Penyakit yang banyak menghinggap di sansevieria ini bervariasi, seperti tengu merah dan kutu. Namun bagi Anda yang ‘cinta mati’ dengan sansevieria, tak perlu resah. Sebab, cara untuk mengatasi masalah ini tak serumit yang dibayangkan, yaitu hanya menyemprotkan insektisida dengan frekuensi waktu sekali dalam satu minggu.
Treatment ini dilakukan sebagai pencegahan pada penyakit yang sering menyerang tanaman. Selain berpengaruh pada kesehatan tanaman secara keseluruhan, juga akan berdampak pada tampilan. Tentunya itu akan mengurangi nilai, baik secara estetika ataupun ekonomi.
Bukan hanya penyakit yang terkadang membuat resah. Perlakuan pada tanaman yang tak tepat pun bisa jadi pemicu kesehatan tanaman, seperti terjadinya busuk daun. Itu bisa terjadi, karena proses penyiraman yang berlebihan. Mengingat, tanaman yang tergolong famili agaveceae ini merupakan jenis penyuka media kering, sehingga frekuensi penyiramannya tak harus dilakukan secara berlebihan.
Serangan busuk daun ini disebabkan oleh bakteri Erwinia Carotovora yang menyerang daun atau akar tanaman, terutama menginfeksi melalui luka yang menganga. Daun atau akar yang terserang terlihat berwarna kecoklat-coklatan dan terasa lunak bila dipegang, berlendir, serta berbau tak enak, dan lama-kelamaan akan berubah seperti bubur.
Satu-satunya penyakit yang menyerang Sansevieria adalah jamur. Satu-satunya jalan jika tanaman sudah terkena jamur, dengan memotong daunnya sampai akar. Lalu, lihat bonggolnya. Kalau berwarna putih berarti masih sehat. Jika ada bintik-bintiknya berarti sudah jelek. Jika telat memotong maka dalam hitungan jam akan menyebar ke tanaman lain dan mati.
Penyakit yang menyerang sansevieria umumnya merupakan gangguan yang diakibatkan oleh adanya patogen atau jasad renik yang tak terlihat oleh mata biasa. Cara mengatasi serangan patogen ini adalah dengan memangkas bagian yang terkena serangan dan mengolesinya dengan Na-hipoklorit (Clorox), serta membakar bagian yang terkena serangan.
Otomatis, tampilan tanaman ditentukan dari perlakuan tanaman yang akan berpengaruh pada proses pertumbuhan. Namun itu tak jadi soal, jika ada sebagian tanaman Anda terlanjur terserang hama penyakit. Sebab, pencegahannya tak serumit yang dibayangkan dan kondisi tanaman pasca terserang hama penyakit akan segera pulih seperti sediakala.
Meskipun sansevieria termasuk tanaman yang bandel pencegahan tetap perlu dilakukan, terutama untuk mencegah serangan kutu putih dan penyakit busuk daun yang terkadang menyerang sansevieria terutama yang berjenis Sansevieria trifasciata . Semprot tanaman dengan fungisida dan insektisida 2 minggu sekali Contoh merk yang ada di pasaran
• Fungisida : antacol, mauzete, dientine, score
• Insektisida : lannete, coracoon, matador, decis
• Dosis 1 gram , atau 1cc per liter air, atau sesuai petungjuk di kemasan
• Semprotkan secara merata ke daun dan batang, lakukan pagi atau sore hari
Pada dasarnya tidak terlalu banyak hama dan penyakit yang menyerang sansevieria. Namun demikian beberapa hama dan patogen penyebab penyakit sering mengganggu pertumbuhan tanaman ini. Hama pada sansevieria umumnya dari jenis serangga yang merusak tanaman. Sedangkan penyakit yang menyerang adalah jamur dan bakteri.
Penyakit yang cukup berbahaya untuk sansevieria, terutama yang berjenis sansevieria trifasciata adalah bakteri erwina carotovora. Serangan ini biasa disebut daun yang menyerang daun, bonggol atau akar tanaman, terutama menginfeksi melalui luka yang menganga, gejala serangan bermula dari daun berlendir dan berwarna kecoklatan. Lama kelamaan daun tersebut akan hancur seperti bubur dan mengeluarkan aroma tidak sedap karena adanya kerusakan jaringan. Penyakit ini muncul terutama karena lingkungan yang terlalu lembab, menyerang melalui luka terbuka. perlu diwaspadai di saat musim hujan, atu saat menisahkan anakan dari indukannya. Penyakit ini dikendalikan dengan bakterisida, misalnya agrimicyn atau dengan memangkas bagian yang terkena serangan dan mengolesinya dengan Na-hipoklorit (Clorox), serta membakar bagian yang terkena serangan
Hama
Siput Siput yang telanjang atau yang berumah akan menyerang bagian daun, bahkan akar tanaman. Gejalanya mudah dikenali, karena tampak adanya bekas gigitan pada daun dan kotoran yang berserakan di sekitar tanaman. Siput aktif menyerang sansevieria pada malam hari. Pada umumnya, pemberantasan hama ini bisa dilakukan secara manual, yakni dengan cara mengambil dan membuang siput yang umumnya berada di bagian bawah daun. Akan tetapi, bila serangannya cukup hebat, dapat digunakan melusida Metaphar atau Moluskil dengan dosis sesuai anjuran. Selain siput, hama jenis thrips juga sering menyebabkan kerusakan yang parah. Hama jenis ini menghisap cairan tanaman, sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Di Indoensia, thrips yang menyerang biasanya dari jenis Herciotrips Feronalis. Hama ini biasanya akan menyerang pada musim kemarau. Thrips dapat diberantas dengan Kelthane, Tracer, atau Supracide dengan dosis sesuai anjuran.
Penyakit
Penyakit yang menyerang sansevieria umumnya merupakan gangguan yang diakibatkan oleh adanya patogen atau jasad renik yang tidak terlihat oleh mata biasa. Busuk lunak (becterial stem rot) Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Erwinia Carotovora yang menyerang daun atau akar tanaman, terutama menginfeksi melalui luka yang menganga. Daun atau akar yang terserang tampak berwarna kecoklat-coklatan dan terasa lunak bila dipegang, berlendir, serta berbau tidak enak, dan lama kelamaan akan berubah seperti bubur. Penyakit ini muncul apabila kondisi tanaman lembab akibat hujan yang terus menerus dan kurang cahaya. Patogen ini cepat menyebar melalui perantara air, serangga, tangan, alat pertanian, ataupun pakaian pekerja.
Cara mengatasi serangan patogen ini adalah dengan memangkas bagian yang terkena serangan dan mengolesinya dengan Na-hipoklorit (Clorox), serta membakar bagian yang terkena serangan. Sementara, untuk mencegah serangan bagian lainnya digunakan bakterisida Agrept sesuai dosis anjuran. Busuk akar Busuk akar disebabkan oleh jamur Aspergillus niger. Jamur ini muncul apabila kondisi media tumbuh terlalu basah. Apabila jamur ini telah menyerang, satu-satunya cara agar serangan tidak meluas adalah sebagai berikut :
1. Angkat tanaman dan potong akar yang busuk. Akan terlihat kumpulan spora jamur yang berwarna coklat kehitam-hitaman.
2. Cuci perakaran sampai bersih dan rendam sebentar dalam larutan fungisida (misalnya : Aliette dengan dosis sesuai anjuran dan labelnya).
3. Tanaman dalam media baru.
4. Bakar media yang lama, karena telah tercemar spora jamur. Bercak daun Gejala serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur Fusarium Moniliforme ini khas sekali, yaitu munculnya warna ungu kemerah-merahan pada daun yang terserang. Selanjutnya, bercak kemerah-merahan akan melebar dan membentuk luka. Pemupukan nitrogen yang terlalu tinggi akan memacu serangan fusarium ini. Untuk mencegah meluasnya serangan, lakukan langkahlangkah berikut Mula-mula, keluarkan tanaman dari pot dan buang bagian yang sakit, Selanjutnya, tanam dalam media baru dan semprot dengan fungisida (misalnya : Benlate, Dithane, atau Antracol dengan dosis sesuai label).
Cara pengendalian Hama & Penyakit Sansevieria
Pengendalian mekanis
Pengendalian secara mekanis dilakukan apabila serangan hama masih dalam jumlah terbatas. Misalnya, siput dapat diambil dengan tangan dan dibunuh. Demikian juga dengan kutu yang terdapat pada bagian daun dapat didorong dengan kuku dan dibunuh. Semut-semut yang tidak terlalu banyak pun dapat diambil secara manual dengan tangan.
Sanitasi
Menjaga kebersihan lingkungan merupakan salah satu cara untuk menangkal serangan hama dan penyakit. Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman merupakan tempat persembunyian yang disukai hama dan patogen penyebab penyakit. Dengan membersihkan kebun secara rutin, hama tidak mempunyai kesempatan untuk bersembunyi. Selain itu, kebun yang bersih akan sedap dipandang dan merupakan lingkungan kerja yang baik.
Kultur teknis
Pemeliharaan tanaman yang baik dapat meningkatkan kesehatan tanaman. Penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta penggantian media tumbuh dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Secara tidak langsung, kultur teknis yang baik dapat memantau keberadaan hama dan penyakit secara dini.
Pengendalian Kimiawi
Apabila serangan hama dan penyakit telah berada di ambang batas atau mencapai 10%, pengendalian secara kimiawi merupakan pilihan. Akan tetapi, pemakaian bahan kimia secara berlebihan akan membawa dampak negatif bagi lingkungan. Untuk itulah penggunaanya harus terkontrol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar