• Keuntungan teknik cacah, anakan dihasilkan terus-menerus. 'Anakan hasil perbanyakan dengan cacah bisa langsung jadi indukan begitu daunnya dewasa.
• Sansevieria bermotif belang, terutama hijau kuning atau hijau putih, tidak bisa diperbanyak dengan memotong daun. Risikonya, anakan yang dihasilkan berbeda dengan indukan.
• Bila tunas muncul dari bagian berwarna hijau, individu baru yang muncul juga hijau.
• Risiko busuk lumayan besar, 50%.
• Penyebab utama, serangan cendawan dan bakteri lantaran pisau tidak steril, bagian luka tidak terlindung fungisida dan bakterisida, serta media terlalu lembap karena air siraman menggenang. Kendala lain, akar lambat tumbuh sehingga pertumbuhan anakan pun terhambat.
• Untuk mempercepat akar tumbuh, membungkus bagian bawah cacahan daun dengan tisu. Posisi cacahan tidak ditanam, tapi dibaringkan di atas media. Lalu disiram secara terus-menerus selama 1 bulan dengan larutan perangsang akar. Setelah akar keluar, baru ditanam di media campuran pasir malang dan sekam bakar. Jika ingin memacu tunas lebih cepat tumbuh dan bongsor, sungkup dengan plastik bening. Pertumbuhan daun baru 2 kali lebih bongsor dibanding tanpa sungkup
Potong Tahu Sansevieria
Kirkii Coppertone itu dicacah-cacah daunnya membentuk persegi panjang sepanjang 5 s/d 15 cm. Lalu ditancap-tancapkan di media pasir hingga mengeluarkan anakan.
Kalau dibiarkan 'bereproduksi' alami paling hanya didapat 1-2 anakan per tahun. Maklum kirkii termasuk jenis yang lamban tumbuh. 'Setek' daun itu lantas dibenamkan di media pasir. Hasilnya dari 1 potong daun muncul 2-3 anakan sekaligus dalam hitungan bulan
Menyemai di media campuran sekam bakar dan pasir malang dengan perbandingan 1:3. Karena di Jambi susah mendapatkan pasir malang, sebaiknya bias dengan sisa pembakaran sampah daun pohon tanaman kering. Selama 2 minggu cacahan tidak perlu disiram. Memasuki minggu ke-3 baru siram menggunakan larutan mengandung hormon perangsang tumbuh. Sekitar 3-4 bulan kemudian, tunas baru bermunculan. Setelah 6 bulan pascapencacahan, anakan dengan 4 daun siap dijual.
Teknik cacah pada jenis congo. Potongan daun berukuran 3,5 cm x 3,5 cm atau 5 cm x 5 cm ditanam di media pasir malang dan sekam bakar dengan perbandingan sama. Dalam 4 bulan didapat anakan baru. Namun, buat pemula pria berambut gondrong itu menyarankan ukuran lebih panjang supaya aman.
Menyemai di media campuran sekam bakar dan pasir malang dengan perbandingan 1:3. Selama 2 minggu cacahan tidak perlu disiram. Memasuki minggu ke-3 baru siram menggunakan larutan mengandung hormon perangsang tumbuh. Sekitar 3-4 bulan kemudian, tunas baru bermunculan. Setelah 6 bulan pascapencacahan, anakan dengan 4 daun siap dijual.
Pabrik anakan
Keuntungan teknik cacah, anakan dihasilkan terus-menerus. Anakan hasil perbanyakan dengan cacah bisa langsung jadi indukan begitu daunnya dewasa. Penggemar encephalarthos itu menyebutnya perbanyakan dari daun ke daun. Karena setiap daun baru potensial jadi indukan untuk perbanyakan berikut, anakan pun seperti tak ada habis-habisnya.
Namun, tidak semua lidah mertua bisa diduplikasi dengan cara cacah daun. 'Sansevieria bermotif belang, terutama hijau kuning atau hijau putih, tidak bisa diperbanyak dengan memotong daun. Risikonya, anakan yang dihasilkan berbeda dengan indukan. Bila tunas muncul dari bagian berwarna hijau, individu baru yang muncul juga hijau.
Risiko busuk lumayan besar, 50%. Penyebab utama, serangan cendawan dan bakteri lantaran pisau tidak steril, bagian luka tidak terlindung fungisida dan bakterisida, serta media terlalu lembap karena air siraman menggenang. Kendala lain, akar lambat tumbuh sehingga pertumbuhan anakan pun terhambat.
Untuk mempercepat akar tumbuh, bungkus bagian bawah cacahan daun dengan tisu. Posisi cacahan tidak ditanam, tapi dibaringkan di atas media. Lalu disiram secara terus-menerus selama 1 bulan dengan larutan perangsang akar. Setelah akar keluar, baru ditanam di media campuran pasir malang dan sekam bakar. Jika ingin memacu tunas lebih cepat tumbuh dan bongsor, sungkup dengan plastik bening. Pertumbuhan daun baru 2 kali lebih bongsor dibanding tanpa sungkup
tips perbanyakan sansevieria
Dalam perbanyakan sansevieria dikenal ada 2 macem metoda, generatif dan vegetatif.secara generatif perbanyakan sansevieria lewat biji dan secara vegetatif meliputi:
1.pemisahan, pemotongan anakan atau tunas
2.setek daun 3.setek rimpang
4.setek pucuk
4.cabut pucuk
5.potong pucuk
6.penggal leher
7. kultur jaringan
Perbanyakan secara generative Tips mengawinkan sansevieria
1. Siapkan tanaman sanse yg bunga nya akan dikawinkan / disilangkan
2. Tunggu sampai bunga itu matang (biasanya akan tercium bau yg sangat harum) kurang lebih sekitar jam 10-11 malam.----> Untuk memastikan serbuknya ada, liat pake kaca pembesar terus sambil
disenterin. Biasanya akan keliatan seperti bubuk2 mengelilingi benang sari.
3. Jika sudah matang, siapkan kuas (kenapa kuas? karna kuas terbuat dari plastik dan mempunyai listrik statis, sehingga serbuk bisa menempel pada kuas.. Kalo bisa jgn cotton bud.... Cotton bud warnanya putih, jadi ga keliatan apakah benang sari itu uda nempel ato blm.
4. Kemudian gunakan kuas untuk mengusap benang sari yang sudah matang tadi (biasanya pada kuas akan keliatan kuning2)
5. Setelah terlihat bubuk sari pada kuas, usapkan kuas pada putik nya....
6. Lakukan hal di atas berulang-ulang sampai semua putik mendapatkan benang sari.
Nah kemudian proses pematangan biji
1. Biasanya, setelah kuas yg mengandung bubuk sari di usapkan pada putik, maka pada setiap pangkal bunga akan membengkak.. Nah pembengkakan itulah yg nantinya akan menghasilkan biji. Namun terkadang, pembengkakan itu tidak seperti yg kita harapkan yg mana menghasilkan biji yg dimaksud. Nah, keliatan dari mana tidak menghasilkan biji? Tentunya, bunga2 tadi akan rontok (untuk sanse yg model bunga nya menjulang ke atas)....
2. Sukur2, pembuahan tadi menghasilkan biji... Nah, kapan biji tersebut matang? Pematangan biji sanse cukup lama... Berbulan2... Berdasarkan pengalaman aku menyilangkan sanse, biasanya pematangan biji itu sekitar 3-5 bulan...
3. Terus, kalo ud 3-5 bulan, apakah pasti sudah matang? Trus keliatan ud matang ketika apa? Biasanya biji sanse matang itu keliatan kalo warna oranye gelap. Inget!!! ORANYE GELAP... Dan satu lagi, pematangan biji sansevieria itu sebaiknya SEREMPAK.. Inget!!! SEREMPAK... Kenapa harus serempak? Karna biji sanse yg matang terlebih dahulu ato berwarna oranye gelap terlebih dahulu, biasanya tidak akan ada biji .
Nah, kemudian kalo ud warna oranye gelap diapain?
1. Kalo sudah berwarna oranye gelap, cabut biji dari batangnya kemudian pencet biji oranye tersebut sampai menemukan biji keras didalamnya....
2. Cuci bersih dengan air biasa
3. Kemudian, TANAM
Penggal leher
Perbanyakan sansevieria dengan kombinasi potong tengah, cabut pucuk dan stek daun tanaman varigata: Mengapa di mutilasi:
1. meningkatkan performa terkadang saat kita mendapatkan tanaman kondisinya sudah tidak mulus lagi, sudah banyak daun yang patah atau luka. tetapi potensinya sebenarnya bagus, untuk menunggu anakannya dirasa masih lama..
2. untuk mempercepat mendapatkan anakan Untuk mendapatkan performa dari anakan yang lebih baik. kelebihan dari metode ini
1. anakan lebih cepat muncul dibanding stek daun
2. munculnya anakan yang identik dengan induknya secara probability akan besar, jika induknya varigata, kemungkinan untuk mendapatkan anakan yang varigata cukup tinggi karena anak keluar dari batang/ rimpang
3. setelah beranak indukan masih bisa terus memproduksi anakan
kerugian metode ini, performa indukan jadi rusak dalam kasus ini S lav 1970 13 daun dipotong bagian tengah dan pucuk dicabut.
Dilakukan karena dari 13 daun yg ada 6 daun varigata di bagian tengah... sedang 4 daun terakhir sifat varigata tidak ada lagi. Untuk bagian bawah yang ada akar diharapkan akan segera muncul anakan yang membawa sifat varigata induknya. Untuk bagian atas batang bawah berasal dari daun yang membawa sifat varigata... diharapkan akan muncul tunas/anakan dari ketiak daun varigata.
Untuk daun yang lepas meskipun memunculkan sivat yang mirip induknya kecil... tapi tidak ada salahnya dicoba... sapa tau...
Untuk Tanaman yang sifat varigatanya bagus di daun atas, disarankan tidak usah dicabut pucuknya... biarkan tumbuh ke atas
Perbanyakan sansevieria dengan stek daun
Barangkali dapat sebagai tambahan sharing, dari pengalaman beberapa teman perihal stek daun ada beberapa hal juga yang mempengaruhi kecepatan muncul dan jumlah anakan, diantaranya :
1. Posisi tanam. Daun yang ditanam dgn posisi miring anakan lebih cepat keluar dibandingkan dengan daun yang ditanam dgn posisi tegak urus.
2. Tingkat kepadatan media. Media tanam stek daun yang gembur lebih cepat akan mempercepat keluarnya anak dibandingkan dengan media tanam yang padat. Teman tersebut bahkan ada yang memakai media akar pakis murni tanpa campuran apapun.
3. Cara pemberian nutrisi. Pemberian nutrisi (pupuk ataupun ZPT) iberikan dengan cara tanaman/stek daun tersebut "dipuasakan" terlebih dahulu (tidak disiram sama sekali selama 4/5 hari tergantung cuaca setempat) setelah benar-benar "puasa"/kering baru disiram dengan pupuk/zpt dengan dosis 1,5 kali anjuran. Hal tersebut dimaksud agar penyerapan nutrisi yang diberikan menjadi benar-benar optimal.
Berdasarkan perlakuan tersebut ternyata anakan yang keluar jumlahnya lumayan banyak, rata-rata >3 bahkan ada yang sampai 9 !!! Itu sebagian pengalaman teman pada stek daun. Mungkin hal tersebut belum tentu benar namun tidak ada salahnya untuk dicoba dan dibuktikan.
• sharing pengalaman tentang perbanyakan sansevieria keluarnya akar stek daun lebih cepat jika digeletakin di atas media saja, baru ditanem setelah ada tanda tanda keluar akar
• ditanem/ dipendam setelah ada tanda tanda keluar akar, akar akan cepat keluar
• jika tunas lebih sedikit / satu tunas pertumbuhan akan lebih pesat.
• tunas banyak pertumbuhan lebih lambat
• anakan bukan stek daun pertumbuhan jauh..... lebih pesat sudah mau dua daun pd waktu hampir sama
• baru bertunas daun varigata... hasilnya mungkin baru ketahuan beberapa bulan lagi apa varigata ato tidak
PERBANYAKAN SANSE DENGAN POTONG DAUN
Perbanyakan sanse bisa dilakukan dengan mencacah daun-daunnya. Tapi induk mesti sehat. Boleh potong, tapi jangan sampai terbalik ujung dan pangkal. Kalau salah letak, bisa tidak tumbuh
Berikut adalah teknik dan trik perbanyakan sanse menurut Iwan Hendrayanta, kolektor sanse di Permata Hijau, Jaksel.
1. Siapkan tanaman induk bahan cacah. Induk mesti sehat dengan panjang daun minimal 15-20 cm.
2. Potong-potong daun sepanjang 5 cm. Susun potongan daun di tempat terpisah supaya tidak terbalik bagian pangkal dan ujung. Bila salah menanam-bagian ujung yang ditancapkan ke media-tunas tak bakalan muncul.
3. Seluruh bagian daun dapat digunakan, termasuk pangkal. Daun yang lebar, dibagi dua.
4. Siapkan pot. Lubangi lagi bagian dasar yang masih tertutup supaya air siraman tidak mengendap. Itu mengurangi risiko busuk.
5. Letakkan styrofoam di dasar pot untuk menambah porositas dan aerasi lancar.
6. Masukkan media pasir hingga ½-¾ volume pot.
7. Olesi pangkal cacahan daun sansevieria dengan perangsang akar. Olesi ujung daun dengan fungisida untuk menghindari busuk.
8. Tanam cacahan daun di media, lalu pendam dengan sisa media hingga mendekati bibir pot.
9. Hasil tanam, jangan disiram dan kena hujan hingga 3 minggu. Letakkan di tempat ternaungi.
10. Anakan siap dipisahkan setelah 4-5 bulan atau memiliki 3 daun. Sebetulnya bila daun sehat, anakan dengan 1 daun pun siap dipisah.
11. Tanam anakan di media campuran pasir dan sekam bakar dengan perbandingan 1:1. Perawatan selanjutnya seperti tanaman dewasa. Pemberian pupuk 2 kali seminggu diberikan lewat daun.
• Sansevieria bermotif belang, terutama hijau kuning atau hijau putih, tidak bisa diperbanyak dengan memotong daun. Risikonya, anakan yang dihasilkan berbeda dengan indukan.
• Bila tunas muncul dari bagian berwarna hijau, individu baru yang muncul juga hijau.
• Risiko busuk lumayan besar, 50%.
• Penyebab utama, serangan cendawan dan bakteri lantaran pisau tidak steril, bagian luka tidak terlindung fungisida dan bakterisida, serta media terlalu lembap karena air siraman menggenang. Kendala lain, akar lambat tumbuh sehingga pertumbuhan anakan pun terhambat.
• Untuk mempercepat akar tumbuh, membungkus bagian bawah cacahan daun dengan tisu. Posisi cacahan tidak ditanam, tapi dibaringkan di atas media. Lalu disiram secara terus-menerus selama 1 bulan dengan larutan perangsang akar. Setelah akar keluar, baru ditanam di media campuran pasir malang dan sekam bakar. Jika ingin memacu tunas lebih cepat tumbuh dan bongsor, sungkup dengan plastik bening. Pertumbuhan daun baru 2 kali lebih bongsor dibanding tanpa sungkup
Potong Tahu Sansevieria
Kirkii Coppertone itu dicacah-cacah daunnya membentuk persegi panjang sepanjang 5 s/d 15 cm. Lalu ditancap-tancapkan di media pasir hingga mengeluarkan anakan.
Kalau dibiarkan 'bereproduksi' alami paling hanya didapat 1-2 anakan per tahun. Maklum kirkii termasuk jenis yang lamban tumbuh. 'Setek' daun itu lantas dibenamkan di media pasir. Hasilnya dari 1 potong daun muncul 2-3 anakan sekaligus dalam hitungan bulan
Menyemai di media campuran sekam bakar dan pasir malang dengan perbandingan 1:3. Karena di Jambi susah mendapatkan pasir malang, sebaiknya bias dengan sisa pembakaran sampah daun pohon tanaman kering. Selama 2 minggu cacahan tidak perlu disiram. Memasuki minggu ke-3 baru siram menggunakan larutan mengandung hormon perangsang tumbuh. Sekitar 3-4 bulan kemudian, tunas baru bermunculan. Setelah 6 bulan pascapencacahan, anakan dengan 4 daun siap dijual.
Teknik cacah pada jenis congo. Potongan daun berukuran 3,5 cm x 3,5 cm atau 5 cm x 5 cm ditanam di media pasir malang dan sekam bakar dengan perbandingan sama. Dalam 4 bulan didapat anakan baru. Namun, buat pemula pria berambut gondrong itu menyarankan ukuran lebih panjang supaya aman.
Menyemai di media campuran sekam bakar dan pasir malang dengan perbandingan 1:3. Selama 2 minggu cacahan tidak perlu disiram. Memasuki minggu ke-3 baru siram menggunakan larutan mengandung hormon perangsang tumbuh. Sekitar 3-4 bulan kemudian, tunas baru bermunculan. Setelah 6 bulan pascapencacahan, anakan dengan 4 daun siap dijual.
Pabrik anakan
Keuntungan teknik cacah, anakan dihasilkan terus-menerus. Anakan hasil perbanyakan dengan cacah bisa langsung jadi indukan begitu daunnya dewasa. Penggemar encephalarthos itu menyebutnya perbanyakan dari daun ke daun. Karena setiap daun baru potensial jadi indukan untuk perbanyakan berikut, anakan pun seperti tak ada habis-habisnya.
Namun, tidak semua lidah mertua bisa diduplikasi dengan cara cacah daun. 'Sansevieria bermotif belang, terutama hijau kuning atau hijau putih, tidak bisa diperbanyak dengan memotong daun. Risikonya, anakan yang dihasilkan berbeda dengan indukan. Bila tunas muncul dari bagian berwarna hijau, individu baru yang muncul juga hijau.
Risiko busuk lumayan besar, 50%. Penyebab utama, serangan cendawan dan bakteri lantaran pisau tidak steril, bagian luka tidak terlindung fungisida dan bakterisida, serta media terlalu lembap karena air siraman menggenang. Kendala lain, akar lambat tumbuh sehingga pertumbuhan anakan pun terhambat.
Untuk mempercepat akar tumbuh, bungkus bagian bawah cacahan daun dengan tisu. Posisi cacahan tidak ditanam, tapi dibaringkan di atas media. Lalu disiram secara terus-menerus selama 1 bulan dengan larutan perangsang akar. Setelah akar keluar, baru ditanam di media campuran pasir malang dan sekam bakar. Jika ingin memacu tunas lebih cepat tumbuh dan bongsor, sungkup dengan plastik bening. Pertumbuhan daun baru 2 kali lebih bongsor dibanding tanpa sungkup
tips perbanyakan sansevieria
Dalam perbanyakan sansevieria dikenal ada 2 macem metoda, generatif dan vegetatif.secara generatif perbanyakan sansevieria lewat biji dan secara vegetatif meliputi:
1.pemisahan, pemotongan anakan atau tunas
2.setek daun 3.setek rimpang
4.setek pucuk
4.cabut pucuk
5.potong pucuk
6.penggal leher
7. kultur jaringan
Perbanyakan secara generative Tips mengawinkan sansevieria
1. Siapkan tanaman sanse yg bunga nya akan dikawinkan / disilangkan
2. Tunggu sampai bunga itu matang (biasanya akan tercium bau yg sangat harum) kurang lebih sekitar jam 10-11 malam.----> Untuk memastikan serbuknya ada, liat pake kaca pembesar terus sambil
disenterin. Biasanya akan keliatan seperti bubuk2 mengelilingi benang sari.
3. Jika sudah matang, siapkan kuas (kenapa kuas? karna kuas terbuat dari plastik dan mempunyai listrik statis, sehingga serbuk bisa menempel pada kuas.. Kalo bisa jgn cotton bud.... Cotton bud warnanya putih, jadi ga keliatan apakah benang sari itu uda nempel ato blm.
4. Kemudian gunakan kuas untuk mengusap benang sari yang sudah matang tadi (biasanya pada kuas akan keliatan kuning2)
5. Setelah terlihat bubuk sari pada kuas, usapkan kuas pada putik nya....
6. Lakukan hal di atas berulang-ulang sampai semua putik mendapatkan benang sari.
Nah kemudian proses pematangan biji
1. Biasanya, setelah kuas yg mengandung bubuk sari di usapkan pada putik, maka pada setiap pangkal bunga akan membengkak.. Nah pembengkakan itulah yg nantinya akan menghasilkan biji. Namun terkadang, pembengkakan itu tidak seperti yg kita harapkan yg mana menghasilkan biji yg dimaksud. Nah, keliatan dari mana tidak menghasilkan biji? Tentunya, bunga2 tadi akan rontok (untuk sanse yg model bunga nya menjulang ke atas)....
2. Sukur2, pembuahan tadi menghasilkan biji... Nah, kapan biji tersebut matang? Pematangan biji sanse cukup lama... Berbulan2... Berdasarkan pengalaman aku menyilangkan sanse, biasanya pematangan biji itu sekitar 3-5 bulan...
3. Terus, kalo ud 3-5 bulan, apakah pasti sudah matang? Trus keliatan ud matang ketika apa? Biasanya biji sanse matang itu keliatan kalo warna oranye gelap. Inget!!! ORANYE GELAP... Dan satu lagi, pematangan biji sansevieria itu sebaiknya SEREMPAK.. Inget!!! SEREMPAK... Kenapa harus serempak? Karna biji sanse yg matang terlebih dahulu ato berwarna oranye gelap terlebih dahulu, biasanya tidak akan ada biji .
Nah, kemudian kalo ud warna oranye gelap diapain?
1. Kalo sudah berwarna oranye gelap, cabut biji dari batangnya kemudian pencet biji oranye tersebut sampai menemukan biji keras didalamnya....
2. Cuci bersih dengan air biasa
3. Kemudian, TANAM
Penggal leher
Perbanyakan sansevieria dengan kombinasi potong tengah, cabut pucuk dan stek daun tanaman varigata: Mengapa di mutilasi:
1. meningkatkan performa terkadang saat kita mendapatkan tanaman kondisinya sudah tidak mulus lagi, sudah banyak daun yang patah atau luka. tetapi potensinya sebenarnya bagus, untuk menunggu anakannya dirasa masih lama..
2. untuk mempercepat mendapatkan anakan Untuk mendapatkan performa dari anakan yang lebih baik. kelebihan dari metode ini
1. anakan lebih cepat muncul dibanding stek daun
2. munculnya anakan yang identik dengan induknya secara probability akan besar, jika induknya varigata, kemungkinan untuk mendapatkan anakan yang varigata cukup tinggi karena anak keluar dari batang/ rimpang
3. setelah beranak indukan masih bisa terus memproduksi anakan
kerugian metode ini, performa indukan jadi rusak dalam kasus ini S lav 1970 13 daun dipotong bagian tengah dan pucuk dicabut.
Dilakukan karena dari 13 daun yg ada 6 daun varigata di bagian tengah... sedang 4 daun terakhir sifat varigata tidak ada lagi. Untuk bagian bawah yang ada akar diharapkan akan segera muncul anakan yang membawa sifat varigata induknya. Untuk bagian atas batang bawah berasal dari daun yang membawa sifat varigata... diharapkan akan muncul tunas/anakan dari ketiak daun varigata.
Untuk daun yang lepas meskipun memunculkan sivat yang mirip induknya kecil... tapi tidak ada salahnya dicoba... sapa tau...
Untuk Tanaman yang sifat varigatanya bagus di daun atas, disarankan tidak usah dicabut pucuknya... biarkan tumbuh ke atas
Perbanyakan sansevieria dengan stek daun
Barangkali dapat sebagai tambahan sharing, dari pengalaman beberapa teman perihal stek daun ada beberapa hal juga yang mempengaruhi kecepatan muncul dan jumlah anakan, diantaranya :
1. Posisi tanam. Daun yang ditanam dgn posisi miring anakan lebih cepat keluar dibandingkan dengan daun yang ditanam dgn posisi tegak urus.
2. Tingkat kepadatan media. Media tanam stek daun yang gembur lebih cepat akan mempercepat keluarnya anak dibandingkan dengan media tanam yang padat. Teman tersebut bahkan ada yang memakai media akar pakis murni tanpa campuran apapun.
3. Cara pemberian nutrisi. Pemberian nutrisi (pupuk ataupun ZPT) iberikan dengan cara tanaman/stek daun tersebut "dipuasakan" terlebih dahulu (tidak disiram sama sekali selama 4/5 hari tergantung cuaca setempat) setelah benar-benar "puasa"/kering baru disiram dengan pupuk/zpt dengan dosis 1,5 kali anjuran. Hal tersebut dimaksud agar penyerapan nutrisi yang diberikan menjadi benar-benar optimal.
Berdasarkan perlakuan tersebut ternyata anakan yang keluar jumlahnya lumayan banyak, rata-rata >3 bahkan ada yang sampai 9 !!! Itu sebagian pengalaman teman pada stek daun. Mungkin hal tersebut belum tentu benar namun tidak ada salahnya untuk dicoba dan dibuktikan.
• sharing pengalaman tentang perbanyakan sansevieria keluarnya akar stek daun lebih cepat jika digeletakin di atas media saja, baru ditanem setelah ada tanda tanda keluar akar
• ditanem/ dipendam setelah ada tanda tanda keluar akar, akar akan cepat keluar
• jika tunas lebih sedikit / satu tunas pertumbuhan akan lebih pesat.
• tunas banyak pertumbuhan lebih lambat
• anakan bukan stek daun pertumbuhan jauh..... lebih pesat sudah mau dua daun pd waktu hampir sama
• baru bertunas daun varigata... hasilnya mungkin baru ketahuan beberapa bulan lagi apa varigata ato tidak
PERBANYAKAN SANSE DENGAN POTONG DAUN
Perbanyakan sanse bisa dilakukan dengan mencacah daun-daunnya. Tapi induk mesti sehat. Boleh potong, tapi jangan sampai terbalik ujung dan pangkal. Kalau salah letak, bisa tidak tumbuh
Berikut adalah teknik dan trik perbanyakan sanse menurut Iwan Hendrayanta, kolektor sanse di Permata Hijau, Jaksel.
1. Siapkan tanaman induk bahan cacah. Induk mesti sehat dengan panjang daun minimal 15-20 cm.
2. Potong-potong daun sepanjang 5 cm. Susun potongan daun di tempat terpisah supaya tidak terbalik bagian pangkal dan ujung. Bila salah menanam-bagian ujung yang ditancapkan ke media-tunas tak bakalan muncul.
3. Seluruh bagian daun dapat digunakan, termasuk pangkal. Daun yang lebar, dibagi dua.
4. Siapkan pot. Lubangi lagi bagian dasar yang masih tertutup supaya air siraman tidak mengendap. Itu mengurangi risiko busuk.
5. Letakkan styrofoam di dasar pot untuk menambah porositas dan aerasi lancar.
6. Masukkan media pasir hingga ½-¾ volume pot.
7. Olesi pangkal cacahan daun sansevieria dengan perangsang akar. Olesi ujung daun dengan fungisida untuk menghindari busuk.
8. Tanam cacahan daun di media, lalu pendam dengan sisa media hingga mendekati bibir pot.
9. Hasil tanam, jangan disiram dan kena hujan hingga 3 minggu. Letakkan di tempat ternaungi.
10. Anakan siap dipisahkan setelah 4-5 bulan atau memiliki 3 daun. Sebetulnya bila daun sehat, anakan dengan 1 daun pun siap dipisah.
11. Tanam anakan di media campuran pasir dan sekam bakar dengan perbandingan 1:1. Perawatan selanjutnya seperti tanaman dewasa. Pemberian pupuk 2 kali seminggu diberikan lewat daun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar