلق جديد أولئك الذين كفروا بربهم و أولئك الأغلال في أعناقهم و أولئك أصحاب النار هم فيها خالدون
Artinya: Dan jika ada sesuatu yang kamu herankan maka yang patut kamu herankan adalah ucapan mereka, “Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan dikembalikan menjadi makhluk yang baru?” Orang-orang itulah yang kafir kepada Tuhannya dan orang-orang itulah yang kelak akan dibelenggu lehernya. Mereka adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.[131]
- إن الله لعن الكافرين وأعدّ لهم سعيرا , خالدين فيها أبدا لا يجدون وليّا ولا نصيرا .
Artinya: Sesungguhnya Allah melaknat orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka). Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka tidak memperoleh seorang pelindung pun dan tidak (pula) seorang penolong.[132]
- و سيق الذين كفروا إلى جهنم زمرا حتى إذا جآؤها فتحت أبوابها وقال لهم خزنتها ألم يأتكم رسل منكم يتلون عليكم آيات ربكم و ينذرونكم لقاء يومكم هذا قالوا بلى ولكن حقّت كلمة العذاب على الكافرين , قيل ادخلوا أبواب جهنم خالدين فيها فبئس مثوى المتكبرين .
Artinya: Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berkelompok-kelompok. Apabila mereka sampai ke neraka itu, dibukakanlah pintu-pintunya dan berkata kepada mereka penjaga-penjaganya, “Apakah rasul-rasul dari golongan kalian sendiri belum pernah datang dan membacakan ayat-ayat Tuhan kepada kalian serta memperingatkan kalian akan pertemuan hari ini?” Mereka menjawab,“Benar (telah datang).” Tetapi telah pasti berlaku ketetapan kepada orang-orang yang kafir. Dikatakan kepada mereka, “Masuklah ke pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kalian kekal di dalamnya.” Maka, neraka Jahannam itulah tempat terburuk bagi orang-orang yang menyombongkan diri.[133]  
- كمثل الشيطان إذ قال للإنسان اكفر فلما كفر قال إني بريء منك إني أخاف الله رب العالمين , فكان عاقبتهما أنهما في النار خالدين فيها وذلك جزاء الظالمين
Artinya: Bujukan orang-orang munafik itu adalah seperti bujukan setan ketika dia berkata kepada manusia, “Kafirlah kamu.” Maka, tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan Semesta Alam." Maka, nasib keduanya adalah bahwa mereka akan masuk ke dalam neraka dan mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan bagi orang-orang yang berbuat zalim.[134]
- والذين كفروا وكذّبوا بآياتنا أولئك أصحاب النار هم فيها خالدين فيها وبئس المصير
Artinya: Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya dan itulah tempat kembali yang terburuk.[135]
- إن الذين كفروا من أهل الكتاب والمشركين في نار جهنّم خالدين فيها أولئك هم شرّ البريّة
Artinya:  Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik, (akan masuk) ke neraka Jahannam. Mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah  makhluk yang terburuk.[136]
- وعد الله المنافقين والمنافقات والكفّار نار جهنّم خالدين فيها هي حسبهم ولعنهم الله ولهم عذاب مقيم
Artinya:  Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan serta orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka. Allah melaknat mereka dan bagi mereka azab kekal. [137]
- لعن الذين كفروا من بني إسرائيل على لسان داود و عيسى ابن مريم ذلك بما عصوا وكانوا يعتدون , كانوا لا يتناهون عن منكر فعلوه لبئس ما كانوا يفعلون , ترى كثيرا منهم يتولّون الذين كفروا لبئس ما قدّمت لهم أنفسهم أن سخط الله عليهم وفي العذاب هم خالدون .
Artinya: Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dikutuk melalui lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu dikarenakan mereka telah membangkang dan melampui batas. Mereka tidak saling melarang dari perbuatan keji yang mereka perbuat. Sungguh buruk sekali perbuatan mereka itu. Kalian menyaksikan kebanyakan dari mereka  tolong-menolong dengan orang-orang kafir dan musyrik. Sungguh amat buruklah apa yang mereka perbuat untuk diri mereka sendiri dengan membuat Allah murka atas mereka. Kelak mereka akan berada di neraka dan kekal di dalamnya.[138]

b. Orang-Orang yang Murtad

- ... ومن يرتدد منكم عن دينه فيمت وهو كافر فأولئك حبطت أعمالهم في الدنيا والآخرة وألئك أصحاب النار هم فيها خالدون
Artinya: …Jika seseorang di antara kalian keluar dari agamanya lalu ia mati dalam kekafiran maka sia-sialah amal perbuatan mereka di dunia dan di akhirat. Merekalah penghuni neraka dan kekal di dalamnya.[139]
- كيف يهدي الله قوما كفروا بعد إيمانهم وشهدوا أن الرسول حقّ وجاءهم البيّنات والله لا يهدي القوم الظالمين , أولئك جزاؤهم أنّ عليهم لعنة الله والملائكة والناس أجمعين , خالدين فيها لا يخفّف عنهم العذاب ولا هم ينظرون
Artinya: Bagaimana Allah akan memberi hidayah kepada orang-orang yang kafir setelah sebelumnya mereka beriman serta telah mengakui kebenaran risalah Muhammad dan telah datang kepada mereka keterangan tentang kebenaran. Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. Balasan yang akan mereka terima adalah bahwa mereka mendapat kutukan Allah, kutukan para malaikat, serta kutukan manusia seluruhnya. Mereka kekal dalam kutukan tersebut. Mereka tidak akan mendapatkan keringanan siksaan dan tidak pula mereka diberi tangguh (kesempatan).[140]

c. Orang-Orang Musyrik

- ما كان للمشركين أن يعمروا مساجد الله شاهدين على أنفسهم بالكفر أولئك حبطت أعمالهم و في النار هم فيها خالدون
Artinya: Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu meramaikan masjid-masjid, padahal mereka mengakui bahwa mereka adalah kafir. Mereka adalah orang-orang yang amal perbuatannya sia-sia dan mereka kekal di dalam api neraka.[141]
- إنكم وما تعبدون من دون الله حصب جهنّم أنتم لها واردون , لو كان هؤلاء ألهة ما وردوها وكلّ فيها خالدون
Artinya: Sesungguhnya kalian dan sesembahan kalian selain Allah, adalah umpan Jahannam. Kalian pasti masuk ke dalamnya. Andaikata berhala-berhala itu Tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. Mereka semua kekal di dalamnya.[142]
- والذين لا يدعون مع الله  إلها آخر ولا يقتلون النفس التي حرّم الله إلاّ بالحق ولا يزنون ومن يفعل ذلك يلق أثاما , يضاعف له العذاب يوم القيامة ويخلد فيه مهانا
Artinya: Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan selain Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (untuk membunuhnya) kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina; jika seseorang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapatkan (pembalasan) dosa(nya), (yakni) azab untuknya akan dilipatgandakan pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina.[143]
- إن الذين كفروا من أهل الكتاب و المشركين في نار جهنّم خالدين فيها أولئك هم شرّ البريّة
Artinya: Sesungguhnya orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah  makhluk terburuk.[144]
- ويوم يحشرهم جميعا يا معشر الجنّ قد استكثرتم من الإنس وقال أولياؤهم من الإنس ربّنا استمتع بعضنا ببعض و بلغنا أجلنا الذي أجّلت لنا قال النار مثواكم خالدين فيها إلاّ ما شاء الله إن ربّك حكيم عليم
Artinya: Dan ingatlah hari di waktu Allah menghimpun mereka semuanya, (dan Allah berfirman), “Wahai bangsa jin, sesungguhnya kalian telah banyak menyesatkan manusia.” Lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari umat manusia, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebagian dari kami telah mendapat kesenangan dari sebagian yang lain dan kami telah sampai pada waktu yang Engkau tentukan bagi kami.” Allah berfirman, “Neraka adalah tempat tinggal kalian untuk selama-lamanya sampai Allah menghendaki (hal yang lain).” Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui.[145]



d. Pemakan Riba

الذين يأكلون الربا لا يقومون إلاّ كما يقوم الذي يتخبطه الشيطان من المسّ ذلك بأنّهم قالوا إنّما البيع مثل الربا و أحلّ الله البيع وحرّم الربا فمن جاءه موعظة من ربّه فانتهى فله ما سلف و أمره إلى الله ومن عاد فأولئك أصحاب النار هم فيها خالدون
Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata,, "Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba." Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan), sedang urusannya kembali (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.[146]

e. Para Penentang Allah dan Rasul-Nya

- ومن يعص الله ورسوله و يتعدّ حدوده يدخله نارا خالدا فيها و له عذاب مهين
Artinya: Dan jika seseorang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya serta melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam api neraka dan ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.[147]
- ألم يعلموا أنه من يحادد الله ورسوله فانّ له نار جهنم خالدا فيها ذلك الخزي العظيم
Artinya: Tidakkah mereka (orang-orang munafik itu) mengetahui bahwasanya jika seseorang menentang Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya neraka Jahannamlah baginya, dia kekal di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar.[148]
- ... ومن يعص الله ورسوله فإن له نار جهنم خالدين فيها أبدا
Artinya: …Dan jika seseorang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.[149]

f. Orang-orang Congkak dan Pendusta Kebenaran

- والذين كذّبوا بآياتنا واستكبروا عنها أولئك أصحاب النار هم فيها خالدون
Artinya: Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.[150]
- ... وقد آتيناك من لدنّا ذكرا  , من أعرض عنه فإنه يحمل يوم القيامة وزرا , خالدين فيها وساء لهم يوم القيامة حملا
Artinya: …dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al-Qur’an). Jika seseorang berpaling dari (kitab suci) Al-Qur’an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat dan mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat. [151]
- الذين كذّبوا بالكتاب وبما أرسلنا به رسلنا فسوف يعلمون , إذ الأغلال في أعناقهم والسلاسل يسحبون , في الحميم ثمّ في النار يسجرون , ثمّ قيل لهم أين ما كنتم تشركون , من دون الله قالوا ضلّوا عنّا بل لم نكن ندعوا من قبل شيئا كذلك يضلّ الله الكافرين , ذلكم بما كنتم تفرحون في الأرض بغير الحق وبما كنتم تمرحون , ادخلوا أبواب جهنم خالدين فيها فبئس مثوى المتكبرين .
Artinya: (Yaitu) orang-orang yang mendustakan Al-Kitab (Al-Qur’an) dan wahyu yang dibawa oleh rasul-rasul Kami yang telah Kami utus. Kelak mereka akan mengetahui, ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, dan mereka diseret ke dalam air yang sangat panas, kemudian dibakar dalam api. Lalu dikatakan kepada mereka, “Di manakah berhala-berhala (yang kalian sembah) yang telah kalian jadikan sebagai sekutu Allah?” Mereka menjawab, “Mereka telah hilang lenyap dari kami bahkan kami dahulu tiada pernah menyembah sesuatu.” Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang kafir. Yang demikian itu disebabkan karena kalian bersuka ria di muka bumi dengan tidak benar dan karena kalian selalu bersuka ria (dalam kemaksiatan). Dikatakan kepada mereka, “Masuklah kalian ke pintu-pintu neraka Jahannam, (dan tinggallah) di dalamnya untuk selama-lamanya. Itulah tempat bagi orang-orang yang    sombong.“ [152]
- .. فذوقوا بما نسيتم لقاء يومكم هذا إنّا نسيناكم و ذوقوا عذاب الخلد بما كنتم تعملون
Artinya: Maka rasakanlah (siksaan ini) sebagai balasan atas kelalaian kalian akan pertemuan dengan hari ini (Hari Kiamat). Sesungguhnya Kami telah melupakan kalian (pula) dan rasakanlah siksa yang kekal, sebagai balasan atas apa yang telah kalian lakukan.[153]
- ذلك جزاء أعداء الله النار لهم فيها دار الخلد جزاء بما كانوا بآياتنا يجحدون
Artinya: Demikianlah balasan (terhadap) musuh-musuh Allah, (yaitu) neraka; mereka mendapat tempat tinggal yang kekal di dalamnya sebagai pembalasan atas keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Kami.[154]

g. Munafikin

- وعد الله المنافقين والمنافقات والكفّار نار جهنّم خالدين فيها هي حسبهم ولعنهم الله ولهم عذاب مقيم
Artinya: Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka. Allah melaknat mereka dan bagi mereka azab kekal.[155]
- ألم تر إلى الذين تولّوا قوما غضب الله عليهم ما هم منكم ولا منهم ويحلفون على الكذب وهم يعملون , أعدّ الله لهم عذابا شديدا إنهم ساء ما كانوا يعملون , اتخدوا أيمانهم جنّة فصدّوا عن سبيل الله فلهم عذاب مهين , لن تغني عنهم أموالهم ولا أولادهم من الله شيئا أولئك أصحاب النار هم فيها خالدون
Artinya: Tidakkah kamu melihat orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman padahal orang-orang tersebut bukan dari golongan kalian dan bukan (pula) dari golongan mereka. Mereka bersumpah untuk mendukung kebohongan, sedang mereka mengetahui. Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Mereka menjadikan sumpah sebagai perisai, lalu mereka halangi (manusia) dari jalan Allah. Karena itulah mereka kelak akan mendapat azab yang menghinakan. Harta benda dan anak-anak mereka tiada berguna sedikit pun (untuk menolong) mereka dari azab Allah. Mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.[156]

h. Pembunuh Orang Mukmin

و من يقتل مؤمنا متعمدا فجزاؤه جهنم خالدا فيها و غضب الله عليه و لعنه وأعدّ له عذابا عظيما
Artinya: Dan jika seseorang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya adalah neraka Jahannam. Ia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, mengutuknya, serta menyediakan baginya azab yang besar.[157]

i. Orang-Orang yang Zalim

- ثم قيل للذين ظلموا ذوقوا عذاب الخلد هل تجزون إلاّ بما كنتم تكسبون
Artinya: Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang zalim (musyrik) itu, "Rasakanlah olehmu siksaan yang kekal. Kamu tidak diberi balasan melainkan dengan apa yang telah kamu kerjakan." [158]
- الذين تتوفّاهم الملئكة ظالمي أنفسهم فألقوا السلم ما كنّا نعمل من سوء بلى ان الله عليم بما كنتم تعملون , فادخلوا أبواب جهنم خالدين فيها فلبئس مثوى المتكبرين
Artinya: Orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri sendiri, mereka menyerah diri (sambil berkata), “Kami tidak pernah mengerjakan satu kejahatan pun.” (Malaikat menjawab), "Ya, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kalian kerjakan. Maka laluilah pintu-pintu neraka Jahannam. Kalian kekal di dalamnya." Betapa buruknya tempat bagi mereka yang menyombongkan diri itu.[159]

j. Para Pendosa

إن المجرمين في عذاب جهنم خالدون
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam neraka Jahannam.[160]

k. Mereka yang Berbuat Kejahatan 

والذين كسبوا السيئات جزاء سيئة بمثلها وترهقهم ذلّة ما لهم من الله من عاصم كأنما أغشيت وجوههم قطعا من الليل مظلما أولئك أصحاب النار هم فيها خالدون
Artinya: Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (akan mendapat) balasan yang setimpal dan mereka dipenuhi oleh rasa kehinaan. Mereka tidak memiliki  pelindung apa pun dari (azab) Allah. Seakan-akan muka mereka ditutupi oleh kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.[161]

l. Mereka yang Timbangan Amalnya Ringan

ومن خفّت موازينه فأولئك الذين خسروا أنفسهم في جهنم خالدون
Artinya: Dan barang siapa yang timbangan amalnya ringan, mereka itulah orang-orang yang merugi. Mereka kekal di dalam neraka Jahannam.[162]
Dari uraian dan pembagian di atas, dapat kita simpulkan bahwa mereka yang kekal di dalam neraka tidak termasuk golongan kaum mukminin. Hal ini disebabkan karena orang yang beriman telah lebih dahulu bertaubat dan memperbaiki diri serta memohon ampun kepada Allah atas semua dosa sebelum malaikat maut datang mencabut nyawa mereka. Kesimpulan ini mendukung teori yang kita yakini bahwa kaum mukminin kelak akan mendapatkan syafaat di hari kiamat baik untuk menyelamatkan diri dari siksa atau mengeluarkan mereka dari neraka.
Singkatnya, ada dua cara untuk membuktikan kebenaran konsep syafaat, yaitu sebagai berikut.
Pertama, dengan mengkaji ayat-ayat Al-Quran yang menyebut permasalahan ini.
Kedua, dengan membawakan bukti-bukti yang akurat bahwa orang mukmin yang berdosa tidak akan kekal berada di dalam neraka. Mereka pasti akan keluar dari sana suatu saat. Dan untuk keluar dari neraka mereka membutuhkan sarana yang tidak lain adalah syafaat. Syafaat kelak akan diberikan oleh mereka yang telah diridhai oleh Allah, seperti para nabi, rasul, washi malaikat, hamba-hamba Allah yang saleh, dan amal kebajikan.
Kesimpulan akhir dari telaah kita ini adalah bahwa syafaat ada dan akan didapatkan oleh kaum mukminin yang Allah SWT telah meridhai keimanannya. Syarat ini adalah syarat terpenting bagi terwujudnya syafaat. Kelak di hari kiamat, Rasulullah SAWW, para imam dari keluarga suci beliau a.s., orang-orang saleh, amal kebajikan, Al-Quran, dan malaikat akan memberikan syafaat kepada siapa saja yang berhak mendapatkannya. Perlu pula diingat bahwa syafaat tidak akan terwujud kecuali setelah seluruh syaratnya terpenuhi. Semoga Allah SWT memasukkan kita ke dalam golongan mereka yang berhak mendapatkan syafaat dari Rasulullah Muhammad SAWW dan keluarganya yang suci a.s. Amin.
و آخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين































Back Index  
[1] QS. Al-An’am : 70.
[2] QS. Al-Baqarah : 254.
[3] Sayyid Muhammad Husain Thabathaba’i, Al-Mizan fi Tafsir Al-Quran 2 hal. 323.
[4] QS. Al-A’raf : 53.
[5] QS. Maryam : 87.
[6] QS. Thaha : 109.
[7] QS. Al-Zukhruf : 86.
[8] QS. Al-Baqarah : 254.
[9] QS. Al-A’raf : 53

[10] Al-Syu’ara’ : 94-101.
[11] QS. Al-Muddatstsir : 46–48.
[12] QS. Al-An’am : 70.
[13] QS. Ghafir : 18.
[14] QS. Yunus : 18.
[15] QS. Al-Rum : 13.
[16] QS. Al-An’am : 94
[17] QS. Al-Zumar : 43.
[18] QS. Yasin : 23.
[19] Sahih Bukhari 1 hal. 86–113.
[20] Sunan An-Nasa`i 2 hal. 26.
[21] Man Laa Yahdhuruhu Al-Faqih 3 hal. 376.
[22] Sunan Al-Nasa’i 5 hal. 78.
[23] Sahih Muslim 1 hal. 130.
[24] Sahih Muslim 1 hal. 130–132, Sahih Bukhari 7 hal. 145 dan 8 hal. 193, Musnad Ahmad 2 hal. 313 dan 396.
[25] Musnad Ahmad 1 hal. 295–296.
[26] Musnad Ahmad 1 hal. 301.
[27] Musnad Ahmad 2 hal. 168.
[28] Musnad Ahmad 2 hal. 444.
[29] Musnad Ahmad 2 hal. 428.
[30] Sunan Al-Turmudzi 4 hal. 114, dan Sunan Ibnu Majah 2 hal. 1443.
[31] Musnad Ahmad 2 hal. 426.
[32] Amali Al-Shaduq hal. 291.
[33] Shahifah Sajjadiyyah, doa nomer 43.
[34] Kulaini, Al-Kafi 4 hal. 58.
[35] Shahifah Sajjadiyyah 2 hal. 282, cetakan dengan catatan kaki.
[36] Kulaini, Al-Kafi 2 hal. 248.
[37] Kulaini, Al-Kafi 2 hal. 258.
[38] Nahjul Balaghah khotbah nomer 176.
[39] Sunan Al-Turmudzi 4 hal. 621 kitab Sifah Al-Qiyamah bab 9.
[40] Ibnu Taimiyyah, Matn Al-‘Aqidah Al-Washithiyyah hal. 58 –59, diterbitkan oleh Maktabah Al-Sawadi, Saudi Arabia.
[41] Halabi, Al-Sirah Al-Nabawiyyah 3 hal. 474.
[42] Syeikh Mufid, Awail Al-Maqalat fi Al-Madzahib wa Al-Mukhtarat hal. 29, dengan tahqiq Mahdi Muhaqqiq.
[43] Syeikh Thusi, Tafsir Al-Tibyan hal. 213 – 214.
[44] Syeikh Tabarsi, Tafsir Majma’ Al-Bayan hal. 103.
[45] Syeikh Majlisi, Bihar Al-Anwar 8 hal. 29 – 63.
[46] QS. Al-Baqarah : 48.
[47] QS. Al-Anbiya` : 28.
[48] Abu Mansur Al-Samarqandi, Ta’wilat Ahlu Al-Sunnah hal. 148.
[49] Abu Hafsh Al-Nasafi, Al-Aqaid Al-Nasafiyyah hal. 148.
[50] Imam Nashiruddin Ahmad bin Muhmmad Al-Iskandari Al-Maliki,  Al-Intishaf fima Tadhammanahu Al-Kasysyaf min Al-I’tizal, dicetak di pinggir kitab Al-Kasysyaf jilid 1 hal. 214.
[51] Dinukil dari syarh Sahih Muslim karya Syeikh Nawawi 3 hal. 35.
[52] QS. Az-Zumar : 19.
[53] Hasyim Maruf Al-Hasani, Al-Syi’ah bain Al-Asya’irah wa Al-Mu’tazilah hal. 212 – 213, dinukil dari kitab Al-fushul Al-Mukhtarah hal. 50.
[54] QS. Az-Zumar : 43.
[55] QS. Al-Baqarah : 257.
[56] QS. Al-Baqarah : 161 –161.
[57] QS. Al-Baqarah : 217.
[58] QS. Al-Nisa` : 17.
[59] QS. Al-Maidah : 39.
[60] QS. Al-Ma`idah : 118.
[61] Musnad Ahmad 5 hal. 149.
[62] Musnad Ahmad 2 hal. 307 dan 518.
[63] Amali Al-Shaduq hal. 177.
[64] Sunan Ibn Majah 2 hal. 1441/ 3411, Musnad Ahmad 6 hal. 23, 24, dan 28.
[65] Shaduq, Al-Khishal hal. 355.
[66] Allamah Thabathaba’i, Tafsir Al-Mizan 1 hal. 164.
[67] QS. Ar-Ra’d : 39.
[68] Al-Mizan 1 hal. 165.
[69] QS. An-Nisa’: 48.
[70] QS. Ali Imram: 135.
[71] Ushulul Kafi 2 hal. 285/ 23 kitab Al-Iman wa Al-Kufr bab Al-Kabair.
[72] QS. Al-Baqarah: 254.
[73] QS. Al-Baqarah: 255.
[74] QS. Al-Anbiya’: 28.
[75] QS. Al-Muddatstsir: 48.
[76] QS. Al-Muddatstsir : 38–48.
[77] QS. Al-Anbiya’ : 28.
[78] Amali Al-Shaduq hal. 5.
[79] Artinya: Orang yang memberikan syafaat yang baik, niscaya ia akan memperoleh bagian (pahala) dari padanya. Dan orang  yang memberi syafaat yang buruk, niscaya ia akan memikul bagian (dosa) dari padanya. ( QS. Al-Nisa’:85 )
[80] Sayyid Muhsin Al-‘Amili, Kasyf Al-Irtiyab hal. 196.
[81] Syeikh Hurr Al-‘Amili, Wasil Al-Syi’ah ila Tahshil Masa’il Al-Syari’ah 11 hal. 537/ kitab Al-Amr bi Al-Ma’ruf wa Al-Nahy ‘an Al-Munkar, Abwab Fi’l Al-Ma’ruf.
[82] Ibn Taimiyyah, Ziarah Al-Qubur wa Al-Istinjad bi Al-Maqbur hal. 156. Ayat dari QS. Al-Zumar: 3.
[83] QS. Ali Imran : 169.
[84] QS. Al-Baqarah : 154.
[85] Thabathaba’i, Al-Mizan fi Tafsir Al-Quran 1 hal. 347 – 348.
[86] Al-Kafi 3 hal. 230/1 bab Inna Al-Mayyita Yazuru Ahlahu.
[87] QS. Ali Imran : 170–171.
[88] Al-Sirah Al-Nabawiyyah 1 hal. 639, Al-Sirah Al-Halabiyyah 2 hal. 179 – 180. Kitab terakhir ini juga menceritakan bahwa setelah Nabi Muhammad SAWW bersabda demikian kepada korban-korban perang tersebut, sebagian dari sahabat beliau berkata, “Ya Rasulullah, mengapa Anda berbicara dengan mereka padahal mereka sudah mati?” Beliau menjawab, “Pendengaran kalian tidak lebih peka dari pendengaran mereka, hanya saja mereka tidak bisa menjawab kata-kataku.” Kisah ini direkam oleh banyak ahli hadis dan pakar sejarah Islam baik dari kalangan Ahlus-Sunnah maupun Syi’ah. Kisah ini dapat juga Anda temukan dalam kitab Shahih Al-Bukhari 5 hal. 76–77, 86- 87 dalam kisah perang Badr. Juga kitab Shahih Muslim 8 hal. 163 kitab Al-Junnah bab Maq’ad Al-Mayyit, Sunan Al-Nasa’i 4 hal. 89-90 bab Arwah Al-Mukminin, dan Bihar Al-Anwar 19 hal. 346.
[89] Sahih Al-Bukahri 9 hal. 160.
[90] Sunan Ibnu Majah 2hal. 1443/ 4313. Rujuk pula kitab Al-Khishal karya Syeikh Shaduq hal. 142. Dalam kitab ini hadis tersebut berbunyi demikian, “Di hari kiamat nanti ada kelompok yang akan memberikan syafaat atas izin Allah, para nabi, para ulama dan syuhada`”.
[91] Sunan Al-Turmudzi 4 hal. 245.
[92] Ibn Abi Al-Hadid, Syarh Nahjul Balaghah 2 hal. 92.
[93] Sayyid Yahya bin Husain, Taisir Al-Mathalib fi Amali Al-Imam Ali ibn Abi Thalib hal. 442–443.
[94] Ibn Syahr-asyub, Al-Manaqib 2 hal. 14
[95] As-Shahifah As-Sajjadiyyah 2 hal. 198.
[96] QS. Al-Nisa : 64.
[97] Tabarsi, Majma’ Al-Bayan 1 hal. 78.
[98] QS. Al-Anbiya’ : 26–28.
[99] QS. Al-Najm: 26.

[100] QS. Al-Zukhruf : 86.
[101] QS. Al-Hadid : 19.
[102] Al-Khishal hal. 142.
[103] QS. Al-Ma`idah : 119.
[104] QS. Al-Taubah : 100.
[105] QS. Al-Mujadalah : 22.
[106] QS. Al-Bayyinah : 7 – 8.
[107] QS. Al-Nisa’ : 95.
[108] Al-Majlisi, Bihar Al-Anwar 8 hal. 48.
[109] QS. Ali Imran : 133 –136.
[110] Thabathba’i, Al-Mizan fi Tafsir Al-Quran 4 hal. 21.
[111] Hurr Al-‘Amili, Wasail Al-Syi’ah 6 hal. 201.
[112] Dailami, A’lam Al-Diin fi Shifat Al-Mukminin hal. 191 – dengan telaah yang dilakukan oleh lembaga penelitian Muassasah Aal Al-Bait a.s. li Ihya’ Al-Turats.
[113] Kulaini, Al-Kafi 2 hal. 288/ 3 kitab Al-Iman wa Al-Kufr bab Al-Ishhrar ‘ala Al-Dzanb.
[114] QS. Al-Anbiya’ : 28.
[115] Al-Majlisi, Bihar Al-Anwar 8 hal. 34.
[116] Al-Majlisi, Bihar Al-Anwar 8 hal. 39.
[117] Musnad Ahmad 3 hal. 12.
[118] Shahih Muslim 1 hal. 122.
[119] Sunan Ibn Majah 2 hal. 1443.
[120] Musnad Ahmad 3 hal. 79.
[121] ‘Uyun Akhbar Al-Ridha 2 hal. 125.
[122] Sunan Al-Nasa’i 2 hal. 18 bab Maudhi’ Al-Sujud.
[123] Musnad Ahmad 3 hal. 325.
[124] Tabarsi, Majma’ Al-Bayan fi tafsir Al-Quran 10 hal. 392.
[125] Thabathaba’i, Al-Mizan fi Tafsir Al-Quran 1 hal. 174.
[126] QS. Al-Baqarah : 39.
[127] QS. Al-Baqarah : 161–161.
[128] QS. Al-Baqarah : 257.
[129] QS. Ali Imran : 116.
[130] QS. Ar-Nisa’ : 168.
[131] QS. Ar-Ra’d : 5.
[132] QS. Al-Ahzab : 64-65.
[133] QS. Al-Zumar : 71–72.
[134] QS. Al-Hasyr : 16-17.
[135] QS. At-Taghabun : 10.
[136] QS. Al-Bayyinah : 6.
[137] QS. At-Taubah: 68.
[138] QS. Al-Maidah : 78–80.
[139] QS. Al-Baqarah : 217.
[140] QS. Ali Imram : 86–88.
[141] QS. At-Taubah : 17.
[142] QS. Al-Anbiya’ : 98–99.
[143] QS. Al-Furqan : 68–69.
[144] QS. Al-Bayyinah : 6.
[145] QS. Al-An’am : 128.
[146] QS. Al-Baqarah : 71–72.
[147] QS. Al-Nisa’ : 14.
[148] QS. At-Taubah : 63.
[149] QS. Al-Jinn : 23.
[150] QS. Al-A’raf : 36.
[151] QS. Thaha : 99–101.
[152] QS. Ghafir : 70–76.
[153]QS. Al-Sajdah : 14.
[154] QS. Fushshilat : 28.
[155] QS. At-Taubah : 68.
[156] QS. Al-Mujadalah : 14–17.
[157] QS. An-Nisa’ : 93.
[158] QS. Yunus : 52.
[159] QS. Al-Nahl : 28–29.
[160] QS. Al-Zukhruf : 74.
[161] QS. Yunus : 27.
[162] QS. Al-Mukminun : 103.












































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar