Banyak ide tak biasa berkembang menjadi bisnis luar biasa. Bahkan
jika itu merupakan ide yang tak masuk akal. Tariq Farid membuktikan satu ide
bisnis yang ditertawakan bank bisa ia kembangkan menjadi bisnis besar.
Tariq lahir di Lahore,
Pakistan pada tahun 1969, sebagai anak tertua dari enam bersaudara pasangan
Ghulam dan Salma Farid. Ayahnya, Ghulam, pindah ke AS pada tahun 1970 untuk
bekerja sebagai masinis di Connecticut. Sedangkan Tariq baru datang ke negeri
impian itu pada tahun 1981 saat usianya 11 tahun. Meski remaja dan tinggal di
negeri di mana banyak anak datang untuk belajar, Tariq justru bekerja semasih
usia dini di gerai restoran McDonald's. Belakangan ia mengaku dengan bekerja di
jaringan restoran franchise ini ia mendapat banyak pelajaran bisnis yang
menentukan masa depannya kelak.
Ternyata Tariq tak perlu
lama "magang" di McD. Pada saat usianya 17 tahun tiba-tiba sang ayah
mengabarinya bahwa ada sebuah toko bunga yang akan dijual di sekitar tempat
tinggal mereka. Ide bisnis pun datang. Tanpa perlu pikir panjang sang ayah
kemudian meminjam uang ke sana sini. Ditambah uang tabungannya, terkumpullah
uang US$ 5000 untuk membeli toko bunga itu. Ayahnya ternyata menyerahkan bisnis
kecil itu pada Tariq. "Saya masih terlalu muda saat itu dan terlalu bodoh
untuk mengatakan tidak," ujarnya. Maksudnya, ia menerimanya dan setelah
itu harus setengah mati menjalankannya karena hidup dan mati bisnis itu
tergantung padanya.
Berdasarkan pengalaman
bekerja di McD ia berusaha mengelola bisnisnya sebaik mungkin. Ternyata bisnis
karangan bunganya berkembang. Dalam dua tahun ia sudah memiliki empat toko.
Buket Buah
Salah satu konsep
pengembangan toko bunganya adalah karena ia menerapkan efisiensi kerja ala McD.
Sistem pembayaran, misalnya, ia gunakan komputer dengan software khusus.
Gara-gara ini ia kemudian menawarkan software serupa pada toko bunga
lain agar kerja mereka juga lebih efisien. Kegiatan ini melahirkan bisnis baru,
penjualan software khusus untuk toko bunga yang ia namakan Netsolace.
Perusahaan ini kemudian berkembang menjadi penyedia software khusus
untuk mengelola jaringan franchise.
Jauh di belakang itu tumbuh
keinginannya untuk memiliki franchise sendiri. Namun ide bisnis tak
kunjung tiba. Suatu kali ia sedang mengawasi toko bunganya. Ia melihat anak
kecil datang sambil mengunyah buah. Lalu timbullah idenya. Ia beli buah lalu
dipotong-potong hingga menyerupai bunga, lalu ia kasih ke sejumlah temannya.
Dan ternyata teman-temannya menyukainya. Timbullah ide membisniskan usaha
merangkai buah berbentuk karangan bunga.
Tariq kemudian mencari
pinjaman modal ke bank. "Mereka semua menertawakan saya," kata Tariq.
Tentu saja ia pun tak mendapat pinjaman karena selain idenya dianggap tak masuk
akal, rencana bisnisnya juga dianggap tidak memadai. Tariq baru bisa
merealisasikan bisnisnya pada tahun 1999 ketika ia membuka gerai Edible
Arrangements, sebuah toko buket buah di East Haven, Connecticut. Ia menawarkan
buket buah tidak sepenuhnya utuh. Dalam satu buket ada bermacam-macam buah yang
disusun sedemikian indah sehingga enak dilihat. Dan rupanya momennya tepat
karena pada saat itu warga AS sedang gandrung memberi hadiah untuk rekan atau
sejawatnya pada hari-hari besar tertentu. Bisnis Tariq pun berkembang.
Edible Arrangements kini
menjadi jaringan franchise yang banyak peminatnya dengan jumlah cabang
lebih dari 1000 di AS, Kanada, Puerto Rico, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait,
Bahrain, Italia, Turki, Hong Kong, dan baru kemarin cabang terbarunya buka di
India. Ternyata ide gilanya bisa juga mendunia. Luar biasa. (Dari berbagai
sumber. Foto: Successmagazine)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar