Orang bodoh akan bilang, kelinci tidak layak digarap karena belum
jelas pasar penjualannya. Sedangkan orang cerdas akan berkata “inilah lahan
usaha baru yang menantang karena belum banyak orang menggarapnya sehingga kita
tidak perlu repot bersaing dengan kompetitor.” Orang yang tak mau maju bilang,
pasar kelinci sangat sulit. Karena itu kita tidak layak ternak dalam jumlah
banyak. Orang yang berpikir maju berkata, pasar kelinci justru mudah karena
bisa dijual di kandang, tak perlu repot-repot membuka pasar. Lebih cerdas lagi
kalau mau mengolah hasil panen untuk dendeng kelinci, bakso, sate, abon, atau
kerupuk kulit kelinci. Pemasaran bisa dilakukan secara konvensional dengan menawarkan barang unik
berkualitas tiada tanding. Harga jual mahal pun tidak masalah karena daging
kelinci adalah daging ekseklusif.
Orang pesimistis bilang, masyarakat kita tidak suka daging kelinci.
Orang optimistis berkata, “kelinci mimiliki daging paling berkualitas di antara
hewan lain sehingga layak dijadikan konsumsi protein hewani. Adapun masalah
psikologis seperti kurang nyaman memakan daging kelinci bisa disiasati dengan
pengemasan yang baik agar pembeli tidak teringat oleh kelucuan kelinci.”
Kandungan gizi yang baik akan menjadi isu promosi yang mendrongkrak penjualan
karena akhir-akhir ini banyak daging hewan tidak sehat di pasar. Orang pengecut
bilang, takut beternak kelinci karena kelinci gampang mati. Orang cerdas dan
berani bilang, resiko kematian menimpa setiap makhluk hidup. Masalah kelinci mati ada sebabnya, dan sebuah
tantangan yang biasa bagi kita untuk mengatasinya. Hal ini sudah dibuktikan
oleh banyak peternak yang sukses. Orang bodoh bilang, ternak kelinci
membutuhkan banyak modal, antara lain kandang rumah, kandang baterai, peralatan
dan obat-obatan sehingga akan menguras penghasilan. Orang cerdas berkata, tidak ada ternak yang tidak memakai modal.
Modal besar sekalipun tidak masalah karena akan mendapatkan penghasilan yang
lebih besar.
Orang cerdas akan mengambil peluang ternak atau bisnis kelinci
sebagai potensi. Dengan inilah ia pasti serius menggali pengetahuan secara
mendalam sehingga ia tidak salah melangkah. Apa langkah-langkah yang mesti
dilakukan oleh orang cerdas dalam beternak?
Pertama, mengetahui secara luas dan mendalam
tentang seluk-beluk kelinci. Dunia perkelincian tidak bisa dikenali cukup
dengan satu dua bacaan, apalagi sekedar infomasi lewat telpon/sms seperti
kebanyakan orang. Kita jangan sok praktis dengan bertanya sekali dua kali atau
hanya melihat satu dua peternakan lantas berkata, “aku bisa menjalankan usaha.”
Sikap sok tahu ini sebenarnya milik orang bodoh. Akan lebih baik jika mula-mula
sebelum banyak bertanya kepada orang kita membaca buku kelinci secara lengkap,
termasuk buku yang membicarakan bisnis dan pemasarannya. Kenapa demikian? sebab
setiap orang pasti akan bertanya, kemana menjualnya? harganya berapa? dan
seterusnya. Kebanyakan orang kita masih awam dalam hal ini. Supaya cerdas dan
memperoleh ilmu secara cepat sebaiknya membaca buku panduan terlebih dulu. Ini lebih efektif dan murah dibanding banyak bertanya lewat telpon
maupun datang jauh-jauh ke peternak. Orang bodoh bilang, harga buku mahal, dan
karena itu lebih suka menghabiskan pula atau plesiran dengan biaya tinggi.
Sementara orang pinter bilang, harga buku murah karena dengan beberapa buku ia
akan dapatkan ilmu pengetahuan yang luas.
Kedua,
setelah membaca buku barulah kemudian studi lapangan datang langsung ke
peternak, syukur langsung magang. Dengan
bekal pengetahuan teori dari buku, kita akan bisa membenturkan antara teori dengan praktik. Harus
disadari pula bahwa pengetahuan yang baik selalu memakai pendekatan antara
teori dan praktik secara bersamaan.
Ketiga, teruslah belajar dan bekerja dengan
giat. Tidak ada usaha tanpa resiko dan tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras.
Bukan hanya di peternakan kelinci, melainkan di sektor usaha manapun. Semua
harus diusahakan secara sungguh-sungguh agar potensi usaha yang baik tidak
terbengkelai. (muzaki ahmad, peternak kelinci Probolinggo)
Mari Beternak Kelinci
Selamat datang di sentralternak.com, kali ini
kami akan menurunkan artikel tentang bagaimana cara beternak kelinci untuk
tujuan komersial atau bisnis. Karena selama ini yang ada adalah ternak kelinci
dipelihara sebagai ternak hias atau kesenangan sehingga pemeliharaannya ala
kadarnya. Kita tidak tahu di balik ternak tersebut terdapat potensi yang kalau
kita bisa memanfaatkannya kami yakin segi positiflah yang akan kita dapat.
Mengapa memilih beternak kelinci? pertanyaan yang wajar bagi orang
yang belum mengenal lika-liku bisnis beternak kelinci. Oleh karena itu kami akan berbagi pengalaman
tentang beternak kelinci dengan orientasi bisnis. Kami sendiri pernah menjalin
kerjasama dengan penduduk untuk beternak kelinci. kami selaku penanam modal
(investor) dan tenaga ahli. Ya, itung-itung untuk mengaplikasikan ilmu yang
kami dapatkan di bangku kuliah fakultas peternakan. Maka dari itu kami bisa
memberikan beberapa alasan agar anda tidak ragu lagi untuk mencoba usaha ini
dan semakin mantap bagi yang telah menekuni bidang ini. Di antara alasan
mengapa memilih beternak kelinci adalah sebagai berikut :
1.Pemeliharaan dan perawatannya mudah
2. Tidak
membutuhkan lahan yang luas
3. Biaya
produksi relatif murah sehingga tidak membutuhkan modal besar
4. Ternak
penghasil daging berkualitas dengan kadar lemak rendah
5.
Ketersediaan pakan yang melimpah, karena mampu memanfaatkan pakan dari sisa
dapur dan hasil sampingan produk pertanian
6. Termasuk ternak yang prolific, yaitu ternak yang
mampu beranak banyak per kelahiran
7. Hasil
sampingannya pun masih bisa dimanfaatkan
Berikut beberapa hal yang harus mendapat perhatian sebelum anda memulai
beternak kelinci : Pemilihan lokasi Pemilihan lokasi ternak kelinci banyak
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya
• Lokasi
sebaiknya dekat dengan sumber pakan (areal tanaman sayur, pasar sayur, atau
pasar–pasar secara umum)
• Lokasi
dekat dengan daerah pemasaran. Namun hal ini tidak berlaku bagi peternak yang
sudah punya komunitas atau paguyuban
• Temperatur
atau suhu ideal antara 15-25C
• Sebisa
mungkin diusahakan lokasi kandang dekat dengan aliran sungai dan jauh dari
permukiman penduduk
• Lokasi
aman dari binatang buas atau pencuri
Memilih
bibit Kriteria berikut bisa dijadikan pedoman untuk memilih bibit kelinci :
• Induk diketahui tetuanya atau
dengan kata lain calon induk mempunyai catatan produksi (jumlah anak
perkelahiran, daya tumbuh, dll) dan catatan reproduksi (servis per conception,
fertilitas, keadaan alat reproduksi dll)
• Induk mempunyai putting susu
lebih dari 8 buah
• Tingkah laku tidak nervous
dan mempunyai cukup bulu untuk membuat sarang
• Kondisi fisik yang normal
seperti badan sehat, mata bersinar, bulu yang bersih dan tidak kusut, telinga
tegak tidak pepleh, dan lain sebagainya
Pakan
Banyak jenis tanaman dan sayuran yang bisa diberikan kepada
kelinci. Ynag penting adalah makanan tersebut mampu memenuhi kebutuhan nutrisi
kelinci yang harapannya adalah ternak tersebut mampu tumbuh dan berkembang
dengan baik dan menampilkan catatan produksi yang baik sehingga memberi
keuntungan pada kita. Di antara komposisi ransum ternak kelinci yang bisa
dipakai acuan adalah pakan terdiri dari konsentrat 50 gram untuk kelinci
pertumbuhan dan penggemukan, 70 gram untuk induk bunting, 150-200 gram untuk
induk menyusui, sedang rumput diberikan secara ad libitum (tak terbatas).
Reproduksi
Aspek reproduksi
memegang peranan penting dalam rangka pertambahan jumlah populasi. Ternak
kelinci termasuk dalah satu jenis ternak prolific artinya mampu beranak banyak
per kelahiran. Ada beberapa kiat agar ternak kelinci mempunyai catatan reproduksi yang
baik :
.
• Umur
pertama kali dikawinkan berkisar antara 5-6 bulan
.
• Memilih waktu kawin pagi hari
atau sore hari
.
• Imbangan sex ratio adalah
1:10, artinya seekor pejantan melayani 10 ekor induk
.
• Perkawinan kembali setelah
beranak. Apabila yang diharapkan dari ternak kelinci adalah bakalan maka induk
bisa dikawinkan 7-10 hari setelah beranak.
Tapi apabila yang diinginkan nnatinya adalah sebagai ternak pengganti
(stock replacement) maka sebaiknya induk dikawinkan kembali 40-45 hari setelah
beranak atau setelah anak-anak lepas sapih
Kandang
Berfungsi untuk
melindungi kelinci dari pengaruh luar seperti cuaca buruk, binatang buas dan
pencuri. Ternak kelinci bisa dipelihara secara koloni dan individual. Namun
menurut pengalaman dan pengamatan bahwa kelinci-kelinci yang dikandangkan akan
lebih mudah pengawasan, dan penanganannya. Memang tidak ada standar baku dalam membuat
kandang kelinci. Intinya adalah kelinci tersebut merasa nyaman tinggal
didalamnya sehingga akan menampilkan produksi terbaiknya. Tapi perlu diingat
pula tentang biaya pembuatannya, jangan sampai modal nanti habis hanya untuk
membuat kandang. Tetapi tidak salah kalau anda mencoba ukuran yang sering
digunakan orang yaitu dengan ukuran PxLxT = 90×60x60 cm. apabila dalam sarang
tersebut akan diletakkan sarang maka ukuran sarang berkisar PxLxT = 40×30x30cm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar