Kerajaan:
|
Animalia
|
Filum:
|
Chordata
|
Kelas:
|
Actinopterygii
|
Ordo:
|
Synbranchiformes
|
Upaordo:
|
ynbranchoidei
|
Famili:
|
ynbranchidae
|
Belut adalah sekelompok ikan berbentuk mirip ular yang
termasuk dalam suku S Synbranchidae. Suku ini terdiri
dari empat genera dengan total 20 jenis. Jenis-jenisnya banyak yang belum
diperikan dengan lengkap sehingga angka-angka itu dapat berubah. Anggotanya
bersifat pantropis (ditemukan di semua daerah tropika).
Belut berbeda dengan sidat, yang
sering dipertukarkan. Ikan ini boleh dikatakan tidak memiliki sirip, kecuali
sirip ekor yang juga tereduksi, sementara sidat masih memiliki sirip yang
jelas. Ciri khas belut yang lain adalah tidak bersisik (atau hanya sedikit),
dapat bernafas dari udara, bukaan insang sempit, tidak memiliki kantung renang
dan tulang rusuk. Belut praktis merupakan
hewan air darat, sementara kebanyakan sidat hidup di laut meski ada pula yang
di air tawar. Mata belut kebanyakan tidak berfungsi baik; jenisjenis yang
tinggal di gua malahan buta.
Ukuran tubuh bervariasi. Monopterusindicus hanya
berukuran 8,5 cm, sementara belut marmer Synbranchus marmoratus diketahui dapat
mencapai 1,5m. Belut sawah sendiri, yang biasa dijumpai di sawah dan dijual
untuk dimakan, dapat mencapai panjang sekitar 1m (dalam bahasa Betawi disebut
moa).
Budidaya
Belut Kebanyakan belut tidak suka berenang dan lebih suka bersembunyi di dalam
lumpur. Semua belut adalah pemangsa. Daftar mangsanya biasanya hewan-hewan
kecil di rawa atau sungai, seperti ikan, katak, serangga, serta krustasea
kecil.
BUDIDAYA BELUT : CERAH.
Demikian gambaran yang terpancar dari budi daya belut
yang semakin menggeliat dari tahun ke tahun. Setidaknya hal ini terlihat dari
semakin tingginya permintaan belut, baik belut segar maupun belut olahan untuk
pasar dalam negeri dan luar negeri.
Sebenarnya , budi daya belut tidak terlalu sulit
dilakukan dan tidak perlu mengeluarkan biaya besar jika dibandingkan dengan
pembudidayaan ikan jenis lain. Lahan sempit tidak menjadi persoalan dalam budi
daya belut, karena hewan bertubuh licin ini bisa dipelihara di lahan yang
sangat terbatas , bahkan di dalam tong / drum sekalipun. Secara teknis,
pembudidayaan dan pemeliharaan belut hanya memerlukan perhatian dan
pemeliharaan yang baik. Apalagi ditunjang dengan keuletan dan keseriusan dalam
memeliharanya, sudah pasti produksi belut akan meningkat.
A.
MengenalBelut
Belut mulai digemari masyarakat Indonesia sejak
tahun 1979. Bentuknya yang bulat panjang dan hanya memiliki satu sirip di
punggungnya membuat sosok belut mempunyai keunikan tersendiri. Dibalik keunikannya
tersebut, ternyata belut banyak menyimpan keistimewaan. selain rasanya yang
lezat, protein yang dikandung dalam dagingnya juga tergolong tinggi. Jadi tidak
mengherankan jika banyak konsumen mancanegara yang sangat menggemarinya ,
sehingga menjadikan belut sebagai salah satu komoditas andalan ekspor Indonesia.
Di alam bebas, belut bisa dijumpai hidup di sawah, di
rawah - rawa, sungai kecil dan laut. Karena termasuk hewan yang hidup di daerah
beriklim tropis, belut banyak dijumpai di berbagai wilayah di Indonesia. Saat ini, sentra budi
daya belut di Indonesia berada di Yogyakarta dan di sekitar Kuningan provinsi
Jawa Barat. Sedangkan daerah lainnya , seperti Jawa Timur dan daerah lainnya
sebagian besar merupakan tempat penampungan belut tangkapan langsung dari alam.
Belut yang banyak dikenal ada tiga jenis yaitu belut sawah ( Monopterus albus
), belut rawa ( Simbrankus bengalesis ) dan belut tambak ( Macrotama caligans
). Sementara ini yang banyak sekali diminta oleh pasar dalam dan luar negeri
adalah belut sawah dan belut tambak.
B.
PeluangUsahaBudiDayaBelut
Pada awalnya, belut sawah dikenal
sebagai hama pada tanaman padi di sawah. Sedangkan belut tambak, dikenal pula
sebagai hama pada lahan tambak karena memakan udang atau bibit - bibit ikan
yang dikembangbiakan di tambak.
Namun seiring berjalnnya waktu, hingga saat ini belut
telah menjadi primadona / andalan ekspor yang tak kalah unggul dibandingkan
dengan jenis ikan lainnya. Mengapa demikian ? , disamping rasanya yang lezat ternyata
belut banyak mengandung protein dan bahkan di negara - negara seperti Jepang,
Korea Selatan, Hongkong dan Taiwan, dimana belut diyakini sebagai sumber
makanan berprotein tinggi yang dapat membangkitkan stamina tubuh. Disamping
negara -negara tersebut, ternyata sekarang permintaan belut dari Indonesia juga
mulai diminati di negara Amerika serikat, Australia dan Singapura, Selandia
baru, Perancis, Italia, Spanyol, Belanda, Inggris, Denmark , dimana belut di
konsumsi sebagai menu tambahan dalam setiap hidangan. Bagi masyarakat yang ada
di negara - negara tersebut , belut merupakan masakan papan atas yang hanya
bisa dijumpai di restoran mewah dan hotel berbintang. Jadi disini sudah jelas
pangsa pasar kosumen belut yang masih terbuka sangat luas , kemungkinan juga
akan semakin meningkat jumlah negara yang ingin mengimpor belut dari Indonesia.
Biasanya,
belut yang dipesan oleh negara - negara tersebut adalah belut segar (fresh eels
), belut beku ( frozen eels ) dan belut asap ( smoked eels ). Permintaan belut
segar dan hidup pada tahun ini di sejunlah negara negara Asia sebanyak 60 ton
per hari, akan tetapi pada saat ini hanya dapat terpenuhi sebanyak 5 ton saja
per harinya dari 3 eksportir belut yang ada di Indonesia. Sedangkan untuk
negara -negara di kawasan benua Eropa , permintaan belut asap ( smoked eels )
sebanyak 2 - 4 ton per hari. Ini semua belum termasuk permintaan belut untuk
konsumen lokal yang ada di kota besar seperti Surabaya, Bandung,
Yogyakarta, Solo dan Malang.
Oleh
karena pasar yang begitu prospektif dan cerah, maka budi daya belut sangatlah
menjajikan. Sedangkan untuk pasar dalam negeri, pada umumnya belut yang banyak
dijual berasal dari tangkapan alam dan baru sedikit yang membudidayakannya.
C. Pasar
Lokal dan Ekspor
Belut yang banyak mengandung protein sebagai salah
satu sumber gizi yang baik untuk anak - anak hingga orang dewasa. Saat ini
pemasaran belut hasil peternakan banyak di pasrkan di pasar - pasar tradisional
hingga supermaket. perlu diketahui juga bahwa harga belut sangat bagus baik
untuk pasar lokal maupun ekspor. Harga belut saat ini untuk pasar lokal
berkisar antara Rp. 24.000 --Rp. 29.000 / Kg. Sedangkan untuk pasar ekspor ,
harga belut sangat bagus yakni berkisar 6 - 10 Dollar Amerika / Kg.
Belut
Tantangan dan Harapan Masa Depan
Budidaya Belut saat ini dirasa sangat menguntungkan
mengingat permintaan dalam dan luar negeri terus meningkat, namun Belut alam
yang hidup bebas sangat sulit ditemukan.
Penggunaan pestisida pembahas hama dilahan pertanian
ternyata berdampak menghilangnya sebagian spesies ikan, termasuk belut. Hal ini
sangat memprihatinkan, bila dipandang dari segi keseimbangan alam. Kelestarian
alam merupakan tanggungjawab bersama penghuni bumi.
Budidaya Belut sebenarnya tidak sulit dan juga tidak
mahal. Masyarakat yang memiliki lahan sempitpun dapat memelihara belut. Secara
Teknis Budidaya dan pemeliharaan belut (monopterus albus) hanya memerlukan
perhatian dalam memilih tempat/lokasi budidaya, pembuatan kolam, media
pemeliharaan, memilih benih, perkembangbiakan belut,penetasan, makanan dan kebiasaan makan
serta hama. Disisi lain kita memerlukan tata cara panen, pasca panen, pemasaran
dan pencatatan.
Teknik Budidaya dan Pemeliharaan
Belut
a. Tempat/Lokasi Budidaya
Pemilihan
lokasi bakal pembuatan kolam ditempat yang tidak secara langsung terkena sinar
matahari, meskipun dapat disiasati dengan pemberian peneduh. Disamping itu luas
lahan dengan memperhatikan kemiringan dan batas calon kolam. Kolam ini dapat
diatas tanah atau galian tanah, hal ini tergantung pada luas lahan yang akan
memudahkan pengamatan, pembangunan konstruksi kolam, seperti pintu air,
saringan dan lain sebagainya.
b. Pembuatan kolam
Lokasi
yang telah ditentukan dengan memperhatikan persyaratan teknis dan jenis kolam,
baik kolam penampungan induk, kolam pemijahan dan pendederan serta kolam
pembesaran. Kolam-kolam ini memiliki ukuran tersndiri, pertama, Kolam
Penampungan Induk berukuran 200 cm x 400 cm x 80 cm, kedua Kolam Pemijahan 200
cm x 200 cm x 100 cm, ketiga, Kolam Pembesaran 500 cm x 500 cm x 120 cm.
c. Media Pemeliharaan
Kolam
budidaya belut menggunakan media pemelihaan sebagai tempat hidup berupa
tanah/lumpur sawah yang dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos (sekam/gabah
padi yang dibusukkan), jerami padi, cincangan batang pisang, pupuk urea dan NPK
dengan perbandingan kurang lebih sebagai berikut :
x Lapisan paling bawah tanah/lumpur
setinggi 20 cm.
x Lapisan pupuk kandang setinggi 5 cm.
x Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.
x Lapisan Pupuk kompos setinggi 5 cm.
x Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.
x Lapisan jerami padi setinggi 15 cm, yang diatasnya ditaburi secara merata pupuk urea 2,5 kg dan NPK 2,5 kg untuk ukuran kolam 500 cm x 500 cm. Perbandingan jumlah pupuk dan luas kolam ini juga dipergunakan dalam ukuran kolam, baik lebih besar maupun kecil.
x Lapisan pupuk kandang setinggi 5 cm.
x Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.
x Lapisan Pupuk kompos setinggi 5 cm.
x Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.
x Lapisan jerami padi setinggi 15 cm, yang diatasnya ditaburi secara merata pupuk urea 2,5 kg dan NPK 2,5 kg untuk ukuran kolam 500 cm x 500 cm. Perbandingan jumlah pupuk dan luas kolam ini juga dipergunakan dalam ukuran kolam, baik lebih besar maupun kecil.
x
Lapisan tanah/lumpur setinggi 20 cm. x Lapisan air dengan kedalaman setinggi 15
cm, yang ditaburi secara merata batang pisang sampai menutupi permukaan kolam.
Seluruh media pemeliharaan ini didiamkan agar terjadi
proses permentasi dan siap untuk pemeliharaan belut selama kurang lebih dua
minggu.
d.
Pemilihan Benih
Media pemeliharaan yang sudah lengkap dan siap untuk
pemeliharaan, menuntut pemilihan bibit belut yang berkualitas agar menghasilkan
keturunan normal.
Syarat Benih Belut : pertama, anggota tubuh utuh dan mulus atau tidak cacat atau bekas gigitan. kedua, mampu bergerak lincah dan agresif. ketiga, penampilan sehat yang ditunjukan dengan tubuh yang keras, tidak lemas tatkala dipegang. keempat, tubuh berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklatan. kelima, usia berkisar 2-4 bulan. Disamping itu diperhatikan pula pemilihan induk belut jantan dan betina sebagai berikut :
Syarat Benih Belut : pertama, anggota tubuh utuh dan mulus atau tidak cacat atau bekas gigitan. kedua, mampu bergerak lincah dan agresif. ketiga, penampilan sehat yang ditunjukan dengan tubuh yang keras, tidak lemas tatkala dipegang. keempat, tubuh berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklatan. kelima, usia berkisar 2-4 bulan. Disamping itu diperhatikan pula pemilihan induk belut jantan dan betina sebagai berikut :
1.
Ciri Induk Belut Jantan
2.
Ciri Induk Belut Betina x Berukuran panjang 20-30 cm x Warna permukaan kulit
cerah atau lebih muda x Warna hijau muda pada punggung dan warna putih
kekuningan pada
x
|
Berukuran panjang lebih dari
40 cm.
|
x
|
Warna permukaan kulit gelap
atau abu-abu.
|
x
|
Bentuk kepala tumpul.
|
x
|
Usia diatas sepuluh bulan.
|
perut
x Bentuk kepala runcing
x Usia dibawah sembilan bulan.
x Bentuk kepala runcing
x Usia dibawah sembilan bulan.
e. Perkembangan
Belut
Belut
berkembangbiak secara alami dialam terbuka dan dapat dibudidaya dengan
perkembangbiakan normal dikolam dengan media pemeliharaan yang memenuhi
persyaratan. Belut secara lami
memiliki masa kawin selama musim hujan (4-5 bulan), dimalam hari dengan suhu sekitar
28° C atau lebih. Musim kawin ini ditandai dengan berkeliarannya belut jantan
kepenjuru kolam, terutama ketepian dan dangkal yang akan menjadi lubang
perkawinan. Lubang berbentuk “U”dimana belut jantan akan membuat gelembung busa
dipermukaan air untuk menarik perhatian betina, namun belut jantan menunggu
pasangannya dikolam yang tidak berbusa. Telur-telur dikeluarkan disekitar
lubang, dibawah busa dan setelah dibuahi akan dicakup pejantan untuk
disemburkan dilubang persembunyian yang dijaga belut jantan.
f. Penetasan
Telur-telur ini akan menetas setelah 9-10 hari,
tetapi dalam pendederan menetas pada hari ke 12-14. Anak-anak belut ini
memiliki kulit kuning yang semakin hari akan berangsur-angsur menjadi coklat.
Belut jantan akan tetap menjaga sampai belut muda berusia dua minggu atau
mereka meninggalkan sarang penetasan untuk mencari makanan sendiri.
g. Makanan dan
kebiasaan makan
Belut secara alamiah memakan segala
jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh di air. Belut ini akan menyergap
makanannya dengan membuat lubang perangkap, lubang ini menyerupai terowongan
berdiameter 5 cm.
h. Hamabelut
Belut jarang
terserang penyakit yang disebabkan oleh kuman atau bakteri, namun mereka sering
kekurangan pangan, kekeringan atau dimakan sesama belut dan predator lainnya,
sehingga memerlukan air mengalir agar tetap sehat.
Setelah belut
berkembang sesuai yang diharapkan, kita harus memperhatikan tata cara panen
agar belut tidak luka dan tetap segar, baik untuk pasar lokal maupun antar daerah
dan ekspor. Belut untuk pasar lokal hanya memerlukan ukuran sedang dengan umur
3-4 bulan, sedangkan ekspor perlu ukuran lebih besar dengan usia 6-7 bulan.
Perlakukan pasca panenpun juga harus diperhatikan, baik dalam membersihkan dan
memperbaiki kolam pemeliharaan serta dilakukan penggantian media yang baru,
sehingga makanan belut tidak habis bahkan semakin banyak.
Belut
merupakan makanan bergizi yang layak dikonsumsi manusia, sehingga dapat
dipasarkan dimanapun, baik lokal maupun ekspor dengan harga yang cukup
menguntungkan.
Disamping itu persyaratan kolam, sehingga belut
dapat berkembang dengan baik dan aman dari hama dan predator alami. Kolam ini
dapat diatas atau menggali tanah. Pembuatan kolam belut diawali dengan
perencanaan konstruksi kolam, pemilihan lahan. Hal ini dilanjukan dengan
penggalian tanah atau pembuatan bak diatas tanah, baik untuk kolam penampungan
induk, kolam pemijahan dan pendederan maupun kolam pembesaran. Kolamkolam ini
memiliki ukuran tersendiri antara lain Kolam Penampungan Induk berukuran 200 cm
X 400 cm kedalaman 80 cm, Kolam Pemijahan dan Pendederan berukuran 200 cm X 200
cm kedalaman 100 cm, Kolam Pembesaran berukuran 500 cm X 500 cm kedalaman 120
cm. Disamping ukuran dan persyaratan lahan juga dilengkapi dengan media pemeliharaan
dengan urutan dan ukuran antara lain sebagai berikut :
1. Jerami setinggi 40 cm.
2. Pupuk Urea 5 kg
dan NPK 5 kg (kolam berukuran 500 cmX500 cm atau perbandingannya).
3. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.
4. Pupuk Kandang setinggi 5 cm.
5. Pupuk kompos setinggi 5 cm.
6. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.
7. Cincangan Batang Pisang setinggi 10
cm.
8. Lumpur/tanah setinggi 15 cm.
9. Air setinggi 10 cm.
10. Enceng gondog sebanyak 3/4 permukaan kolam. Media
pemeliharaan ini didiamkan agar terjadi proses permentasi selama kurang lebih
dua minggu, sehingga siap untuk ditaburi bibit/benih belut yang akan
dibudidayakan.
Pelaksanaan pengembangbiakan dapat dimulai setelah kolam dan media pemeliharaan siap. Langkah berikutnya adalah memilih bibit belut yang baik agar hasilnya dapat maksimal. Bibit belut ini harus dipilih yang sempurna atau normal dan singkirkan yang tidak normal. Belut yang berkualitas ini akan menghasilkan keturunan yang baik, sehingga akan berkembang dengan baik pula. Belut berkualitas memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Anggota tubuh utuh dan mulus yaitu
tidak ada luka gigitan.
2. Gerakan lincah dan agresif.
3. Penampilan
sehat yang dicirikan tubuh yang keras dan tidak lemas manakala dipegang.
4. Tubuh berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklatan.
5. Umur antara 2-4 bulan.
Ciri-ciri Induk Belut yang baik dapat
dikenali melalui penampilan :
1. Induk Belut Jantan.
-Berukuran panjang lebih dari 40 cm.
-Permukaan Kulit lebih gelap atau abu-abu
. -Bentuk Kepala Tumpul.
-Umur lebih dari sepuluh bulan.
-Berukuran panjang lebih dari 40 cm.
-Permukaan Kulit lebih gelap atau abu-abu
. -Bentuk Kepala Tumpul.
-Umur lebih dari sepuluh bulan.
2. Induk Belut
Betina.
-Berukuran panjang antara 20-30 cm.
-Permukaan Kulit lebih cerah dan warna putih kekuningan pada perutnya.
-Bentuk kepala runcing.
-Umur dibawah sembilan bulan. Belut ini mudah berkembangbiak dialam terbuka dan tidak sulit dibudidayakan dikolam yang menyerupai habitatnya serta memberikan penghasilan yang cukup menjanjikan.
-Berukuran panjang antara 20-30 cm.
-Permukaan Kulit lebih cerah dan warna putih kekuningan pada perutnya.
-Bentuk kepala runcing.
-Umur dibawah sembilan bulan. Belut ini mudah berkembangbiak dialam terbuka dan tidak sulit dibudidayakan dikolam yang menyerupai habitatnya serta memberikan penghasilan yang cukup menjanjikan.
Perkembangbiakan belut, setahun sekali, akan
dimulai dengan Belut jantan membuat lubang menyerupai huruf “U” dan gelembung
udara yang menarik betina.
Perkawinan akan terjadi pada lubang dan telur akan
bertaburan dibawah gelembung udara yang benyerupai busa. Telur-telur ini
selanjutnya akan dicakup Belut Jantan untuk ditetaskan di lubang persembunyian
dengan pengawasan Belut jantan selama 9-10 hari dialam terbuka dan 12-14 hari
dikolam pemijahan. Belut muda ini akan mencari makan sendiri dan lepas dari
belut jantan setelah berumur 15 hari.
Secara alami belut memakan binatang lain yang
lemah, karena itu mereka harus membuat lubang perangkap yang menyerupai
terowongan yang berkelok agar mangsanya tidak mudah lepas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar