Sabtu, 25 Agustus 2012

SEKILAS : SPERMATOZOA




SERBA-SERBI SPERMA
Nova
Ternyata, banyak kebiasaan pria yang membuat kondisi spermanya tidak sehat. Apa sajakah itu? Nah, dari pada pusing, yuk, ketahui lebih dalam mengenai seluk beluk sperma yang benar.
Seperti banyak diketahui, hubungan seksual memiliki dua fungsi, yakni fungsi seksual dan fungsi kesuburan. Nah, kualitas sperma berhubungan erat dengan fungsi kesuburan.
Sperma dihasilkan oleh buah zakar (testis). "Ketika seorang pria mengalami ejakulasi, maka ia akan mengeluarkan satu ejakulat (satu porsi) cairan yang disebut semen. Dalam satu ejakulat, selain sperma, juga terdapat cairan (semen)," papar androlog Dr. Nugroho Setiawan, MS, Sp.And.
Sperma yang dihasilkan oleh testis akan terdorong keluar begitu ada rangsangan. Dalam perjalanannya, sperma diberi cairan (semen) yang dihasilkan oleh kelenjar prostat dan kantung mani (vesika seminalis). Jadi, dalam satu ejakulat, ada tiga kelenjar yang bekerja, yaitu kelenjar testis (tubuli seminiferi), kelenjar prostat, dan vesika seminalis. Ini yang menerangkan kenapa pada pria bisa dilakukan vasektomi, tetapi tetap bisa mengeluarkan cairan.
"Pada vasektomi yang terjadi adalah, saluran spermatozoa (duktus deferen) diikat sehingga sperma tidak bisa keluar, tapi semennya tetap keluar karena yang memproduksi kelenjar yang berbeda. Toh, banyak orang awam yang divasektomi merasa tidak mengeluarkan cairan. Padahal, cairan atau semen tetap keluar, tapi spermanya tidak," lanjut dokter dari Klinik Grasia ini menjelaskan.

JUMLAH, GERAK, BENTUK
Kualitas sperma ditentukan oleh banyak faktor. Yang paling penting adalah volume (jumlah).
"Normalnya, sekali keluar sebanyak 2 sampai 6 mililiter (ml). Jadi, dalam satu ejakulat, terkandung minimal 20 juta ekor spermatozoa per mililiter-nya. Kalau minimal 2 ml per ejakulat, berarti dibutuhkan minimal 40 juta ekor sperma agar terjadi pembuahan," kata Nugroho menjelaskan.
Selain jumlah, yang tak kalah penting adalah gerak sperma. Gerak sperma ada empat macam, yaitu gerak lurus cepat, gerak lurus lambat, gerak di tempat, dan tidak bergerak. "Yang ada gunanya untuk pembuahan adalah yang bergerak maju (gerak lurus cepat dan gerak lurus lambat). Jumlah sperma yang bergerak maju yang dibutuhkan untuk pembuahan minimal 50 persen dari keseluruhan sperma yang keluar," ujar Nugroho.
Sperma juga harus memiliki bentuk normal, minimal 30 persen. "Jika bentuk sperma tidak normal, ia tidak bisa masuk ke rahim wanita untuk melakukan pembuahan. Sperma yang bisa masuk ke dalam rahim wanita adalah yang bentuknya normal dan memiliki gerak bagus," lanjut Nugroho.
Sisanya, yang bentuknya tidak normal dan tidak punya gerak bagus, akan keluar lagi bersama semen. "Biasanya, usai senggama, keluar cairan dari vagina. Nah, yang keluar ini adalah sperma yang bentuknya tidak normal dan geraknya tidak bagus, serta semen. Semen memang ’dilarang’ masuk ke rahim wanita. Ia hanya menghantarkan, lalu keluar lagi setelah sperma masuk rahim," kata dokter yang juga praktik di RSI Bintaro ini.

SUHU LEBIH PANAS
Jika terjadi kelainan pada sperma, entah karena jumlah, bentuk, maupun geraknya, haruslah dicari sebabnya lebih dulu.
"Kenapa, kok, jelek, jumlahnya kurang, atau bentuknya tidak normal, harus dicari dulu," jelas Nugroho. "Setelah penyebabnya ketemu, kalau diobati, pasti hasilnya akan lebih bagus."
Jumlah sperma yang normal disebut normozoospermia, jumlah kurang oligozoospermia. Sementara sperma yang geraknya normal disebut normozoospermia, gerak kurang disebut asthenozoospermia, dan bentuk kurang disebut teratozoospermia. "Kalau jumlah, gerak, dan bentuknya kurang, pasiennya disebut  oligoasthenoteratozoospermia," jelas Nugroho.
Gangguan kesuburan pria yang berhubungan dengan sperma dapat disebabkan oleh banyak faktor. Yang pertama adalah gangguan pada pabrik sperma, yakni buah pelir atau testis. "Testis akan memproduksi sperma-sperma yang baik bila temperaturnya lebih rendah daripada suhu tubuh, kira-kira 36,7 derajat Celcsius. Makanya, testis diberi kantung yang menggelantung. Kalau kedinginan, kantung akan tertarik ke atas, kalau kepanasan tertarik ke bawah."
Gangguan pada pabrik sperma juga bisa disebabkan oleh banyak faktor, misalnya karena kebiasaan. "Misalnya pakai celana dobel, sehingga buah pelir jadi panas. Atau memakai celana yang sangat ketat, sehingga kantung buah pelir malah lekat ke tubuh, sehingga temperatur naik. Kalau temperatur pada testis lebih panas, maka kualitas sperma yang diproduksi pun akan menurun. Sama seperti kita bekerja dalam ruang kerja yang panas karena AC mati, pasti kualitas kerja akan menurun," terang Nugroho.
Selain kebiasaan, bisa juga karena pekerjaan. Misalnya tukang masak, supir bus umum yang mesin busnya terbuka di samping tempat duduk supir, dan sebagainya. "Suhu buah pelir jadi lebih panas, akibatnya kualitas spermanya turun."
Gangguan pada pabrik sperma bisa juga disebabkan penyakit yang menyertai maupun penyakit bawaan. Penyakit yang paling banyak menyertai orang dengan gangguan sperma adalah pelebaran pembuluh darah balik di sekitar testis (plexus spermatikus) yang disebut varicocel Atau kantung pelir terlalu tebal akibat peradangan kulit. "Sehingga suhu yang harusnya lebih dingin karena ada ventilasi, jadi lebih panas. Itu sebabnya kantung pelir bentuknya berlekuk-lekuk. Tujuan lekuk itu untuk membuang panas, seperti radiator mobil."
Selain gangguan pada pabriknya, kualitas sperma juga bisa menurun karena adanya gangguan pada hormon. Kalau hormonnya tidak sempurna, pasti akan terjadi gangguan. "Bisa juga karena ada gangguan pada saluran sperma. Kalau salurannya tersumbat atau terinfeksi, sperma, kan, nggak bisa keluar, sama seperti pria yang divasektomi. Atau tersumbat sebagian, sehingga keluarnya tidak banyak. Seperti jalan tol, kalau ada mobil atau truk yang mogok, pasti jalannya jadi terganggu juga," kata Nugroho.
Yang juga bisa menjadi penyebab adalah gangguan pada semen (cairannya). Misalnya, akibat peradangan pada kelenjar prostat. "Gangguan lainnya misalnya gangguan deposit sperma, seperti disfungsi ereksi atau ejakulasi dini yang berat, serta gangguan psikologis yang nantinya bisa berpengaruh pada hormonalnya," kata Nugroho. 

SALAH INTERPRETASI
Selain penyebab di atas, yang juga harus dijaga adalah gaya hidup.
"Agar sperma berkualitas, gaya hidup harus bagus," kata Nugroho menyarankan. Gaya hidup yang sehat antara lain istirahat cukup dalam sehari, lebih kurang 7 jam. Juga, olahraga secara teratur, seminggu 3 kali dengan spasi satu hari.
Yang tak kalah penting adalah makan berimbang. "Tidak makan berlebihan. Ada mitos yang mengatakan, kalau pingin subur, banyak-banyak makan kepiting atau kerang. Ini salah, karena kalau kebanyakan, justru tidak subur karena terjadi gangguan kesehatan. Misalnya kolesterol berlebihan atau gula darah jadi bermasalah." Gaya hidup lain yang harus dihindari misalnya merokok atau konsumsi alkohol. "Kalau gaya hidupnya terjaga baik, umumnya nggak ada masalah, kecuali kalau ada penyakit yang menyertainya."
Selain gaya hidup sehat, yang juga harus dipahami dan diperhatikan adalah pentingnya menjaga suhu testis. "Suhu dalam testis harus dijaga supaya tidak lebih panas/dingin dari yang seharusnya," kata Nugroho. "Pria sebaiknya juga tidak menginterpretasikan kualitas spermanya sendiri." Misalnya menganggap spermanya encer atau kental. "Sperma encer sebetulnya tidak ada. Yang ada adalah kelainan yang berhubungan dengan jumlah, gerak, dan bentuk seperti disebut di atas," lanjut Nugroho.
Pria menginterpretasikan spermanya sendiri, lanjut Nugroho, biasanya karena merasa bersalah. Misalnya, sering melakukan masturbasi. "Mitos bahwa masturbasi bikin sperma turun, bikin loyo, bikin lutut keropos, memang masih sangat kuat. Padahal, itu salah. Masturbasi sama sekali tidak mengganggu kesuburan maupun kesehatan. Sperma juga tidak akan habis hanya karena masturbasi. Sperma itu, kan, dibikin terus-menerus," kata Nugroho.
Untuk melihat kualitas sperma, yang paling tepat adalah melakukan tes di laboratorium klinik kesuburan. "Tidak boleh di laboratorium sembarangan, karena hasilnya akan sangat berbeda," kata Nugroho.

MITOS TAOGE
Mitos mengatakan, jika menginginkan produksi sperma banyak dan bagus, banyak-banyaklah makan taoge.
"Taoge atau kecambah memang mengandung vitamin E. Dan menurut teori, kesuburan manusia maupun hewan akan menurun kalau kekurangan vitamin E," kata Nugroho.
Cuma, lanjutnya, "Kita, kan, tidak tahu apakah diri kita kekurangan vitamin E atau tidak. Yang jelas, taoge satu tampah besar, seandainya diekstrasi, mungkin cuma jadi satu kapsul vitamin E 400 IU. Jadi, bisa saja di-trial dengan makan taoge atau vitamin E. Tapi, karena tidak mengerti, orang bisa menyiksa diri dengan setiap hari mengonsumsi bertampah-tampah taoge. Kan, enggak ada gunanya."
Ini hampir mirip dengan mitos tentang daging kambing yang disebut-sebut bisa meningkatkan kejantanan pria. "Sebetulnya, daging kambing, daging ayam, atau daging sapi hampir sama kandungannya. Yang berbeda adalah bumbu rempah-rempah yang dipakai untuk memasak." Misalnya sate kambing. "Bumbunya pasti kaya rempah-rempah. Ada merica, ada cabe, yang memang memiliki zat yang bisa meningkatkan gairah."

Enam Tips Tingkatkan Sperma
Tidak diragukan, memiliki sperma dalam jumlah banyak menghasilkan orgasme lebih lama, termasuk meningkatkan hasrat seks.
Sperma yang banyak juga merupakan tanda sistem reproduksi yang sehat. Jika Anda ingin menyirami pasangan dengan cinta atau ingin jadi calon ayah, inilah beberapa tips untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu dan jumlah sperma:
1. Berhenti merokok
Jika Anda seorang perokok saat ini, berhentilah. Selain menyebabkan napas tak sedap, merokok juga dapat memengaruhi jumlah sperma. Peneitian menunjukkan, perokok memiliki jumlah sperma lebih sedikit dibanding pria yang tidak merokok.
2. Hindari celana ketat dan air panas
Usahakan testis berada pada suhu sejuk dibanding bagian tubuh lain. Memakai celana dalam atau celana panjang ketat akan mengakibatkan suhu di sekitar testis jadi panas. Usahakan tidak mengenakan celana dalam waktu tidur untuk menjaga suhu di bagian tubuh itu tetap sejuk.
3. Asup makanan yang tepat
Diyakini atau tidak, pola makan memengaruhi produksi sperma. Coba asup makanan rendah lemak dan berprotein tinggi. Pilih sayuran dan jenis padi-padian yang baik bagi kesehatan.
4. Kurangi hubungan intim dan masturbasi
Banyak pria mengeluhkan spermanya sedikit dan encer. Semakin banyak ejakuasi, semakin berkurang kepadatan sperma. Bila Anda melakukan hubungan intim setiap hari, atau lebih buruk lagi masturbasi, akan berpengaruh pada jumlah dan kepadatan sperma.
5. Kurangi alkohol
Alkohol dapat mempengaruhi fungsi lever yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan tingkat estrogen. Jumlah estrogen yang tinggi dalam tubuh akan memengaruhi produksi sperma. Hentikan minum alkohol bila Anda tidak ingin kehilangan produksi sperma.
6. Coba suplemen alami
Obat-obatan buatan pabrikan mungkin bisa menghalangi produksi sperma. Sebaliknya, suplemen alami/herbal diyakini dapat meningkatkan produksi sperma. Asam amino L-carnitine, yang ditemukan dalam daging merah dan susu, dan L-arginine, yang terdapat dalam kacang-kacangan, telur, daging, dan wijen, berkhasiat meningkatkan mutu sperma. @

Pepaya Sehatkan Sperma
Oleh: Tuti Soenardi, Ahli Gizi Kuliner
Selain kaya akan vitamin C, pepaya juga mengandung serat makanan. Daging buahnya sangat lunak dan kandungan asamnya rendah, sehingga baik pula dikonsumsi oleh anak-anak. Pepaya dipercaya dapat memerangi cacing usus, mencegah berbagai jenis kanker, dan meningkatkan kualitas sperma.
Tumbuhan pepaya diperkirakan berasal dari Meksiko Selatan. Pohon yang tumbuh hingga setinggi 10 meter itu kini telah menyebar luas ke pelosok dunia, khususnya yang beriklim tropis. Pepaya mengandung meat tenderizer (bahan pengempuk daging). Buah dan daunnya mengandung enzim papain yang dapat memecah protein. Bila daunnya dipakai untuk membungkus daging, membuat daging lebih empuk dan mudah dicerna.

Mudah Dicerna
Dalam pengobatan Cina, pepaya digunakan untuk mengatasi kesulitan mencerna makanan, akibat protein tinggi. Juga dipereaya dapat membersihkan gigi, dengan memecah sisa makanan yang melekat. Buahnya dimanfaatkan untuk mengusir cacing usus. Bijinya direndam air dan dimanfaatkan sebagai teh. Pepaya masak baik untuk mengatasi disentri, rematik, dan produksi lendir yang berlebihan.
Pada tàhun 1997 the World Cancer Research Fund’s melaporkan, mengonsumsi pepaya (sebagai makanan penutup) secara teratur baik untuk menangkal kanker paru, pankreas, payudara, kandung kemih, dan kolon, karena kandungan vitamin C dan karotenoid-nya yang tinggi. Kedua zat gizi itu memang sangat potensial untuk mengurangi aktivitas radikal bebas, yang dapat memicu kanker.
Rokok mengandung sejumlah oksidan yang mampu merusak sistem tubuh. Karena itu perokok memerlukan asupan vitamin C lebih 120 mg per hari, agar kebutuhan tubuh terpenuhi. Takaran itu lebih tinggi dibandingkan orang yang bukan perokok.
Bagi pria, konsumsi pepaya setiap hari sangat baik karena vitamin C-nya sangat esensial untuk pembentukan air mani dan sperma. Kadar vitamin C yang rendah dalam tubuh bisa menjadi kendala untuk menghasilkan keturunan. Hasil tes menunjukkan, seorang pria bisa tidak subur akibat spermanya menggumpal. Kualitas, kuantitas, dan gerak kehidupan sperma dapat diperbaiki dengan meningkatkan konsumsi vitamin C, sampai 500 mg per hari.
Vitamin C juga bermanfaat untuk mengurangi risiko katarak, dinding kapiler yang kaku, dan dapat mengundang risiko penyakit jantung. Beberapa penelitian menemukan, vitamin C dapat membantu memperlambat penuaan dengan meremajakan sel darah putih. Buah pepaya sangat ideal bagi orang usia lanjut karena rasanya manis dan mudah dicerna. Bagi penderita diabetes, pepaya sangat baik karena nilai kalorinya rendah.

RESEP:
Jus Pepaya Tomat Jeruk Madu
    Untuk 2 gelas (1 gelas = 178 kalori)
Bahan:
200 gr tomat
200 gr pepaya
100 ml air jeruk
2 sdm gula pasir
4 sdm madu
Cara Membuat:
1. Blender hingga halus, tomat, pepaya, air jeruk, gula, dan madu.
2. Tuang ke dalam gelas saji, simpan dalam lemari es.
3. Hidangkan dingin.
Jus pepaya
Untuk 2 gelas
Bahan:
200 gram pepaya
50 ml air jeruk manis
2 sdm gula pasir
1 klg (330 ml) soft drink dingin
Cara membuat:
1. Blender pepaya bersama air jeruk dan gula sampai halus.
2. Tuang ke dalam gelas, tuangkan soft drink saat akan disajikan.
3. Hidangkan dalam keadaan dingin.*





KONSULTASI SEX
Oleh: Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila Sp. And, Dokter Ahli Andrologi dan Seksologi

Seks di Akhir Pekan
Bertambahnya usia membuat frekuensi hubungan intim dengan isteri menurun. Jika ia ingin kembali bisa menikmati hubungan seks dua kali seminggu, bagaimanakah caranya?
Kasus:
"Saya pria berusia 45 tahun. Sebelumnya saya rutin melakukan hubungan suami isteri seminggu 2 kali. Belakangan ini saya cuma melakukan hubungan seks di akhir pekan. Apabila sedang in the mood bisa Sabtu dan Minggu berturut-turut. Tapi bila tidak, hanya sekali yaitu Sabtu atau Minggu saja. Pertanyaan saya: Apakah bertambahnya usia mengurangi frekuensi hubungan seks? Apakah hubungan seks seumur saya sekali seminggu termasuk normal atau kurang? Apabila kurang, normalnya seminggu berapa kali? Hubungan seks yang normal biasanya berlangsung berapa menit? Apa yang perlu saya lakukan agar dapat melakukan hubungan seks dengan durasi dan frekuensi yang normal atau setidaknya seminggu 2 kali?"
(Heri Budiman, Jakarta)
Jawab:
Penentu Frekuensi
Frekuensi hubungan seksual ditentukan oleh dorongan seksual, rangsangan seksual yang diterima, keadaan kesehatan tubuh dan ada tidaknya hambatan psikis. Sedangkan dorongan seksual ditentukan oleh hormon testosteron, keadaan kesehatan, faktor psikis, dan pengalaman seksual sebelumnya.
Kalau terdapat hambatan terhadap faktor yang mempengaruhi di atas, maka frekuensi hubungan seksual menurun. Sebagai contoh, kalau dorongan seksual menurun, dengan sendirinya frekuensi hubungan seksual menurun pula. Bila terjadi kejenuhan terhadap suasana yang monoton, frekuensi juga menurun.
Sebaliknya kalau faktor di atas baik, maka frekuensi meningkat. Contohnya, bila dorongan seksual baik maka keinginan melakukan hubungan seksual juga meningkat sehingga frekuensi pun meningkat.
Bila rangsangan seksual yang berasal dari pasangan cukup kuat, baik secara fisik maupun psikis, maka keinginan melakukan hubungan seksual juga meningkat. Sebaliknya, bila rangsangan yang berasal dari pasangan menurun, misalnya karena hambatan komunikasi atau hilangnya daya tarik fisik, maka dorongan seksual menurun dan frekuensi menurun juga.
Wajar Menurun
Kalau Anda mengalami penurunan dalam frekuensi hubungan seksual, itu dapat dimengerti. Memasuki usia pertengahan, wajar kalau frekuensi hubungan seksual menurun karena beberapa hal di atas.
Mungkin keadaan kesehatan tubuh tidak sebaik sebelumnya. Apalagi kalau terdapat gangguan kesehatan yang mungkin tidak Anda sadari, misalnya kadar kolesterol yang tinggi atau diabetes (kencing manis).
Pada usia pertengahan, hambatan psikis pada umumnya muncul antara lain karena kejenuhan dengan suasana bersama pasangan, beban kerja yang semakin meningkat dan tekanan mental.
Tidak ada ketentuan harus berapa kali hubungan seksual dilakukan pada usia pertengahan. Berapa kalipun boleh saja dilakukan asal sesuai dengan kemauan, kemampuan dan kesepakatan dengan pasangan. Demikian juga dengan lamanya melakukan hubungan seksual, jangan ditentukan berdasarkan waktu.
Prinsipnya, hubungan seksual dilakukan untuk kepuasan bersama. Jadi kalau merasa sama-sama sudah cukup puas, berarti hubungan seksual itu harmonis, berapa pun lamanya.
Kalau Anda ingin menambah frekuensi hubungan seksual, perhatikan faktor yang mempengaruhinya. Kalau tidak ada faktor yang mendukung, maka frekuensi sulit ditambah. Hal yang juga penting ialah, apakah istri Anda pun menginginkan hubungan seksual lebih sering atau tidak?


Berhubungan Seks Sekali Seminggu..!
Kasus:
“Saya seorang suami berusia 35 tahun, seusia istri. Kami sudah menikah tujuh tahun dan telah mempunyai dua anak. Sejak awal menikah kami tidak terlalu sering melakukan hubungan seks. Sejak sekitar lima tahun lalu kami hanya melakukan hubungan seksual sekali seminggu. Saya sering merasa lelah dan kebetulan istri pun tidak suka berinisiatif . Kalau saya tidak memulai, istri tidak pernah menyatakan ingin melakukan hubungan seks. Berapa kali seminggu hubungan seksual yang wajar untuk suami istri? Apakah ada gangguan pada diri saya, sehingga sering merasa lelah? Mengapa istri tidak pernah berinisiatif?"
(Laode, Makasar)
Jawab:
”Tergantung Kemampuan
Frekuensi hubungan seksual ditentukan oleh dorongan seksual, keadaan kesehatan tubuh, faktor psikis, dan pengalaman seksual sebelumnya. Kalau dorongan seksual kuat, keadaan kesehatan baik, tidak ada hambatan psikis, dan pengalaman seksual sebelumnya selalu menyenangkan, frekuensi hubungan seksual pun akan cenderung meningkat. Jadi tidak ada ketentuan yang pasti berapa kali hubungan seksual yang wajar dilakukan oleh suami istri. Hubungan seksual boleh dilakukan berapa kali pun, asal sesuai kemampuan dan kemauan setiap pasangan.
Artinya, berapa kali pun hubungan seksual boleh dilakukan asalkan memang dikehendaki dan disepakati bersama. Kalau hanya salah satu pihak yang menghendaki, sedang pasangannya tidak, sebaiknya hubungan seksual tidak dilakukan.
Kalau Anda dan istri merasa cukup dengan berhubungan seksual sekali seminggu, itulah yang terbaik bagi Anda berdua. Kalau Anda dan istri sudah merasa cukup puas dengan frekuensi sekali seminggu itu, tentu tidak akan muncul masalah.
Anda dan istri tidak perlu membandingkan dengan pasangan lain yang mungkin frekuensi hubungan seksualnya lebih tinggi. Biarkan saja mereka melakukannya karena itu memang sesuai dengan kemauan dan kemampuan mereka.
Masalah baru muncul kalau terjadi kesenjangan dalam keinginan melakukan hubungan seksual. Sebagai contoh, bila suami menginginkan hubungan seksual lebih sering, tetapi istri menghendaki sebaliknya, tentu akan muncul masalah. Demikian juga sebaliknya, bila istri menghendaki lebih sering, sedangkan suami menginginkan lebih jarang.
Perlu Kesepakatan
Kelelahan yang kerap Anda alami itu merupakan salah satu penyebab mengapa Anda tidak mampu melakukan hubungan seksual lebih sering lagi. Di sisi lain, istri yang tidak suka mengambil inisiatif juga merupakan penyebab mengapa hubungan seksual tidak berlangsung lebih sering. Bayangkan kalau istri menginginkan lebih sering, sementara Anda tidak mampu karena selalu merasa lelah. 
Bagi kehidupan seksual Anda dan istri, hal yang penting adalah apakah Anda dan istri sudah cukup puas dengan hubungan seksual sekali seminggu itu. Kalau Anda dan istri memang merasa cukup puas, itulah yang terbaik, dan biarkanlah terus berlangsung. Namun, kalau Anda atau istri merasa tidak cukup puas, dapat dicari kesepakatan untuk melakukannya lebih sering. Masalahnya, bagaimana kemampuan Anda atau istri. Untuk meningkatkan kemampuan melakukan hubungan seksual, tentu harus diperhatikan faktor yang menghambat selama ini. Kelelahan yang Anda alami harus diatasi dulu. Untuk itu, Anda memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Di sisi lain, keengganan istri untuk berinisiatif harus dilenyapkan. Pertanyaan yang muncul, mengapa istri enggan melakukan hubungan seksual dan tidak pernah berinisiatif?
Apakah mungkin selama ini istri Anda tidak pernah mencapai orgasme dan merasakan kepuasan seksual? Kalau ini yang terjadi, wajar istri Anda tidak pernah berinisiatif dan enggan melakukan hubungan seksual. Ini harus diungkapkan dengan jelas melalui konsultasi lebih jauh. @


Seksualitas Infantil, Apa Itu?


Oleh: Sawitri Supardi-Sadarjoen, psikolog

"Anak saya K (perempuan, 6 tahun) sejak kira-kira satu tahun lalu, sering menggosok-gosokkan kemaluannya pada pinggir meja makan. Atau saat menonton televisi, ia mengempit guling di pahanya sambil menggerak-gerakkan kedua kakinya, hingga terkesan mengalami kenikmatan erotis, layaknya mengalami orgasme karena serta merta keluar keringat di dahi. Saya seringkali melarang, bahkan terkadang menarik guling tersebut. Saya memarahinya dan mengancam akan memukulnya bila ia melakukannya lagi. Dalam hati kecil saya, saya merasa sangat prihatin dengan kelakuan anak saya itu. Apakah anak sekecil itu sudah mengetahui mengenai seks? Berbahayakah tingkah laku anak saya tersebut bagi perkembangan seksualnya? Bagaimana menghentikan kebiasaannya tersebut?"

Demikian pertanyaan Ny H (37).  
   
Sigmund Freud, pakar psikoanalisis, mengemukakan bahwa kehidupan psikoseksual manusia dibagi dalam beberapa tahapan perkembangan sebagai berikut: 

    l. Seksualitas infantil ( masa kanak-kanak ) 
    2. Seksualitas remaja 
    3. Seksualitas dewasa 
    4. Seksualitas senile (masa tua) 

Untuk dapat memperoleh jawaban atas pertanyaan Ny H, pada kesempatan kali ini, penulis akan memusatkan pembahasan hanya pada tahapan perkembangan psikoseksual dari fase seksualitas infantil. 
Secara kualitatif seksualitas infantil sangat berbeda dari seksualitas dewasa, dan penyertaan perasaan yang diasosiasikan dengan seksualitas infantil sama sekali tidak dapat dianalogikan dengan penyertaan perasaan dan impulse seksual seperti halnya pada kehidupan seksual orang dewasa, walaupun kemudian Freud pun menekankan bahwa perasaan seksual pada masa anak-anak memang ada, namun maknanya sangat berbeda dari makna seksualitas pada orang dewasa. 
Terdapat tiga karakteristik utama seksualitas infantil:
Pertama, secara mendasar tampak keterikatan dengan fungsi somatik yang vital. Kedua, tidak memiliki obyek seksual di luar diri, jadi bersifat autoerotis, artinya makna erotisnya terkait dengan organ tubuh yang menjadi zona erotik dari tubuhnya sendiri. Ketiga, tujuan seksualnya didominasi keurutan zona erotis yang beraturan dan baku, yaitu dari fase oral, fase anal, fase phallic dan fase genital. Dalam hal ini, maka oral, anus, phallus, dan genital merupakan zona yang oleh stimulasi internal serta eksternal akan membuat anak menghayati suatu kenikmatan erotis yang khusus. 
Dengan demikian seorang anak akan melalui tahapan berbeda dalam perkembangan psikoseksualnya. Pada fase oral, gerakan mengisap puting susu ibu saat lapar memberikan kenikmatan pada bagian mulut dan bibir. Pada fase anal (anus) gerakan menahan dan mengeluarkan faeces (kotoran) menimbulkan rasa nikmat. Sedangkan pada fase phallic (penis) pada anak laki-laki dan klitoris pada anak  perempuan, sementara itu ketika anak masuk dalam  fase genital  secara bersamaan anak perempuan menghadapi Kompleks Elektra dan  Kompleks Oedipus pada anak laki-laki.  
Kesuksesan mengatasi permasalahan psikoseksual pada saat menghadapi Kompleks Elektra/Oedipus memberikan pengaruh bagi perkembangan identitas seksual dan identitas jender anak dengan berbagai peluang bagi kemungkinan penyimpangan perkembangan psikoseksual serta berbagai gradasi gangguan fungsi psikoseksualnya di kemudian hari. Artinya, integrasi faktor internal-psikologis dan eksternal (lingkungan dan atau pola asuh) merupakan paduan komponen yang signifikan bagi berbagai peluang penyimpangan dan disfungsi seksual, seperti homoseksual, lesbianisme, impotensi seksual, frigiditas, vaginismus,  dan sebagainya. 
Jadi keberhasilan mengatasi Kompleks Elektra/Oedipus memberikan peluang bagi perkembangan identitas seksual dan identitas jender yang sehat, sesuai hakikat kodrat kelaki-lakian bagi anak laki-laki dan keperempuanan bagi anak perempuan, sehingga mereka dapat melepaskan diri dari keterikatan abnormal dengan figur ayah/ibu, dan mampu mendapatkan dan mencari pasangan lain jenis di lingkungan pergaulan di luar rumah. 

***
Keikatan fungsi somatik vital, seperti rasa lapar, penanaman disiplin diri dalam hal kebersihan baik buang air besar maupun buang air kecil, dan permasalahan yang dihadapi anak pada fase phallic serta genital yang terkait dengan seksualitas infantil, tidak dapat dipisahkan dari sejauh mana pemuasan kebutuhan afektif anak terpenuhi, karena untuk tumbuh kembang anak secara optimal penyertaan stimulasi afektif dan kehangatan emosional dari orangtua/lingkungan tidak dapat diabaikan.
Begitu pula halnya saat anak berada dalam fase anal, penanaman disiplin yang tegas seyogianya tetap menyertakan kehangatan afektif yang sangat terkait dengan keberhasilan penanaman disiplin pada anak-anak. 
Kasus hambatan perkembangan psikoseksual anak biasanya ditandai oleh terabaikannya penyertaan afektif dan kehangatan sikap dari orangtua/ lingkungan dalam melalui fase-fase di atas. Anak merasa kesepian karena kurang mendapat perhatian serta kehangatan emosional, sehingga anak pun merasakan kekosongan emosional yang intens.
Rasa kesepian anak adalah penyebab utama anak terpaku pada kenikmatan erotisme yang diperoleh melalui stimulasi internal ataupun eksternal terhadap zona erotis tertentu pada organ tubuhnya, seperti mengisap jempol; melakukan gerakan bibir sambil meraba/memegang benda tertentu seperti ujung selimut; atau ekstremnya, seperti kasus K, yaitu menggesekkan genitalnya pada guling tertentu yang dikempit diantara selangkangannya. 

***
 Kembali pada kasus K, kedua orangtuanya sibuk berdagang sehingga baru kira-kira setelah pukul  17.00 kedua orangtuanya pulang ke rumah. Sepulang dari sekolah K tinggal di rumah dan hanya dijaga seorang pembantu rumah tangga.
K tidak memiliki teman sebaya untuk bermain di rumah. Kalaupun Ny H menelepon K, ia hanya menanyakan pekerjaan rumah dari sekolah dan menyuruh K belajar. 
Dapat disimpulkan bahwa K sangat kesepian, dan dalam kondisi kesepiannya peluang akan keterpakuan terhadap pengalaman kenikmatan erotis oleh stimulasi yang pada awalnya terkait dengan dorongan kebutuhan somatik vital seperti saat membersihkan alat genitalianya setelah buang air besar/kecil, semakin hari semakin kuat. Dan secara kebetulan dengan bantuan guling, K dapat kesempatan mengulang kenikmatan erotis yang diperolehnya. Apalagi K tidak memiliki kegiatan lain yang menarik minatnya untuk mengalihkan perhatiannya dari perangsangan erotik tersebut. 
Orangtua K sering pulang ke rumah dalam keadaan kelelahan bekerja, sehingga sedikit saja kenakalan dilakukan K dapat membuat Ny H marah besar.  Kemarahan berlebihan tersebut membuat K sering terdiam sambil menangis sedih, untuk kemudian mengambil gulingnya dan melakukan gerakan  yang sangat dinikmatinya yang antara lain guna mengatasi kesedihannya maka dilakukannya perbuatan  seperti seolah  "masturbasi" pada orang dewasa.
Seksualitas infantil pada K dilalui dengan hasil keterpakuan pada pengulangan  perilaku "masturbasi" infantil oleh kondisi kekurangan perhatian dan kasih yang hangat dari kedua orangtuanya. 
Untuk mengatasi kebiasaan ini K membutuhkan kegiatan konstruktif yang menarik minatnya agar terjadi pengalihan keterpakuan K pada perilaku "masturbasi infantil" yang memprihatinkan itu.
Hal lain yang perlu diantisipasi adalah bila K tidak segera dibantu melepaskan diri dari keterpakuan terhadap perilaku "masturbasi" infantil ini, maka pada saat K memasuki masa pubertas/ remaja, peluang K untuk merasa dirinya "lain" dari anak lain pada umumnya, akan sangat besar. Kondisi ini akan menjadi faktor penghambat bagi perkembangan sosial K di kemudian hari. K akan merasa rendah diri dan cenderung menempatkan diri pada posisi lebih rendah dari lingkungan pergaulannya. Tentu saja kondisi yang tidak diinginkan ini akan berpengaruh pada terhambatnya prestasi sosial K secara optimal di kemudian hari. 

Beberapa hal yang dapat kita simak dari kasus anak K antara lain adalah: 
Pertama, perhatian dan kasih sayang yang hangat dari orangtua sangat dibutuhkan anak-anak bersamaan dengan pemenuhan kebutuhan perilaku "masturbasi" infantil ini. 
Kedua,    bahwa anak yang tampak manis dan tidak nakal pun membutuhkan perhatian personal dari orangtua. Jadi seyogianya tidak beranggapan hanya anak yang nakal saja yang membutuhkan teguran. Berilah perhatian dan teguran manis juga pada anak yang tidak menunjukkan "kenakalan"-nya. 
Ketiga,    penyediaan sarana kegiatan yang konstruktif sesuai minat anak untuk mengisi waktu luang sepulang sekolah. 
Keempat, komunikasi dengan anak hendaknya tidak hanya terpaku pada masalah prestasi belajar, karena banyak aktivitas lain yang dilakukan anak sementara orangtua tidak berada di dekat anak. 
Kelima,  hindarkan anak-anak dari rasa kesepian "sendiri". Untuk itu , orangtua seyogianya menyediakan waktu khusus untuk "mendengar aktif" terhadap apa yang disampaikan dan dikeluhkan anak-anak agar anak benar-benar merasa diakui keberadaannya. *



____****____



Sumber : Kompas Cyber Media

Tidak ada komentar:

Posting Komentar