Kalau saja saran Ny. Kusnadi,
familinya tidak diikuti, barang kali Dadang Subrata, wakil direktur PT Bank
Pasar Nusantara itu sudah harus menjalani Cuci darah rutin. Atau bahkan mungkin
dia sudah harus kehilangan ginjalnya.
Rebusan daun sukun yang rutin diminum membuat ia bebas beraktivitas. Sebelum
minum ramuan tradisional, rasa sakit pada pinggang selalu mengganggu
aktivitasnya. Badan cepat lelah, lesu, dan wajah tampak pucat lusuh. Apalagi
jika ingin buang air kecil, "Benar-benar tersiksa. Bisa berjam-jam hanya
untuk setetes air seni," paparnya. Saran Ny.Kusnadi untuk minum air
rebusan daun sukun itu datang di saat kritis. Waktu itu hasil pemeriksaan
intensif di RS Gatot Soebroto awal 1999 memperlihatkan, ginjal kiri pria
berusia 70 tahun itu tak berfungsi. Dadang mengetahui penyakitnya setelah
kronis. "Sebelumnya saya tidak ada keluhan dengan ginjal," papar pria
kelahiran Tasikmalaya itu. Sesekali dia pernah merasakan sakit pinggang.
"Namun, saya pikir karena capai kerja saja." Apalagi dia tak
merasakan sakit saat buang urine.
Toh, Dadang tetap ragu sebab bobot
badan turun, dari 80kg menjadi 60kg. Semula ia dirujuk ke RS Jantung Harapan
Kita. Namun, jantungnya dinyatakan sehat. Akhirya dia datang ke RSPAD Gatot
Soebroto untuk pemeriksaan ginjal hingga diketahui mengalami gagal ginjal
sebelah kiri. Akibat prostat. Memang Dadang mungkin tak harus cuci darah.
Sebab menurut dr. H. J.Pudji Rahardjo, Kepala Sub Bagian Ginjal RS Cipto Mangunkusumo,
pasien gagal ginjal tak harus cuci darah bila hanya satu ginjal tak berfungsi.
Fungsinya masih bisa dilakukan oleh ginjal sehat. Namun,
"Ginjal yang sehat harus bekerja ekstra untuk menanggung pula fungsi
ginjal lain yang rusak," jelasnya. Lama-kelamaan kinerjanya juga bakal
turun sehingga tak mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Ginjal berfungsi
mengeluarkan racun atau zat-zat berlebihan di darah.la juga menjaga tekanan darah dan memproduksi
hormon untuk membuat sel darah. Karena itu bila fungsi ginjal terganggu, penderita bisa mengalami
kekurangan darah (anemia), tekanan darah
tak normal, atau kadar racun dalam darah naik. Oleh karena itu penderita harus
menjalani tambah darah, cuci darah atau berpantang makanan penyebab kencing
manis atau darah tinggi. Tak berfungsinya ginjal menurut Pudji Rahardjo ini
bisa karena beberapa sebab: endapan batu ginjal, pembesaran prostat, kencing
manis, darah tinggi, atau penyakit imunologi. Dalam kasus Dadang, gagal ginjal
disebabkan pembesaran prostat. "Kebanyakan pria di atas 60tahun mengalami
masalah prostat," papar Pudji Rahardjo. Penurunan fungsi ginjal karena
faktor usia pun akan lebih cepat berlangsung karena pembesaran prostat
menyumbat saluran kemih. Seperti kebanyakan penderita, Dadang baru mengeluh
setelah fungsi ginjal sudah berkurang 25%-30%.
Empat bulan sembuh.
Apa pun penyebab
penyakitnya, Dadang boleh bersyukur. Ny. Kusnadi menyarankan ramuan obat
tradisional. "Ramuannya sederhana saja. Cukup merebus tiga lembar daun
sukun kering, lalu minum airnya," lanjut
Dadang menirukan saran Ny. Kusnadi. Namun, tak gampang menemukan daun
itu di kota besar seperti Jakarta. Lagi pula daun yang diperlukan tak cukup satu-dua lembar saja karena harus
diminum setiap hari. Perburuan dilanjutkan
sampai ke Tangerang. Daun itu lalu digodok dan diminum setiap haus."Pokoknya, sejak saat itu
rebusan daun sukun menjadi minuman sehari-hari layaknya air putih saja." Mula-mula reaksinya
belum terasa. Sebulan kemudian Dadang merasakan ada perubahan pada kondisi
fisiknya. "Badan mulai terasa lebih
fit, lebih segar, dan air seni terasa makin lancar." Yang membuatnya makin yakin,
keluhan sakit pinggang berkurang. Kesembuhan total dinikmati 4 bulan kemudian. Dr. Pudji Rahardjo yang
menangani menyatakan sehat. Meskipun
tidak melalui pemeriksaan laboratorium dan peralatan scanning, tetapi dia yakin ginjalnya kini tak
bermasalah. "Konsultasi dengan dr. Pudji masih dilakukan 1-2 bulan
sekali,sekedar kontrol," jelas Dadang.
Daun tua
Dadang memilih daun yang masih menempel
di dahan. "Harus sudah tua,"
lanjut kakek 3 cucu itu. Ciri-cirinya, daun berwarna hijau tua. Kadar kandungan kimia berkhasiat pada duan tua
lebih maksimal. Daun terpilih kemudian dicuci bersih dan dirajang. Hasil
rajangan 3 helai dijemur hingga kering lalu digodok dalam 2 liter air
sampai tinggal separuh. Setelah itu ditambah lagi seliter
air dan direbus sampai mendidih. Kemudian, ramuan diangkat dan disaring.
"Air rebusan yang sudah jadi warnanya merah seperti air teh dan
pahit," lanjut Dadang, "Dosisnya
dianjurkan memang seperti itu." Air rebusan hari itu harus
dihabiskan hari itu juga. Tidak bisa disisakan untuk esok hari. Dadang
menghindarkan pemakaian panci alumunium untuk wadah godokan. Ia memakai panci stainless steel
atau email.Dikhawatirkan alumunium akan
termakan kandungan kimia daun sukun. "Paling baik sih sebenarnya pakai periuk tanah." Dadang punya kiat
untuk memudahkan pembuatan ramuan yang hanya butuh 3 helai setiap hari. Begitu
pasokan datang, daun langsung dirajang
dan dipisahpisahkan setiap 3 helai lalu dijemur dalam kelompok-kelompok
tersendiri. Setelah kering, setiap tumpukan rajangan daun dibungkus kantung
plastik dan disimpan. Setiap hari, satu bungkus dibuka untuk direbus. Sekarung
daun sukun baru habis setelah 1-2 bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar