Minggu, 19 Agustus 2012

Seks di Akhir Pekan



Oleh: Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila Sp. And, Dokter Ahli Andrologi dan Seksologi


Seks di Akhir Pekan

Bertambahnya usia membuat frekuensi hubungan intim dengan isteri menurun. Jika ia ingin kembali bisa menikmati hubungan seks dua kali seminggu, bagaimanakah caranya?

Kasus:

"Saya pria berusia 45 tahun. Sebelumnya saya rutin melakukan hubungan suami isteri seminggu 2 kali. Belakangan ini saya cuma melakukan hubungan seks di akhir pekan. Apabila sedang in the mood bisa Sabtu dan Minggu berturut-turut. Tapi bila tidak, hanya sekali yaitu Sabtu atau Minggu saja. Pertanyaan saya: Apakah bertambahnya usia mengurangi frekuensi hubungan seks? Apakah hubungan seks seumur saya sekali seminggu termasuk normal atau kurang? Apabila kurang, normalnya seminggu berapa kali? Hubungan seks yang normal biasanya berlangsung berapa menit? Apa yang perlu saya lakukan agar dapat melakukan hubungan seks dengan durasi dan frekuensi yang normal atau setidaknya seminggu 2 kali?"
(Heri Budiman, Jakarta)

Jawab:

Penentu Frekuensi

Frekuensi hubungan seksual ditentukan oleh dorongan seksual, rangsangan seksual yang diterima, keadaan kesehatan tubuh dan ada tidaknya hambatan psikis. Sedangkan dorongan seksual ditentukan oleh hormon testosteron, keadaan kesehatan, faktor psikis, dan pengalaman seksual sebelumnya.
Kalau terdapat hambatan terhadap faktor yang mempengaruhi di atas, maka frekuensi hubungan seksual menurun. Sebagai contoh, kalau dorongan seksual menurun, dengan sendirinya frekuensi hubungan seksual menurun pula. Bila terjadi kejenuhan terhadap suasana yang monoton, frekuensi juga menurun.
Sebaliknya kalau faktor di atas baik, maka frekuensi meningkat. Contohnya, bila dorongan seksual baik maka keinginan melakukan hubungan seksual juga meningkat sehingga frekuensi pun meningkat.
Bila rangsangan seksual yang berasal dari pasangan cukup kuat, baik secara fisik maupun psikis, maka keinginan melakukan hubungan seksual juga meningkat. Sebaliknya, bila rangsangan yang berasal dari pasangan menurun, misalnya karena hambatan komunikasi atau hilangnya daya tarik fisik, maka dorongan seksual menurun dan frekuensi menurun juga.
Wajar Menurun
Kalau Anda mengalami penurunan dalam frekuensi hubungan seksual, itu dapat dimengerti. Memasuki usia pertengahan, wajar kalau frekuensi hubungan seksual menurun karena beberapa hal di atas.
Mungkin keadaan kesehatan tubuh tidak sebaik sebelumnya. Apalagi kalau terdapat gangguan kesehatan yang mungkin tidak Anda sadari, misalnya kadar kolesterol yang tinggi atau diabetes (kencing manis).
Pada usia pertengahan, hambatan psikis pada umumnya muncul antara lain karena kejenuhan dengan suasana bersama pasangan, beban kerja yang semakin meningkat dan tekanan mental.
Tidak ada ketentuan harus berapa kali hubungan seksual dilakukan pada usia pertengahan. Berapa kalipun boleh saja dilakukan asal sesuai dengan kemauan, kemampuan dan kesepakatan dengan pasangan. Demikian juga dengan lamanya melakukan hubungan seksual, jangan ditentukan berdasarkan waktu.
Prinsipnya, hubungan seksual dilakukan untuk kepuasan bersama. Jadi kalau merasa sama-sama sudah cukup puas, berarti hubungan seksual itu harmonis, berapa pun lamanya.
Kalau Anda ingin menambah frekuensi hubungan seksual, perhatikan faktor yang mempengaruhinya. Kalau tidak ada faktor yang mendukung, maka frekuensi sulit ditambah. Hal yang juga penting ialah, apakah istri Anda pun menginginkan hubungan seksual lebih sering atau tidak?


Berhubungan Seks Sekali Seminggu..!


Kasus:
“Saya seorang suami berusia 35 tahun, seusia istri. Kami sudah menikah tujuh tahun dan telah mempunyai dua anak. Sejak awal menikah kami tidak terlalu sering melakukan hubungan seks. Sejak sekitar lima tahun lalu kami hanya melakukan hubungan seksual sekali seminggu. Saya sering merasa lelah dan kebetulan istri pun tidak suka berinisiatif . Kalau saya tidak memulai, istri tidak pernah menyatakan ingin melakukan hubungan seks. Berapa kali seminggu hubungan seksual yang wajar untuk suami istri? Apakah ada gangguan pada diri saya, sehingga sering merasa lelah? Mengapa istri tidak pernah berinisiatif?"
(Laode, Makasar)

Jawab:

”Tergantung Kemampuan

Frekuensi hubungan seksual ditentukan oleh dorongan seksual, keadaan kesehatan tubuh, faktor psikis, dan pengalaman seksual sebelumnya. Kalau dorongan seksual kuat, keadaan kesehatan baik, tidak ada hambatan psikis, dan pengalaman seksual sebelumnya selalu menyenangkan, frekuensi hubungan seksual pun akan cenderung meningkat. Jadi tidak ada ketentuan yang pasti berapa kali hubungan seksual yang wajar dilakukan oleh suami istri. Hubungan seksual boleh dilakukan berapa kali pun, asal sesuai kemampuan dan kemauan setiap pasangan.
Artinya, berapa kali pun hubungan seksual boleh dilakukan asalkan memang dikehendaki dan disepakati bersama. Kalau hanya salah satu pihak yang menghendaki, sedang pasangannya tidak, sebaiknya hubungan seksual tidak dilakukan.
Kalau Anda dan istri merasa cukup dengan berhubungan seksual sekali seminggu, itulah yang terbaik bagi Anda berdua. Kalau Anda dan istri sudah merasa cukup puas dengan frekuensi sekali seminggu itu, tentu tidak akan muncul masalah.
Anda dan istri tidak perlu membandingkan dengan pasangan lain yang mungkin frekuensi hubungan seksualnya lebih tinggi. Biarkan saja mereka melakukannya karena itu memang sesuai dengan kemauan dan kemampuan mereka.
Masalah baru muncul kalau terjadi kesenjangan dalam keinginan melakukan hubungan seksual. Sebagai contoh, bila suami menginginkan hubungan seksual lebih sering, tetapi istri menghendaki sebaliknya, tentu akan muncul masalah. Demikian juga sebaliknya, bila istri menghendaki lebih sering, sedangkan suami menginginkan lebih jarang.
        Perlu Kesepakatan
Kelelahan yang kerap Anda alami itu merupakan salah satu penyebab mengapa Anda tidak mampu melakukan hubungan seksual lebih sering lagi. Di sisi lain, istri yang tidak suka mengambil inisiatif juga merupakan penyebab mengapa hubungan seksual tidak berlangsung lebih sering. Bayangkan kalau istri menginginkan lebih sering, sementara Anda tidak mampu karena selalu merasa lelah. 
Bagi kehidupan seksual Anda dan istri, hal yang penting adalah apakah Anda dan istri sudah cukup puas dengan hubungan seksual sekali seminggu itu. Kalau Anda dan istri memang merasa cukup puas, itulah yang terbaik, dan biarkanlah terus berlangsung. Namun, kalau Anda atau istri merasa tidak cukup puas, dapat dicari kesepakatan untuk melakukannya lebih sering. Masalahnya, bagaimana kemampuan Anda atau istri. Untuk meningkatkan kemampuan melakukan hubungan seksual, tentu harus diperhatikan faktor yang menghambat selama ini. Kelelahan yang Anda alami harus diatasi dulu. Untuk itu, Anda memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Di sisi lain, keengganan istri untuk berinisiatif harus dilenyapkan. Pertanyaan yang muncul, mengapa istri enggan melakukan hubungan seksual dan tidak pernah berinisiatif?
Apakah mungkin selama ini istri Anda tidak pernah mencapai orgasme dan merasakan kepuasan seksual? Kalau ini yang terjadi, wajar istri Anda tidak pernah berinisiatif dan enggan melakukan hubungan seksual. Ini harus diungkapkan dengan jelas melalui konsultasi lebih jauh. @

Tidak ada komentar:

Posting Komentar