gw punya sahabat
cowo
dia sudah menikah
& punya 1 anak yg masih balita...
dia pernah ngomong sama gw...
if someday you've got married...
elo mesti bisa 4
fungsi...
pertama...istri sebagai istri...
kedua...istri
sebagai ibu...
ketiga...istri
sebagai teman...
keempat...istri
sebagai pelacur...
waktu pertama kali gw denger ngomong gitu...
gw sempet kaget jg sih... (apalagi mendengar yg ke-4....^_^ )
tapi setelah denger
penjelasannya barulah gw mengerti...
berikut penjelasan
yg dia berikan ke gw : istri sebagai istri haruslah bisa menjalankan fungsinya
sbg ibu rumah tangga yg baik...
mulai dari
memasak...menyiapkan makan utk suami & anak..mencuci...membersihkan
rumah...
dan seabreg peran
& tugas lainnya sbg pendamping suami.
istri sebagai ibu
haruslah bisa menjadi tempat bagi suami utk bermanja2...
biar bagaimanapun
setiap manusia pasti punya sisi kekanak2annya.
istri sebagai teman
haruslah bisa menjalankan perannya "as a true friend"
menjadi teman hang
out yg menyenangkan...
bisa jadi tempat
curhat & pendengar yg baik...
u can share everything that u want with ur friend.
istri sebagai
pelacur.....seperti penjelasan tulisan elo tadi sebelumnya...
suami diservice
dengan baik... suami bisa mewujudkan segala macam fantasi dan variasi bercinta
yg diinginkan.
selanjutnya sahabat
gw bilang :
jika ada suami2 yg
sampai "jajan" di luar...baik sekedar iseng ataupun benar2
selingkuh... tandanya salah satu fungsi tersebut ada yg dia tidak dapatkan dari
istrinya.
waktu itu gw sempet
berpikir....
betapa beratnya ya
jadi seorang istri.....
tapi...setelah gw
pikir baik2...
semua pasti akan
bisa terwujud & terasa menyenangkan bila dijalani dgn hati tulus ikhlas...
dan menurut gw...yg
paling penting adalah "komunikasi & pengertian" yg baik antara istri
& suami.
jika suatu saat
nanti gw menikah...
tanpa melupakan
kodrat gw sbg perempuan & kodrat suami sbg pemimpin keluarga
gw pengen
jadi istri yg berjalan di samping suami...
bukan berjalan di
belakang....dlm arti istri harus selalu menurut semua kata suami.
bukan pula berjalan di
depan....dlm arti menjadi istri yg otoriter terhadap suami.
Tulisan menarik.....setuju atau
tidak, tergantung dari sudut pandang kita masing-masing...
Sayang, saya juga tidak tahu
siapa penulis dan darimana sumbernya...
selamat membaca...
KENAPA
Waktu jalan-jalan di pameran buku, saya
melihat sepintas buku setebel 3 cm-an berjudul WHY MEN LIKE BITCHERS. Judulnya sudah berbicara dengan sangat keras dan jelas. Mengapa para pria
pada suka pelacur? Yang jelas artinya bukan suami-suami pada suka melacur
beneran, tapi suami-suami suka isteri-isteri yang memperlakukan mereka seperti
pelacur memperlakukan client mereka. Mereka diperlakukan dengan istimewa
seperti seorang tamu, dilayani dengan segenap hati, sekuat tenaga disertai
kegairahan, memenuhi kebutuhan, selalu stand by, melayani sesuai
permintaan, tidak pernah mengeluh.
Saya
nggak perlu baca isinya, tapi saya yakin judul itu akan sangat menolong para
isteri-isteri! If I were a wife, I'll definitely buy that book! Beneran, kalau saya
seorang isteri saya harus beli buku itu, saya rasa itu harus jadi buku panduan
para isteri untuk belajar gimana ?jadi pelacur? untuk suami mereka (jika
isteri-isteri sadar akan kekurangan mereka, keteledoran mereka dalam melayani
suami, kekurang-pedulian mereka terhadap perasaan dan keinginan suami mereka,
dan jika para isteri ini mau mengubah keadaan pernikahan mereka yang sudah pada
hambar). Coba lihat penampilan pelacur, mereka bersolek, pake baju minim, pake
parfum ?keterlaluan? wangi, seksi, mempesona, menggairahkan, genit, menggoda!
Lalu si pria yang diperlakukan begitu tentunya nggak mau cepet-cepet ilang
kesempatan, jadi dinikmati sepuasnya, maunya disenangkan lama-lama, nggak mau
rugi, bo.
Banyak isteri-isteri yang mengeluh kepada
saya katanya suami mereka menurutnya udah nggak cinta lagi, mereka merasa
diperlakukan seperti sex-doll aja atau sex-slave. Kalau ?main?
maunya cepet-cepet, kalau ?ngajak? suka buru-buru atau quicky, kalau
udah ?gituan? langsung mendengkur.
Nah, gantian pria-pria juga memberikan
jawabannya, katanya justru isteri mereka yang nggak ngertiin mereka, tiap-tiap
harinya mukanya cemberut dan sikapnya nggak manis, kalau pas ?main? nggak
pernah mengeluarkan perkataan yang membangkitkan; kalau ?gituan? nggak mesra,
nggak romantis, nggak ekspresif. Pake daster melulu, nggak berdandan menarik,
wangi, atau menggairahkan. Hari-harinya cuman ngurus pekerjaan dan anak melulu
tanpa menjadikan suami mereka figur istimewa yang dibutuhkan, dilayani dengan
sepenuh hati. Melayani cuman karena memenuhi keinginan suami, setengah hati,
ogah-ogahan, maunya cepet selesai. Masih disertai mulutnya yang kalau nyemprot
pedesnya sampai nusuk ke tulang-tulang, sehingga mematikan gairah seks pria. Jadi akhirnya sang suami-suami ini juga tidak merasakan kenyamanan dalam
berhubungan. Para isteri pikir suami mereka nggak punya perasaan, sehingga
kalau ngomong asal keluar, nggak dipikir, sehingga terbawa juga sampai dalam
ati dan perasaan pahitnya terbawa sampai di ranjang.
Akhirnya
para pasangan-pasangan ini merasa hambar dalam menjalani kehidupan berumah
tangga. Mereka saling bertanya dalam hati: ?Dimanakah romantika cinta itu??
?Apakah aku telah menikahi orang yang salah?? ?Apakah Tuhan sebenarnya
sudah mempersiapkan orang lain untuk menikahiku?? ?Apakah aku harus bercerai??
Pertanyaan-pertanyaan
seperti ini sering diajukan oleh pasangan-pasangan saat mereka masuk dalam
gejolak rumah tangga, saat romantika bercinta kelihatannya sudah padam dan
tidak mungkin dibangkitkan kembali.
Anda
tidak menikahi orang yang salah! Coba ingat bagaimana Anda meluap-luap dengan
perasaan cinta yang membara, bagaimana Anda tidak peduli dengan larangan orang
tua, bagaimana tiap hari Anda tidak sabar untuk berkencan dengannya, tidak
tahan ingin menggandeng tangannya, tidak sabar menanti hari pernikahan, tidak
sabar menanti para tamu undangan pulang ke rumah mereka agar Anda masuk ke
dunia fantasi hanya berdua dengannya tidak ada yang lain?
Kemudian
datanglah rutinitas rumah tangga yang mengambil keintiman kalian berdua.
Seharusnya Anda harus ?waspada? dengan kehadiran anak-anak dan urusan dengan
mereka sehari-hari, waspada terhadap aktivitas rumah tangga yang menyita
jam-jam keintiman Anda, pekerjaan yang menyita, kebutuhan uang yang tidak lebih
penting daripada keintiman berdua, kebiasaan kenyamanan berdua yang seharusnya
dipertahankan agar tidak menjadi suatu kebiasaan rutin yang membosankan.
Pernikahan
membutuhkan ekstra pekerjaan! Jika Anda ingin mendapatkan kepuasan istimewa
dari suatu hubungan, Anda harus mengerjakannya dengan baik pula. Sebagaimana
Anda ingin menjadi sukses di dunia bisnis, Anda akan melakukan segalanya untuk
mencapai target itu dengan segenap kekuatan Anda, mendobrak halangan-halangan
yang menghadang, menyingkirkan waktu-waktu lain yang tidak terlalu berharga
dibanding dengan kesuksesan, dan berjuang melakukan segalanya agar cita-cita
Anda yang satu ini dapat diraih.
Apalagi
jika Anda ingin memperoleh pernikahan ?five star?, Anda harus menyajikan
menu high class, membuat tempat tidur berkelas hotel bintang lima,
menyajikan service yang memuaskan dan menghormati client Anda
selayaknya yang patut diterima oleh seorang yang datang dengan mengharapkan
pelayanan high class. Jika Anda menyediakan menu five star, maka
Anda layak mendapatkan upah yang seimbang, yaitu pernikahan five star!
Isteri-isteri,
jangan lupa, ?be a bitch? for your husband!
Jangan takut ditertawakan, jangan takut memulainya,
jangan malu menyatakannya, jangan malu untuk menggodanya, jangan gengsi untuk
melayaninya, lakukanlah lebih baik daripada sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar