Nama Latin : Sansevieria
Regnum/ Kerajaan: Plantae
Divisio: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Asparagales
Familia: Ruscaceae
Genus: Sansevieria
Famili : Agavaceae
Habitat : Tumbuh Baik didataran : Tinggi, rendah
Kebutuhan air : Sedang
Kebutuhan Cahaya : Banyak, Sedikit (Tergantung jenis)
Pembiakan : Biji, Stek daun, Pemisahan anakan
Tanaman indah dan sedap dipandang mata ini habitat aslinya justru di daerah tropis kering (iklim gurun yang panas & pegunungan tandus), memiliki keunggulan yang jarang ditemukan pada tanaman lain.
Sansevieria memiliki ciri umum menyimpan air didalam seluruh bagian tubuhnya dalam jumlah banyak, memiliki rimpang,berdaun tebal, serta ujung daunnya runcing atau berduri.Oleh Peneliti sering dinamakan dengan tanaman Perintis (Old century plant), yaitu tanaman purba yang mampu bertahan hidup saat tanaman dari famili lain tidak mampu bertahan hidup dilingkungan yang sangat tandus maupun terhadap perubahan suhu yang relatif ekstrim
Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan nama Lidah Mertua (Lidah Jin). Selain sebagai tanaman hias, Sansevieria kerap ditaruh di sudut dapur atau kamar mandi untuk meredam bau. Sansevieria memang termasuk tanaman hias yang sering disimpan di dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi dengan sedikit air dan cahaya matahari. Sekitar 40 persen air saja yang diperlukan tanaman yang berkembang biak melalui umbi lapis ini untuk tumbuh.
Tanaman ini mampu bertahan dalam kondisi di dalam ruangan. Cukup dikeluarkan seminggu sekali agar terkena matahari. Lalu, masukkan kembali ke dalam ruangan. Ia juga mampu bertahan di negara yang memiliki 4 musim. Akibatnya, ia banyak mengalami penyimpangan bentuk, corak, dan warna. Jenisnya bisa mencapai 600-an, Sebut saja, S. laurentii, S. golden king, S. pinguin cola, S. laurentii cola, S. superba futura.
Tidak memerlukan perawatan yang rumit dan cukup tahan banting itulah keunggulan Sansevieria. Bahkan tak disiram beberapa hari pun tetap bertahan hidup. Sansevieria hanya berwarna hijau dan kuning saja.
Sanseiveria dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis yang tumbuh memanjang ke atas dengan ukuran 50-75 cm dan jenis berdaun pendek melingkar dalam bentuk rotet dengan ukuran 8cm dan lebar 3-6 cm. Kelompok panjang memiliki daun meruncing seperti mata pedang, dan karena ini ada yang menyebut Sanseiviria sebagai tanaman pedangpedangan.
Tumbuhan ini berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen, sehingga tahan kekeringan. Namun dalam kondisi lemab atau basah, Sanseiveria bisa tumbuh subur. Warna daun Sanseiveria beragam, mulai dari hijau tua, hijau muda, hijau abu-abu, perak, dan warna kombinasi putih kuning atau hijau kuning. Motof alur atau garis-garis yang terdapat pada helai daun juga bervariasi, ada yang mengikuti arah serat daun, tidak beraturan, dan ada juga yang zig-zag.
Ada beberapa jenis Sansevieria, di antaranya S. cylindrica, S. liberica, dan S. trifasciata. Ketiganya harus cukup mendapatkan cahaya matahari. Jika terus-menerus disimpan di tempat teduh, warnanya akan memudar. Sebab itu, kalau ia diijadikan tanaman hias dalam ruangan, keluarkanlah setidaknya seminggu sekali, agar mendapatkan cukup sinar matahari.
Ditinjau berdasarkan jenisnya sanseiveria ada dua jenis yakni yang pertama adalah sanseiveria keturunan asli / spesies sedangkan yang kedua adalah jenis hasil persilangan / hibridasi yang bisa disebut dengan jenis sanseiveria hibrid. Dari bentuk hibrid inilah sansiveria akan tercipta dengan karakter dan fisik yang berbeda dari induknya atau yang sering disebut dengan spesies hibrida atau sanseiveria hibrid.
PUNYA BANYAK NAMA
1. Selain dikenal sebagai lidah mertua, tanaman ini pun kerap disebut tanaman ular sontak.
2. Di setiap negara, lidah mertua memiliki banyak sebutan. Ada yang menamainya century plan, pak lan, atau african devil's.
3. Konon, lidah mertua memiliki khasiat dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti borok, bisul atau influenza.
4. Meski lidah mertua dikenal sebagai tanaman penyerap polusi, taman lain pun ada yang memiliki fungsi sama, yaitu Bromelia tetapi dengan kadar yang berbeda.
Beberapa Spesies Sansevieria
1. Sansevieria Cylindrica (dari Angola) Memiliki ciri sbb :
• tinggi daunnya bisa mencapai 2 meter. Bentuknya seperti jari tangan dan tumbuh banyak, minimal 3 daun dan maksimal 10 daun. Daun dan batangnya berbentuk semakin melebar.
• Rimpang tebal menyerupai batang atau akar tunjang tanaman berkayu, tumbuh didalam tanah hingga kedalaman 30 Cm, tergantung pada subspesiesnya.
• Daun berbentuk silinder dengan diameter 1 sd 3 Cm.
• Daun tumbuh roset terdiri dari 3 sd 4 daun yang panjangnya 45 sd 140 Cm.
• Daun tumbuh dengan ujung meruncing.
• Permukaan daun tidak rata, tidak mengkilap, dan berwarna hijau muda.
• Perbanyakan dengan stek batang atau menumbuhkan rimpang yang bermata tunas.
• Ada beberapa macam Cylindrica yang berbeda menurut ukuran diameter dan panjang daunnya.
2. Sansevieria Patens ( dari Afrika Timur : Kenya,Tanzania & Uganda) Memiliki ciri sbb :
• Rimpang tebal berserat, liat dan lebih pendek dibanding dengan Sansevieria Cylindrica.Rimpang tumbuh didalam tanah dangkal, terkadang menonjol diatas permukaan tanah, dan sering bercabang.
• Daun tebal berbentuk silinder berdiameter 1 sd 2 Cm berwarna hijau gelap dan panjangnya 15 sd 30 Cm.
• Daun muda yang baru tumbuh dari rimpang atau tunas baru berbentuk pipih melekuk setengah lingkaran, sedangkan daun dewasanya berbentuk silinder.
• Diujung daun muda dan daun tua terdapat duri berwarna coklat kemerahan.
• Dipermukaan daun terdapat lekukan longitudinal yang dangkal, sehingga tidak terlihat nyata.
• Warna daun hijau muda diselingi bercak horisontal melingkari daun dengan warna lebih gelap daripada warna dasar daun.
• Perbanyakan dengan stek batang atau pemisahan anakan.
3. Sansevieria Trifasciata.(dari Nigeria Selatan) Memiliki ciri sbb :
• Rimpang tumbuh merayap dipermukaan tanah dangkal.
• Daun tebal berair membentuk helaian tegak yang menyatu dipangkal rimpang.
• Daun berjumlah lebih dari 6 helai dengan lebar 5 sd 8 Cm dan panjang bisa lebih dari satu meter.
• Ujung daun meruncing,tetapi tidak berduri. Beberapa jenis memilikiciri khas berupa pinggir dan bagian tengah daun berwarna kuning longitudinal, baik tegas maupun tersamar dengan warna dasar daun.
• Daun tumbuh didalam tandan berwarna putih kehijauan dengan benangsari berjumlah enam.Di setiap tandan yang tumbuh tegak terdapat puluhan mahkota bunga yang pada beberapa jenis pada saat malam hari mengeluarkan aroma harum.
• Beberapa jenis Sansevieria Trifasciata diantaranya : Lorentii, Bantel’s sensation, Futura, Hahnii, Hahnii medio picta, Golden Hahnii, Moonshine, Nelsonii, Silver Hahnii, Lilian true, Silver queen.
4. Sansevieria parva atau Kenya Hyacinth.(dari Kenya) Memiliki ciri sbb :
• Rimpang tumbuh pendek didalam tanah dan anakan tumbuh berimpit dengan tanaman induk.
• Daunnya tumbuh tegak memanjang dengan panjang 20 sd 40 Cm dan lebar 1 sd 2 Cm.
• Daun tumbuh roset terdiri dari sekitar 12 daun per tanaman, berwarna hijau muda dan terdapat hijau tua melingkar menyerupai cincin yang beraturan sepanjang daun.
• Banyak jenis Sansevieria parva ini yang berdaun lurus dan melengkung dengan bermacam- macam corak, serta ada juga yang variegata.
5. Sansevieria Downsii Chahinian.(Malawi utara) Memiliki ciri sbb :
• Daun muda berbentuk bulat dan berwarna hijau keperakan dan akan menjadi hijau tua setelah dewasa.
• Panjang daun sekitar 30 Cm, berbentuk meruncing dari ujung ke pangkal dan memiliki duri.
• Perbanyakan dapat dilakukan dengan memisahkan anak dan stek daun tua. Terdapat Sansevieriadownsii Variegata yang sifatnya relatif stabil, baik dari anakan maupun yang dihasilkan dari stek daun.
6. Sansevieria Scabrifolia. Memiliki ciri sbb :
• Memiliki daun yang lebarnya 1.5 sd 2.5 Cm dan panjang 30 sd 40 Cm, berwarna hijau muda dengan jumlah daun 10 sd 15 helai membentuk susunan roset.
• Daun relatif tipis dibanding dengan jenis sansevieria lainnya dan terkadang bergelombang.
• Anakan banyak tumbuh didekat tanaman induk.
7. Sansevieria Halii.(dari Zimbabwe) Memiliki ciri sbb :
• Daunnya sangat tebal, membentuk lekukan setengah lingkaran dan berujung tumpul.
• Tepi daun muda berwarna coklat muda dan mengering seiring dengan bertambahnya umur.
• Anakan pertama kali terbentuk sebagai daun tunggal dan pertambahan daun selanjutnya sangat lambat. Anakan hasil stek daun menghasilkan tunas berdaun lebih dari 1 helai.
• Bunganya berwarna putih keunguan, namun pada kondisi sangat kering tanaman menghasilkan bunga bertangkai ungu kehitaman dan bercabang yang letaknya bersembunyi hampir didasar tanah.
• Sansevieria halii ini ada 3 jenis : Halii Base ball, Blue bate serta lundii bate.
8. Sansevieria Kirkii.(dari anzania) Memiliki ciri sbb :
• Beragam bentuk daunnya , namun mudah dikenali karena daunnya tebal dengan sedikit mengandung air dan bentuknya agak bergelombang.
• Panjang daun sekitar 30 Cm, pinggir daun berwarna merah marun dan mengering sejalan dengan pertumbuhan umurnya.
• Beberapa jenis Sansevieria Kirkii : kirkii Pulcra (daun berwarna khas yakni hijau kecoklatan seperti warna tembaga, sehingga disebut juga Kirkii Coopertone, panjang daunnya bisa mencapai 1 meter); Kirkii Superclone (MenyerupaiKirkii pulcra, tetapi tumbuh tegak dan roset, diantara warna tembaga pada hijau daun terdapat bercak putih keperakan dengan susunan daun yang rapi, Anakan berada agak jauh dari indukannya dan tumbuh dari rimpang yang sedikit berkayu).
• tepi daunnya bergelombang, tidak rata, bertekstur, dan warna daunnya cokelat. Harganya masih mahal karena lamban tumbuhnya.
9. Sansevieria Masoniana.(Dari Congo) Memiliki ciri sbb :
• Rimpang besar, terkadang menggelembung dan tumbuh diatas permukaan tanah (keindahan rimpang ini sering ditonjolkan oleh para Hobiis).
• Daun berbentuk Elips,tebal, dan pinggir daun berwarna merah.
• Panjang daun dari yang pendek sekitar 20 Cm hingga bisa mencapai 1.5 meter.
• Duduk daun berputar di dasar buku rimpang, selain itu jarang ditemukan helai daun sempurna dalam satu rangkaian.
10. Sansevieria Pinguicula.(dari Kenya) Memiliki ciri sbb :
• Memiliki akar / perakaran yang sangat kuat.
• Bentuk daunnya yang tebal, ujung runcing dan terdapat duri berwarna coklat kemerahan.
• Tumbuh stolon dari ujungnya yang kemudian menjadi tunas baru
• Jenis ini tergolong lambat pertumbuhannya.
11. Sansevieria Sinus Simiorum.(dari Malawi selatan) Memiliki ciri sbb :
• Daun berbentuk silinder, berwarna hijau tua permukaan halus, tumbuh seperti kipas dengan jumlah 3 sd 4 helai daun saja.
• Diameter silinder 2.5 sd 3 Cm
• Pertumbuhannya tergolong lambat dan anakannya relatif sedikit.
12.Sansevieria Canaliculata.( dari Somalia & Madagascar) Memiliki ciri sbb :
• Daun berbentuk silinder halus berwarna hijau muda, denga diameter sekitar 1.5 Cm dengan ukuran panjang tergantung pada bibitnya.
• Anakan berasal dari rimpang dan melekat dengan tanaman induknya.
• Tanaman yang berasal dari stolon biasanya lebih pendek dibandingkan dengan yang dari rimpang.
13. Sansevieria trifasciata
Jenis ini yang sering disebut sebagai tanaman ular. Ujung daun meruncing, tapi tidak berduri. Pada malam hari biasanya mengeluarkan aroma harum. Daunnya yang masih muda tumbuh tepat di tengahtengah roset yang berdiri lempang ke atas. Awalnya, pertumbuhan tampak seperti lidi. Jenis trifasciata yang telah disilang menghasilkan varietas baru, antara lain: ~ Sansevieria trifasciata golden hahnii
Penampilan fisiknya hampir sama dengan hahnii. Bedanya ada pada warna daun yang hijau muda dengan kombinasi warna kuning emas, dan berbentuk pita pada bagian tepi daun. ~ Sansevieria trifasciata lorentii
Daunnya rata dan tumbuh tegak dengan tinggi 40 cm-100 cm. Pinggir daun berwarna kuning dan tampak tegas, sedang di bagian tengahnya ada warna kuning yang menyebar tidak beraturan. Jumlah daunnya bisa mencapai lebih dari 10 helai dan pertumbuhannya paling cepat dibandingkan jenis lainnya. ~ Sansevieria trifasciata bantel's sensation atau white sansevieria Daunnya tumbuh merapat dan tegak lurus. Antarhelai daun saling bertumpuk simetris dengan warna dasar putih, bercorak hijau, dan tepi daun warna hijaunya lebih tegas. Pertumbuhannya paling lambat dibandingkan dengan jenis lain. ~ Sansevieria trifasciata futura Ciri-cirinya mirip dengan lorentii, tapi daunnya lebih lebar dan lebih pendek. Corak dan warna daunnya juga lebih jelas. Selain itu, bentuknya menyerupai kelopak bunga mawar.
14. Sansevieria liberica
Boleh dibilang, jenis ini memiliki daun yang paling besar dan panjang. Tumbuh kokoh ke atas dan agak tebal. Jika diperhatikan warna daunnya, tampak kombinasi hijau-putih, namun warna putih lebih menonjol.
15. Sansevieria Sp. (Cincau), bentuk daunnya seperti daun cincau. Daunnya keras, tumbuh banyak, tetapi tak bisa tumbuh membesar. Paling tinggi hanya mencapai 1,5 meter.
16. S. laurentii, jenis generasi pertama yang banyak ditanam. Mudah tumbuh tinggi dengan populasi yang cukup banyak.
17. Kuku bima, bentuk daunnya kecil-kecil seperti kuku bima. Termasuk tanaman yang tumbuh lamban dan ukurannya tak bisa lebih besar lagi. Uniknya, garis tepi daunnya berwarna merah. Harganya masih tergolong mahal dan populasinya sedikit.
18. Tombak, daunnya tinggi seperti tombak dengan warna hijau muda.
19. Honey sticker, daunnya keriting di bagian tengah dengan semburat kuning, dan tepi daun berwarna hijau.
20. Superball, tepi daun berwarna kuning dan tengah daunnya bermotif loreng.
21. Tiger, sesuai namanya warna daunnya memiliki bercak seperti kulit macan.
Sansevieria Mutasi
Normalnya, DNA itu tersusun secara normal dengan struktur yang sesuai, Hanya susunan tersebut tak selalu berjalan lancar. Pasalnya, beberapa bagian sering tersusun secara nyleneh. Susunan terbalik atau bagian yang tersusun random adalah beberapa contoh diantaranya. Itu yang akhirnya mengakibatkan kelainan atau istilah kita mutasi
Cacat Pembawa Berkah
Warnanya memang aneh. Itu bila dibandingkan dengan sansevieria normal. Bila pada jenis sansevieria lourentii normal warnanya hijau dengan garis kuning, mutasi bisa kebalikannya – kuning dengan garis hijau, bahkan keseluruhannya berwarna kuning. Harganya pun fantastis bila dibandingkan dengan sansevieria normal.
Seakan sudah jadi hukum alam, keanehan yang terjadi pada tanaman hias, termasuk sansevieria, membuat jenis mutasi berharga mahal. Namun tak selamanya, alasan itu menyebabkan mutasi berharga mahal. Gengsi karena memiliki jenis ‘hanya’ satu-satunya itu, membuat harga kian melambung.
Menurut Dr Soeranto Hoeman, peneliti Bidang Pertanian Kelompok Pemuliaan Tanaman Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), variegata disebabkan mutasi pada gen kloroplas yang terdapat di dalam sitoplasma. Itulah sebabnya kelainan itu juga disebut extranuclear mutation alias mutasi di luar inti sel. Mutasi itu menyebabkan kerusakan gen mutan sehingga mengganggu produksi klorofil yang berperan dalam fotosintesis. Tandanya muncul belang hijau-kuning di daun.
Mutasi itu menyebabkan berkurangnya jumlah grana yang mengandung klorofil. Grana berperan menyerap sinar matahari yang diperlukan untuk fotosintesis. Namun, karena jumlah grana pada tanaman variegata terbatas, intensitas sinar matahari yang diperlukan pun hanya sedikit. Itulah sebabnya bila intensitas cahaya berlebihan dapat menyebabkan terbakarnya jaringan daun.
Kerdil
Mutasi di luar inti sel juga dapat menyebabkan tanaman menjadi dwarf alias kerdil, seperti terjadi pada Sansevieria ehrenbergii koleksi Aris Andi. Tinggi tanaman hanya 15 cm dan panjang daun tak lebih dari 10 cm. Susunan daun juga tampak sesak dan roset. Padahal tanaman normal, susunan daun membentuk seperti kipas. Panjang daun pun bisa mencapai lebih dari 20 cm.
Mutasi juga dapat terjadi pada gen pengontrol pigmen. Salah satunya dialami koleksi Ir Sentot Pramono, hobiis di Jakarta. Beberapa daun Sansevieria trifasciata 'bantles black' miliknya berwarna hijau pekat polos hampir kehitaman. Bandingkan dengan 'bantle sensation' yang berwarna hijau kusam.
Soeranto menuturkan perubahan warna terjadi bila salah satu pigmen termutasi menjadi dominan dan pigmen warna lainnya tertekan alias resesif. Pada kasus Sentot, warna hijau tua-lah yang menjadi dominan. Kondisi serupa juga terjadi pada Sansevieria halii 'pink bat'. Warna resesif muncul menyelimuti permukaan daun yang berwarna hijau tua.
Lain lagi yang terjadi pada Sansevieria trifasciata hahnii 'twister'. Disebut demikian karena bentuk daun melintir menyerupai angin puting beliung. Soeranto berpendapat kelainan seperti itu akibat kromosom yang patah sehingga kehilangan satu atau lebih segmen gen dalam kromosom. Akibatnya tanaman mengalami 'cacat' secara genetis yang menyebabkan pertumbuhan menjadi tak lazim.
Sinar matahari
Lalu, apa penyebab mutasi? Mutasi dapat terjadi secara spontan di alam. Salah satu penyebabnya, 'Intensitas sinar matahari yang terus-menerus,' kata Soeranto. Sinar matahari memiliki spektrum yang beragam berdasarkan panjang gelombang elektromagnetik. Salah satunya adalah sinar-X dan gamma yang bergelombang pendek. Keduanya merupakan radiasi pengion (ionizing radiation) yang dapat melepas energi (ionisasi) ketika melewati atau menembus materi.
Proses ionisasi itu terjadi dalam jaringan tanaman sehingga menyebabkan perubahan sel, genom, kromosom, dan DNA atau gen. Perubahan itulah yang disebut mutasi. Hanya saja intensitas sinar-X dan gamma dalam sinar matahari sangat rendah. Oleh sebab itu mutasi di alam sangat lamban.
Teknologi saat ini mampu menghasilkan radiasi sinar gamma dengan intensitas tinggi. Hasilnya, mutasi didapat dalam waktu singkat. Itulah sebabnya teknologi ini seringkali dimanfaatkan dalam pemuliaan tanaman.
Mutasi juga dapat terjadi dengan menginduksi mutagen yang berasal dari bahan-bahan kimia yang termasuk dalam gugus alkil aktif seperti etil metansulfonat (EMS), dietil sulfat (dES), dan metil metansulfonat (MMS). Gugus itu dapat ditransfer ke molekul lain yang memiliki kepadatan elektron cukup tinggi seperti grup fosfat dan molekul purin, serta pirimidin yang merupakan penyusun struktur asam deoksiribonukleat (DNA). Akibatnya struktur DNA pada tanaman berubah.
Meski demikian, ada kalanya tanaman mutasi kembali normal bila dikembangbiakkan secara generatif. Walaupun mengalami mutasi, tanaman mutan tetap menyimpan gen normal. Pada generasi tertentu, gen normal itu berpeluang kembali muncul. 'Mutasi akan bertahan bila bagian tanaman yang mengalami mutasi diisolasi dan diperbanyak dengan cara kultur jaringan,' tutur Soeranto. Mutasi yang didamba pun tak akan sirna.
Kenapa Sansevieria Berubah Bentuk?
Cacat pada sansevieria atau tanaman lainnya adalah hal wajar, bahkan itu juga sering terjadi di setiap makluk hidup lain. Hanya keunikan sifat yang nyleneh, membuat hal itu sering dinanti pecinta tanaman hias muncul pada tanaman jagoannya.
Menurut Arie W Kusuma, Dosen Pertanian Agronomi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jogjakarta, perubahan warna dan bentuk tanaman pada dasarnya hal normal. Tak hanya tanaman, dalam penyusunan DNA (penyusun kromosom), tak jarang mahkluk hidup selalu mengalami kecelakaan atau penyusunan yang tak berjalan normal, akhirnya terjadi perubahan sifat.
Gejala mutasi tak sama antara satu tanaman dengan yang lain. Sebab, biasanya hal ini terjadi akibat gejala genetik, dalam sel makluk hidup, biasa tersusun dengan rangkaian DNA yang saling membangun. Normalnya, DNA itu tersusun secara normal dengan struktur yang sesuai
Hanya susunan tersebut tak selalu berjalan lancar. Pasalnya, beberapa bagian sering tersusun secara nyleneh. Susunan terbalik atau bagian yang tersusun random adalah beberapa contoh diantaranya. Itu yang akhirnya mengakibatkan kelainan atau istilah kita mutasi. Banyak perubahan yang bermuara dalam mutasi tanaman. Umumnya mulai dari warna, bentuk, penampilan, dan proses tumbuh-kembang (umumnya dalam ukuran normal tanaman tumbuh cepat atau malah tumbuh lambat).
Perubahan atau mutasi tanaman yang terbentuk, karena rangkaian susunan DNA yang kurang tepat, pada dasarnya sering mengakibatkan dampak buruk sekaligus negatif. Sebab, di saat beberapa tanaman yang bermutasi memiliki estetika lebih, lainnya justru mengalami perpendekan usia atau mati,
Dalam satu bukun bertajuk Sansevieria, mutasi pada tanaman biasanya dibagi jadi beberapa kelompok, yaitu mutasi morfologi, letal, kondisional, biokimia, dan mutasi resistensi.
Mutasi morfologi adalah mutasi yang bisa dilihat dengan ciri perubahan pada bentuk, warna dan ukuran daun yang berubah dari induknya. Mutasi ini sering dijumpai pada sansevieria dan tanaman lain. Pada sansevieria mutasi ini ditandai dengan warna daun hijau bergaris kuning berubah jadi kuning polos.
Mutasi letal adalah perubahan yang bersifat negatif, karena ini sering berakibat pada kematian (letal). Itu sering terjadi ketika sansevieria di-stek. Ada juga mutasi kondisional. Itu sering terjadi akibat pengaruh lingkungan (kondisi). Anthurium black beauty misalnya, di daerah dingin, mutasi warna jenis ini akan muncul. Tapi sebaliknya, di daerah panas, mutasi jenis yang sama tak muncul, bahkan sulit.
Ada juga jenis mutasi biokimia. Mutasi ini biasa disebabkan oleh bahan-bahan yang merusak tanaman, sehingga tanaman berakibat negatif, dengan ditandai struktur bagian tertentu jadi kurang menarik, kriting, lemas, berubah warna tua, dan kering adalah contoh yang sering terjadi. Namun hal ini bisa diminimalisir dengan pemberian nutrisi yang baik.
Terakhir adalah mutasi resistensi. Mutasi ini biasanya disebabkan oleh nutrisi atau bahan biokimia yang lain, seperti kolkisin atau irradiasi sinar gama. Mutasi ini bersifat resistan, karena perubahan atau tetap. Jumlah kromoson yang terlibat tersusun secara terbalik, berkurang atau bertambah. Banyak yang sering bertanya, bisakah mutasi dibentuk?
sansevieria hanii cream marginated - sansevieria "pearl young"
kedua sansevieria trifasciata hahnii cream marginated dan Sansevieria trifasciata 'pearl young' ini mempunyai kemiripan di warna, hanya perbedaan ukuran
sansevieria rorida lavranos 23319
sansevieria rorida ato dikenal dengan nama lavranos 23319 sansevieria yang sangat cantik, berkarakter kuat, dengan ciri khas adanya garis garis seperti sapuan kuas di permukaan bawah daun, mempunyai warna kebiruan dan cenderung melengkung ke bawah. ada sansevieria yang mirip dengan rorida ini cuma berbeda di warna daun dan sedikit bentuknya.
ga ada gambarnya, bingung
BalasHapus