Sanseviera atau biasa disebut lidah mertua ini bagi
penggemar tanaman hias masih diminati. Wajar, karena bentuknya yang sensual dan
khas. Belum lagi khasiatnya yang baik untuk kese hatan, yaitu sebagai penyerap antioksidan.
Sebagai tanaman gurun, sansevieria memiliki bentuk yang terbilang miniÂmalis.
Tanpa
banyak variasi, tanpa batang, dengan daun berstruktur keras. Karena bentuk yang
tak biasa inilah, hati kolektor biasanya mulai kesengsem dengan tanaman yang
sering digunakan anak kecil untuk mainan 'pedang-pedangan' ini.
Bentuknya yang unik, serta khasiatnya yang baik untuk
menyerap radikal bebas. sanseÂvieria juga dikenal memiliki serat yang kuat. Beberapa negara sudah
mengembangkan industri tekstilnya dengan berbahan dasar tanaman ini.
Selain sebagai bahan
dasar produk tekstil, di Amerika, sansevieria akrab dengan tentara. Serat
sansevieria yang kuat sering dimanfaatkan oleh tentara untuk menarik tank yang
terjebak di lautan pasir.
Menurut literatur yang
pemah saya baca, tanaman ini sering dirangkai dan menjadi tali. Rangkaian
sansevieria ini konon sangat kuat, bahkan bila dibandingkan dengan tali tambang
sekalipun, kata Syaichul Anam, Kolektor yang juga pemilik Gallery Black Gold
Sansevieria Collection di Sidoarjo, Jatim.
Sebagai distributor sekaligus kolektor tanaaman hias, Syaichul juga
memiliki jenis sanÂsevieria andalan. Sansevieria andalan itu dari jenis Bolpho
Pyllom asal Amerika. Jenis ini adalah
salah satu jenis sansevieria silinÂdris langka yang biasa hidup di gurun
pasir.
la mendapatkan
sansevieria langka ini dari teman sesama kolektor sekitar tahun 2006 lalu. Begitu
melihatnya, Syaichul langsung tertarik dengan tanaman ini. Meski tak mau
menyebut berapa harga yang dikeluarkan pada saat itu, pria kelahiran Surabaya,
6 Oktober 1963, ini mengaku kagum dengan tanaman ini, karena bentuknya yang
sudah bercabang tiga. Tak sia-sia, salah satu koleksi sansevieria langka yang
kini berusia 10 tahun ini pun pernah juga dikagumi oleh kolektor yang
lain.
Pada setiap pameran saya selalu membawa tanaman ini. Dan sesekali orang bertanya untuk dapat membeÂlinya.
Sampai sekarang, nilai yang perÂnah diajukan pernah mencapai sekitar Rp 30
juta, terang Syaichul.
Mengingat langka dan keunikan
Bolpho Pyllom miliknya, Syaichul pun berusaha untuk memperbanyak dan
membudiÂdayakan koleksinya ini. Berbagai cara pun ia lakukan demi mendapat bibit tanaman
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar