Ada artikel mengenai tanaman untuk obat.
Tanaman setinggi dua meter itu, menurut pemiliknya bernama Jerpaya. Gabungan dari nama antara jeruk dan pepaya. Bila melihat pohon dan daunnya, semua orang akan sepakat menyebutnya sebagai jeruk. Maklum, tanaman yang didapat dari pemberian teman H. Parman ini, batang dan daunnya, memang persis jeruk pada umumnya.
Namun kalau melihat buahnya, jelas terlihat bukan jeruk. Bentuk buah lebih mirip pepaya. Bedanya dengan umumnya pepaya, buah spesies baru kulit luarnya tidak halus seperti pepaya. Struktur kulitnya berpori-pori, seperti jeruk.
Bila kulit luar dikupas, dagingnya terlihat putih padat kayak pepaya (Kates). Tapi ketika dibelah dalamnya berisi buah jeruk yang sudah dikupas.
Buah Jerpaya, menurut H. Parman, tidak memiliki biji seperti pepaya pada umumnya. Buah Jerpaya, baru bisa dipanen setelah berumur tujuh bulan. Kulit yang awalnya hijau tua, berubah menjadi kekuningan, saat hendak dipanen. “Kalau sudah masak, warnanya seperti pepaya. Dalamnya, baik bentuk dan rasanya, persis jeruk,” ungkap Parman, Sabtu (15/9/2012) pukul 15. 00 wib.
Parman (52) mendapat tanaman jerpaya dari Robert, salah satu kenalannya yang tinggal di Pasuruan. Robert, datang ke rumah Parman, setelah bertahun-tahun tidak pernah bertemu dengannya. Sahabat yang pernah tinggal lama di Malay sia itu, bercerita kalau dirinya punya tanaman yang unik dan berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit.
Tak lama Robert datang lagi ke rumah Parman dengan membawa tiga bibit jerpaya setinggi 30 cm. Ketiganya ditanam di pekarangannya, namu hanya satu yang tumbuh dan kini bisa dipanen depan rumah pensiunan Sat Pol PP ini. Saat ini pohon jerpaya ini berusia tiga tahun. “Buahnya paling banyak lima buah. Ini sudah buah dua kali,” terangnya.
Hanya saja sang pemilik jerpaya itu tidak membelah buah jerpayanya, Mengingat dua biji buah jerpaya yang menggelantung itu masih berumur tiga bulan. Rencananya, pria yang kini memiliki usaha susu sapi segar ini akan memperbanyak tanamun jerpayanya. Namun usahanya masih terkendala, Sebab setelah ia mencoba pembibitan dengan cara menanam bijinya, belum pernah berhasil.
Suparman berkeinginan mengembangkan tanaman jenis baru ini dengan alasan, tanaman tersebut dapat menyembuhkan kangker rahim, seperti yang dialami Hj. Sumarmi, istrinya. Setelah meminum racikan daun jerpaya, Hj. Sumarmi yang menurut dokter yang menanganinya, kankernya, parah dapat sembuh seratus persen. “Ya, dokter Surabaya yang nangani istri saya sampek heran,” pungkas Parman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar