Trifasciata Mutasi
Thanks for Mr Hari Sumarno, Thanks, for this sanseviera.....................
Sanseviera saya ini jenis trifasciata,
Didapatkan pada seorang teman HS di Lrg Sedara Sipin Jambi secara kebetulan terlihat diantara tanaman yang tidak terurus bersama dengan kelompoknya dan menyolok berbeda warna.
Pengambilan dengan cara memotong dari indukannya.
Ternyata ini salah, seharusnya pengambilan sansseviera varigata seharusnya dengan menyertakan satu indukan aslinya sehingga, tanaman varigata tersebut dapat metabolisme makanan dari indukannya.
Akibatnya setelah hampir setahun baru kemudian keluar anakannya, dan ternyata varigata juga. Sebagai info, berikut gambarnya pada hri ini, 18-05-2012
Nah sekedar berbagi mengenai Sanseviera jenis mutasi, sebagai berikut :
Tak satu pun daun cokelat terbakar matahari. Padahal sifat
variegatanya kuat: warna kuning gading mendominasi. Kontras dengan anggapan
banyak orang: tanaman variegata-apalagi albinosulit bertahan hidup.
Sah-sah saja jika banyak yang beranggapan begitu. Jumlah kloroplas tanaman
variegata lebih sedikit daripada tanaman normal. Akibatnya, penyerapan cahaya
matahari tidak optimal. Kerja mengubah karbondioksida menjadi gula sebagai
sumber energi dan makanan bagi pertumbuhan pun terhambat. Makanya, tanaman
variegata lebih lemah dibandingkan yang normal. Si belang butuh perawatan
ekstra agar tetap sehat dan prima.
Salah satunya penggunaan jaring
peneduh. Jaring
mengurangi intensitas cahaya matahari yang diterima tanaman. Semakin besar
persentase variegata, kebutuhan cahaya semakin sedikit. Itu karena grana yang
terdapatdi dalam kloroplas yang berfungsi menangkap sinar matahari jumlahnya
sedikit.
Intensitas rendah Grana terdiri atas
setumpuktilakoid berupa gelembung bermembran, pipih, dan seperti cakram. Membran
tilakoid menyimpan pigmen-pigmen fotosintesis dan sistem transpor elektron yang
terlibat dalam fase fotosintesis yang bergantung pada cahaya. Pada tanaman variegata, dengan cahaya sedikit
sudah mencukupi kebutuhan grana,' kata Dr Soeranto Hoeman, peneliti di Bidang
Pertanian Kelompok Pemuliaan Tanaman di PATIRBATAN. Bila intensitas cahaya
tinggi, bagian variegata terbakar karena jumlah cahaya masuk melebihi kapasitas
grana.
Cahaya matahari langsung juga
menyebabkan warna variegata pudar. 'Kelainan sel-sel pada tanaman variegata
rusak sehingga terurai jadi putih,' ujar Bambang Hermanto, MSc, peneliti bidang
geologi di P2O-LIPI yang juga hobi sansevieria. Selain itu, intensitas cahaya
yang tinggi menyebabkan metabolisme tanaman lebih aktif sehingga mendorong
pembentukan klorofil lebih banyak. Pigmen lain seperti karotenoid pun
terhambat. Dengan demikian warna hijau pada tanaman variegata lebih banyak
muncul dibandingkan kuning atau putih.
Makanya, jaring peneduh mutlak digunakan untuk
melindungi tanaman variegata. Pramote meletakkan caulescens variegata di bawah
naungan jaring 50%. Dr Purbo Djojokusumo di Pancawati, Bogor, menata lidah mertua
variegata di bagian belakang nurseri yang terlindungi paparan sinar matahari. Itu ditambah penggunaan plastik
UV yang mampu mengurangi paparan ultraviolet hingga 14%. Namun, 'Sebaiknya
tetap menggunakan shading net 50-60% untuk sansevieria variegata atau
sansevieria kuning seperti california dan goldflame agar daun tidak pucat,'
kata Purbo. Itu diamini Edi Sebayang, hobiis di Tangerang, Banten.
Nutrisi
Faktor lain supaya variegata
prima adalah pemupukan. Tanaman variegata rentan terhadap magnesium, besi, dan
nitrogen tinggi. Mg dan Fe merupakan unsur pembentuk dan katalis dalam sintesis
klorofil. Sedangkan, 'Nitrogen tinggi memacu tanaman memproduksi klorofil
sehingga variegata berkurang,' ujar Bambang. Itu yang terjadi pada masoniana
variegata koleksi Edi.
Pada Maret 2007 sekitar 15 pot
masoniana berwarna hijau-kuning diboyong ke kediamannya di Tangerang.
Sansevieria itu kemudian ditanam dalam media campuran pasir malang, kompos,
fermentasi kotoran kambing, dan sekam bakar dengan perbandingan
5:1:1:3. Perawatannya, pupuk berkadar N tinggi. Selang 4 bulan terjadi
perubahan. Warna yang semula kuning perlahan menjadi pudar dan hijau semakin
banyak. Belajar dari pengalaman itu kini semua sansevieria variegata koleksi
ditanam dalam media pasir 100% dan diberi pupuk seimbang.
Purbo memberikan pupuk lambat urai dengan dosis seimbang yang dicampur ke
dalam media. Untuk pot berdiameter 20 cm dosisnya 2 sendok teh. Sementara pot
berdiameter 35-40 cm, 2 sendok makan pupuk dicampur dengan media dan 1 sendok
makan pupuk ditabur di atas media. Pramote hanya memberikan pupuk lambat
urai 14-14-14 sebanyak satu sendok teh untuk pot berdiameter 25 cm setiap 3
bulan. Dengan cara itu S. caulescens
variegata tetap tampil prima.
cacah
daun.
'Sansevieria bermotif belang, terutama hijau
kuning atau hijau putih, tidak bisa diperbanyak dengan memotong daun,' ujar
Iwan. Risikonya, anakan yang dihasilkan berbeda dengan indukan. Bila tunas
muncul dari bagian berwarna hijau, individu baru yang muncul juga hijau.
Risiko busuk lumayan besar,
50%. Penyebab utama, serangan cendawan dan bakteri lantaran pisau tidak steril,
bagian luka tidak terlindung fungisida dan bakterisida, serta media terlalu
lembap karena air siraman menggenang. Kendala lain, akar lambat tumbuh sehingga
pertumbuhan anakan pun terhambat.
Untuk mempercepat akar tumbuh,
Andy membungkus bagian bawah cacahan daun dengan tisu. Posisi cacahan tidak
ditanam, tapi dibaringkan di atas media. Lalu disiram secara terus-menerus
selama 1 bulan dengan larutan perangsang akar. Setelah akar keluar, baru
ditanam di media campuran pasir malang dan sekam bakar. Jika ingin memacu tunas
lebih cepat tumbuh dan bongsor, sungkup dengan plastik bening. Pertumbuhan daun
baru 2 kali lebih bongsor dibanding tanpa sungkup
Mutasi Sementara
Tanaman yang mengalami mutasi sementara
akan kembali seperti asalnya jika mendapat perlakuan tertentu. Mutasi ini
diantaranya disebabkan oleh beberapa hal berikut. Perbanyakan sansevieria melalui
stek daun. contohnya, hasil stek daun sansevieria 'hahnii' bisa jadi
sansevieria 'golden 'hahnii'. Namun, setek daun 'sansevieria golden 'hahnii'
akan menjadi sansevieria 'hahnii' kembali.
Perubahan perlakuan pearawatan. Misalnya, pemberian pupuk organik
cair secara berlebihan dapat menyebabkan perubahan bentuk daun sementara.
Setalah pemberain pupuk dihentikan, sansevieria tersebut akan kembali ke bentuk
semula. Jangan Pisahkan Anakan Albino dari Induknya
Pada beberapa kasus, tanaman yang
bermutasi akan menghasilkan tunas anakan yang seluruh daunnya berwarna kuning
atau keputih-putihan. Sansevieria seperti ini tentu sangat menarik. Namun, ada
hal penting yang harus diperhatikan ketika menemukan anakan yang sama sekali
tidak memiliki hijau daun seperti ini. Anakan ini tidak boleh dipisahkan dari
induknya. Pasalnya, anakan albino ini tidak bisa berfotosintesis sendiri dan
hanya mengandalkan kehidupan dari induknya. Jika dipisahkan, dalam waktu 12
bulan dipastikan tanaman akan mati. Peringatan ini juga penting untuk Anda yang
akan membeli sansevieria. Jangan sampai Anda membeli sansevieria albino tanpa
induknya, karena dipastikan tidak akan bertahan lama.
Mutasi Permanen
Dampak perubahan pada sansevieria yang
mengalami mutasi permanen bersifat tetap. Mutasi permanen diantaranya dapat
diupayakan dengan perlakuan berikut.
Penyinaran dengan sinar ultarviolet,
sinar X, atau sinar gamma.Penyinaran ini
dilakukan untuk mengubah susunan kromosom dalam gen tanaman. Misalnya dengan
cara memotong rantai kromosom, menambah komponen kromosom, atau mengurangi
komponen kromosom. Ketika susunan kromosom tanaman berubah, maka selsecara
keseluruhan akan berubah. Perubahan ini diturunkan kepada anakan yang
dihasilkan dari pemisahan rimpang, setek pucuk, atau setek rimpang. Namun,
mutasi ini tidak dijamin diturunkan kepada anakan yang berasal dari hasil setek
daun atau persilangan.
Pemberian
kolkisin(colchicines).
Kolkisin merupakan hasil ekstrasi dari umbi dan biji
tanaman autumncrocus (colchicum autmnale) yang berasal dari Eropa. Senyawa bsa
denagn rumus kimia C22H25O6N ini merupakan senyawa alkoid yang mudah
larut dalam air. Kolkisin bekerja dengan cara mencegah pembelahan kromosom saat
terjadi pembelahan sel. Dengan demikian, jumlah kromosom dalam sel menjadi berlipat.
Pada sansevieria, ada beberapa teknik pemberian kolkisin yang sering dilakukan.
Di antaranya, dengan menyemprot ke titik tumbuh secara berulang, merendam biji,
atau merendam daun yang akan disetek denagn konsentarasi yang berbeda-beda.
Namun perlu diingat, penggunaan kolkisin harus dilakukan secara hati-hati,
karena berbahaya jika mengenai tangan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar