Dibawah kekuasaan pengaruh agama Hindu dan Budha beberapa kerajaan
terbentuk dipulau Sumatra dan Jawa pernah mencapai kejayaannya dengan wilayah
meliputi Negara Malaysia dan pulau Mindanao semasa Majapahit sejak abad ke-7
hingga abad ke-14 kedatangan pedagang Arab dari Gujarat, India kemudian membawa
agama Islam.
Ketika orang-orang Eropa datang di awal abat ke-16, hingga pada
abad ke-17 Belanda muncul sebagai penguasa yang terkuat di bumi Zambrut
Khatulistiwa ini. Hingga pada masa proses terjadinya evolusi keanekaragam flora
dan fauna, yang terjadi di nusantara bumi Khatulistiwa. Sebut saja ikan purba
yang dewasa ini belum punah adalah ikan arwana (Scleropages sp). Hingga ikan
ini sampai seabad yang lalu nyaris tidak dikenal, hingga pada tahun 1844 dua
orang ilmuwan Jerman bernama Muller dan Schlegel yang tertarik dengan
kecantikan ikan yang mereka temukan di Amerika Selatan. Penelitian mereka
menemukan ternyata ikan tersebut belum dikenal. Keduanya memberi nama ikan itu
Osteoglossum formosum.
Maka pada tahun 1913 dua ahli zoologi Belanda Max Weber dan LF de
Beaufort mengubah namanya menjadi Scleropages formosus. Sampai penemuan jenis
terakhir ini oleh ilmuwan Jepang Kanazawa pada tahun 1966, telah ditemukan
banyak jenis arwana. Sekurang-kurangnya sudah diketahui ada empat genus yaitu
Arapaima dengan satu spesies (Arapaima gigas), Osteoglossum dengan dua spesies
yakni Osteoglossum bicirrhosum dan Osteoglossum ferreirai, kemudian genus
Scleropages dengan empat spesies yaitu Scleropages formosus, Scleropages
guntheri,Scleropaghes leichardti dan Scleropages jardini. Genus terakhir adalah
Clupisudis dengan spesies tunggal Cluoisudis nilot.
Sedangkan di Indonesia yang sangat banyak ditemukan adalah jenis
Super Red Arowana (Scleropages formosus). Arwana jenis ini sangat banyak
terdapat di sungai-sungai dan danau di Sintang, Kapuas Hulu. Sungai-sungai yang
merupakan anak Sungai Kapuas itu menyimpan banyak jenis arwana, sebab sungai
atau danaunya tidak berbatu dan arus sungainya tenang, tidak sederas Sungai
Kapuas. Ikan arwana merah (Scleropages formosus) semakin sulit dijumpai di
habitat aslinya di Danau Sentarum, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan
Barat. Hingga pada dasarnya dan diketahui secara umum bahwa ikan arwana
(Scleropages formosus) adalah salah satu spesies ikan air tawar dari Asia
Tenggara. Ikan ini memiliki badan panjang, sirip dubur terletak jauh dibelakang
badan.
Arwana Asia umumnya memiliki warna keperak-perakan. Arwana Asia juga
disebut Ikan Naga karena sering dihubunghubungkan dengan naga dari Mitologi
Tionghoa. Selain di Kalimantan Barat, ikan arwana juga ditemukan di Sumatera
terutama di daerah Riau dan Jambi, namun jenisnya adalah Arwana Merah (Golden
Red Arowana) Ini masih termasuk spesies Scleropages formosus. Warna dasar
arwana Sumatera ini kuning keemasan di bagian kepala dan pada ekor dan sirip
belakangnya berwarna merah. Arwana yang banyak diincar kolektor ini tidak
”bergincu” bibirnya. Namun pamornya memang tidak sehebat Super Red Arowana.
Jenis arwana yang juga terdapat di Indonesia adalah arwana hijau
(Green Arowana), yang juga banyak ditemukan di Kalimantan, antara lain di
Sungai Melawai dan Sungai Mensiku. Ciri utamanya ada warna hijau pada ekor.
Namun warna hijau ini sering kali tidak terlihat karena tertutup warna merah.
Hanya pada yang dewasa, warna hijau itu semakin jelas terlihat. Arwana hijau
ini habibatnya adalah air sungai yang warnanya tidak terlalu bersih,
kecokelatan. Ada dua jenis arwana lain yang juga hidup di Indonesia, yakni di
Papua, namun populasinya tidak terlalu besar. Kolektor pun lebih suka berburu
jenis arwana ini di Australia yang populasinya cukup tinggi.
Di Australia populasi arwana jenis Scleropages jardini dan
Scleropages leichardti tinggi. Jenis pertama terutama terdapat di Sungai
Queensland dan Sungai Jardine. Cirinya, tubuhnya berbintik merah, bagian perut
berwarna perak. Sedangkan jenis Scleropages leichardti banyak terdapat di
Sungai Fitzroy, Sungai Mary, Sungai Dawson dan Sungai Burnett Australia.
Jenis ini di Indonesia juga ditemukan di
beberapa sungai kecil di Papua. Akan tetapi karena pengamatan di Papua belum
intensif, banyak orang memperkirakan populasi kedua jenis arwana ini cukup
besar. Sedangkan jenis Silver Arowana dan Black Arowana banyak ditemukan
Amerika Selatan, Utara dan beberapa sungai di Afrika. Di Indonesia seperti pula
populasi arwana di Papua, belum terdata dengan jelas oleh pemerintah. Sementara
kita tahu bahwa Arwana Asia adalah spesies asli sungai-sungai di Asia Tenggara
khususnya Indonesia. Ada empat variates warna yang terdapat dilokasi :
1.
Hijau, ditemukan di Indonesia, Vietnam, Birma, Thailand dan Malaysia
2.
Emas dengan ekor merah, ditemukan di Indonesia
3.
Emas, dfitemukan di Malaysia
4.
Merah, ditemukan di Indonesia
Arwana Asia yang terdaftar dalam daftar spesies langka yang
berstatus “terancam punah” khususnya ikan arwana Super Red (Scleropages
formosus) oleh IUCN tahun 2004. Jumlah spesies ini yang menurun dikarenakan
seringnya diperdagangkan karena nilainya yang tinggi sebagai ikan akuarium,
terutama oleh masyrakat Asia, pengikut Feng Shui dapat membayar harga yang
mahal untuk seekor ikan ini.
Arwana secara umumnya terbagi empat jenis utama yaitu Arwana Asia
(Scleropages Formosus), Arowana Australia (Scleropages Jardini/Leichardi),
Arwana Amerika Selatan (Osteoglossum Bicirrhosum/Ferreirai) dan Arwana Afrika.
Setiap kumpulan tersebut mempunyai keunikan serta keistimewaan masing-masing
namun Arwana Asialah yang merupakan kumpulan yang termahal dan penjualannya
diperingkat dunia saat ini. Sedangkan CITES (Convention on International Trade
inEndangered Species of Wild Fauna and Flora) merupakan persetujuan
negara-negara yang mencanangkan peraturan dan perlindungan spesies-spesies
hewan dan tumbuhan yang dikwatirkan akan punah. Sejarah CITES bermula dari
Kesatuan Antarabangsa mengenai Pemeliharaan Alam.
Pada tahun 1972, tergagas untuk lebih peduli
dengan alam serta flora dan fauna untuk kehidupan manusia. Maka tergagaslah
“Human Environment Council” di antara bangsa-bangsa yang bersatu dan dibuat
satu rumusan masalah perdagangan flora dan fauna yang hamper punah di bumi ini.
Hingga Konvensi di Washinton dalam tahun berikutnya, dengan hasil 72 negara
sepakat dan ditandatangani sejak 1 juli 1975. Pemerintah Malaysia dengan
sistemnya dapat menuangkan bahwa dua spesies ikan yang diletakkan dibawah
kawalan CITES ialah Ikan Temoleh, (Probarbus julleinii) dan Ikan Kelisa/arwana,
(Scleropages formosus) dapat dibuat undang-undangnya dan dapat pengawasan yang
ketat dari pemerintahnya.
setau saya, memang sampai saat ini belum ada yang bisa membedakan
secara pasti antara arwana jantan dan betina. kecuali jika ikan arwana udh
bertelur, dan biasanya arwana jantan lah yang menjaga telurnya dan ditaruh di
dalam mulutnya.
memang ada yang mengatakan bahwa ada perdedaan antara arwana
jantan dan betina dilihat dari bentuk kepala, mulut dan anusnya, tapi itu hanya
metode yang dipercayai oleh masing2 pecinta arwana, kecuali dilakukan tes DNA…:)
agak susah sih, tapi menurut ahli, arwana
betina lebih pendek dan lebar, jantanya lebih panjang, terus sirip atas
belakang yang deket ekor, untuk jantan lebih panjang dan lancip sedangkan
betina sirip bagian itu lebih membulat
k
Membudidaya Ikan Arwana
Ikan
arwana memang eksotis. Bentuk tubuhnya yang gagah, dan warna sisiknya yang
mempesona membuat ikan ini banyak digemari orang. Apalagi banyak juga yang
meyakini, ikan arwana merupakan ikan keberuntungan. Salah satu jenis ikan
arwana unggulan adalah arwana super red. Harganya bisa mencapai puluhan juta
rupiah.
Salah
seorang yang menggeluti usaha budidaya ikan arwana super red ini adalah Tris
Tanoto, di kolam miliknya di Jalan Raya Hankam, Munjul, Jakarta Timur. Untuk
mencapai lokasi kolam ikan arwana Tris Tanoto dari Jakarta, dapat melalui jalan
tol Jagorawi. Keluar di pintu tol Cibubur, mengambil arah ke arah Munjul,
Jakarta Timur.
Di 12 kolam seluas 3.500 meter persegi inilah, Tris
Tanoto
karyawannya.
Dia telah menggeluti usaha ini sejak 20 tahun lalu.
Selain
itu, yang perlu diparhatikan juga adalah pakannya. Di tempat ini, Tris Tanoto
juga melakukan pengembang biakan ikan arwana. Saat bertelur, induk ikan
dipisahkan agar telurnya tetap utuh.
Saat
telur berkembang menjadi anakan, juga dipisahkan secara bertahap. Setiap
tahapan dipindahkan ke aquarium di ruangan yang berbeda, mulai dari usianya
satu minggu. Setelah usianya satu bulan, bentuk tubuh ikan arwana mulai
terlihat jelas.
Ikan
arwana dipasarkan ketika telah berumur lebih dari satu tahun. Ini dikarenakan,
setelah umur satu tahun, tubuh ikan arwana tidak lagi mengalami banyak
perubahan. Harga ikan arwana super red di pasaran ekspor dengan ukuran 60
centimeter, berkisar 3 ribu hingga 4 ribu dollar Amerika Serikat. (Helmi
Azahari/Ijs)
Ikan
Arwana Merah, yang harganya bisa mencapai belasan juta rupiah
Arwana
termasuk famili ikan “karuhun”, yaitu Osteoglasidae atau famili ikan “bonytongue”
(lidah bertulang), karena bagian dasar mulutnya berupa tulang yang berfungsi
sebagai gigi. Arwana memiki berbagai julukan, seperti: Ikan Naga (Dragon Fish),
Barramundi, Saratoga, PlaTapad, Kelesa, Siluk, Kayangan, Peyang, Tangkelese,
Aruwana, atau Arowana, tergantung dari tempatnya.
Bentuk
dan penampilan arwana termasuk cantik dan unik. Tubuhnya memanjang, ramping,
dan “stream line”, dengan gerakan renang sangat anggun. Arwana di alam
mempunyai variasi warna seperti hijau, perak, atau merah. Pada bibir bawahnya
terdapat dua buah sungut yang berfungsi sebagai sensor getar untuk mengetahui
posisi mangsa di permukaan air. Sungut ini termasuk dalam kriteria penilaian
keindahan ikan.
Potensi
pertumbuhan arwana cukup besar, terutama dengan pemberian pakan berkadar
protein tinggi. Pertumbuhan arwana di akuarium mencapai 60 cm, sedangkan di
alam mencapai lebih dari 90 cm. Jenis arwana asal Amerika Selatan dapat tumbuh
hingga 270 cm.
Arwana merupakan
ikan perenang atas (surface feeder), ditunjukkan oleh betuk mulut. Di alam
mereka berenang di dekat permukaan untuk berburu mangsa. Arwana dapat menerima
segala jenis pakan untuk ikan karnivora, tetapi seringkali mereka jadi sangat
menyukai salah satu jenis pakan saja, dan menolak jenis lainnya. Sebagai ikan
peloncat, arwana di alam bisa menangkap serangga yang hinggap di ranting
ketinggian 1-2 meter dari permukaan air. Maka pemeliharaan dalam akuarium harus
ditutup dengan baik.
Arwana merupakan ikan tangguh yang dapat hidup hingga
setengah abad. Permintaan yang tinggi dengan ketersediaan alam yang terbatas
menyebabkan eksploitasi di alam dibatasi. CITES (Convention of International
Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna)menetapkan bahwa ikan
Arwana Asia sebagai ikan yang mendapat perlindungan tertinggi. Berbagai jenis
Arwana Asia antara lain:
1. Merah
Arwana merah berasal dari berbagai tempat di Propinsi
Kalimantan Barat, seperti dari Sungai Kapuas dan Danau Sentarum yang dikenal
sebagai habitat dari Super Red (Chili dan Blood Red). Perairan ini merupakan
wilayah hutan gambut yang menciptakan lingkungan primitif bagi ikan purba
tersebut. Akan tetapi kondisi mineral, lingkungan air gambut (black water), dan
banyaknya cadangan pangan yang memadai telah mengkondisikan pengaruh yang baik
terhadap evolusi warna pada ikan yang bersangkutan. Pengaruh geografis itu juga
menyebabkan terciptanya variasi yang berbeda terhadap morfologi ikan ini,
seperti badan yang lebih lebar, kepala berbentuk sendok, warnah merah yang
lebih intensif, dan warna dasaryang lebih pekat.
Warna merah penuh
tampak pada sirip ikan muda, pada bibir dan juga sungut. Menjelang dewasa,
warna merah akan muncul di berbagai bagian tubuh lainnya, terutama pada tutup
insang dan pinggiran sisik, sehingga tubuh ikan terlihat berwarna merah.
Arwana merah dikelompokkan dalam 4 varietas, yaitu Merah
Darah (Blood Red), Merah Cabai (Chili Red), Merah Orange (Orange Red), dan
Merah Emas (Golden Red). Keempat varietas ini secara umum diberi julukan Super
Red atau Merah Grade Pertama (First Grade Red), meskipun dalam perkembangannya
super red lebih merujuk pada Merah Cabai dan Merah Darah. Sedangkan dua
varietas terakhir lebih sering di anggap sebagai super red dengan grade lebih
rendah.
Perbedaan antara
varitas merah cabai dan merah darah dijabarkan pada tabel berikut :
Perkembangan
warna antara Merah Cabai dan Merah Darah diketahui juga berbeda. Perbedaan
waktu dalam pencapaian warna merah penuh adalah 1-2 tahun. Namun kedua varitas
melalui tahapan perkembangan warna yang relatif sama yaitu melalui transisi
warna orange. Beberapa arwana merah mempunyai warna pucat hingga sampai 8
tahun, baru kemudian berubah ke merah penuh dalam waktu 1 bulan. Menduga
potensi arwana merah memerlukan kesabaran dan usaha yang diperoleh dari
pengalaman dan kesabaran.
Varietas Merah Orange (Orange Red) merupakan salah satu
varietas yang umum dijumpai. Pada saat dewasa sisik tubuhnya menunjukkan warna
orange. Dibandingkan dengan Chilli Red dan Blood Red, sirip dan ekor varietas
ini tidak semerah keduanya. Merah Emas (Golden red) merupakan varietas warna
lain yang umum dijumpai disamping merah orange (Orange Red). Varietas ini
merupakan varietas dengan grade paling rendah. Setelah dewasa warna badannya
hanyalah emas kekuningan. Warna bibir dan sirip tidak semerah Super Red, tetapi
berwarna merah muda atau merah jambu.
2. Golden (Cross
Back, Cross Back Golden,CBG)
Golden
varietas cross back merupakan bagian dari varietas arwana golden. Varietas ini
dijumpai di berbagai tempat di Malaysia, seperti Perak, Trengganu, Danau Bukit
Merah dan Johor. Oleh karena itu, mereka sering diberikan julukan sesuai dengan
tempat asalnya, seperti Golden Pahang, Bukit Merah Blue atau Malaysian Gold.
Disebut sebagai cross back, karena varietas ini saat dewasa memiliki warna emas
penuh hingga melewati punggungnya. Varietas ini harganya relatif lebih mahal
bahkan paling tinggi dibandingkan lainnya karena termasuk jarang ditemui.
CBG dibagi menjadi beberapa kelas berdasarkan warna
dasar sisik, yaitu Purple-Based (warna dasar ungu), Blue-Based (warna dasar
biru), Gold Based (warna dasar emas), dan Silver-Based (warna dasar perak).
Arwana Gold dengan warna dasar emas diketahui dapat mencapai warna penuh pada
usia lebih muda dibandingkan dengan varietas lain.
3. Golden (Ekor Merah, Red Tail Golden, RTG).
Merupakan
verietas dari arwana golden dan sering disebut sebagai Arwana Golden Indonesia
(Indonesian Golden Arwana). Varietas ini dijumpai di daerah Pekan Baru,
Sumatera. Berbeda dengan Cross Back Golden (CBG), warna emas pada verietas ini
tidak akan berkembang hingga melewati punggung namun hanya akan mencapai baris
ke empat sisik (baris sisik dihitung dari bawah, perut), atau lebih baik bisa
mencapai baris ke lima. Seperti halnya verietas cross back, warna dasar sisik
RTG bisa biru, hijau, atau emas. Begitu pula dengan warna bibir, ekor, dan
sirip, kedua varietas ini memiliki keragaan yang sangat mirip. RTG muda
memiliki warna lebih kusam dibandingkan dengan varietas cross back muda.
RTG
boleh dikatakan lebih tahan banting dibandingkan dengan CBG dapat tumbuh lebih
besar, dan juga lebih agresif. Jumlahnya di alam relatif lebih banyak
dibandingkan dengan CBG, meskipun demikian tetap merupakan varietas yang
dilindungi CITES.
CBG
sekilas mirip dengan ikan arowana golden red yang berasal dari negara kita.
Perbedaan yang sangat mencolok dapat dilihat jika ukuran ikan sudah agak besar
dengan ukuran 20 cm lebih. Pada CBG warna emas menutupi seluruh tubuh sampai ke
bagian punggung ikan ditutupi oleh ring yang berwarna keemasan. Sedangkan pada
golden red (RTG) punggung nya tidak. berwarna keemasan tapi tetap hitam
(kelabu).
Membedakan CBG dan RTG pada ukuran kecil (10-12 cm)
sulit dilakukan dan perlu kehati-hatian. Perbedaan harga juga sangat mencolok.
Harga CBG ukuran 12 cm dihargai lebih dari 10 juta, ukuran 20-25 cm berkisar
15-25 juta. Golden red berukuran 12 cm dihargai 2 juta, sedangkan ukuran 20-25
cm dihargai 2.5-3.5 juta.
4. Arwana Hijau
Arwana
hijau ditemukan di Thailand, Malaysia, Myanmar, Komboja, dan juga di beberapa
tempat di Indonesia. Variasi penampakandan warna bisa saja ditemukan di
masing-masing daerah. Meskipun demikian secara umum dapat dikatakan bahwa pada
umumnya berwarna kelabu kehijauan dangan pola garis-garis berwarna gelap pada
ekor. Kepala
dan mulutnya lebih besar dan lebih membulat dibandingkan dengan jenis arwana
asia lainnya.
5. Banjar Merah
Banjar Merah boleh dikatakan merupakan varietas arwana
merah kelas 2 dan diketahui bukan merupakan strain murni arwana merah.
Penampakannya ditunjukkan oleh warna sirip yang orange pucat, ekor berwarna
orange atau kuning, dan tidak memiliki warna merah di badan maupun di pipi.
Sepintas Banjar Merah muda sangat mirip dengan Arwana Merah muda, sehingga
tidak jarang hal ini dapat mengecoh para hobiis baru. Banjar dicirikan juga
oleh bentuk kepala yang cenderung membulat dengan mulut yang tidak terlalu
lancip. Perbedaan lain dapat dilihat pada tabel berikut :
6. RED SPOTTED PEARL
VS JARDINI
Arowana
irian (jardini) ada 2 macam. Yang umum ditemui berwarna dasar hijau dan
bermutiara merah. Jenis jardini lain berwarna dasar hitam dan bermutiara emas
serta lebih sulit ditemui.
Di
Australia ditemukan pula jardini tipe 1 (warna dasar hijau, mutiara merah) yang
disebut red spotted pearl (Scleropages leichardty). Cross back dan golden red;
red spotted pearl dan jardini adalah kerabat, dengan perbedaan lingkungan yang
mempengaruhi performa.
Perbedaan
yang sangat mencolok adalah pada red spotted pearl, mutiara merah bertaburan
secara mencolok pada tubuhnya. Sedangkan pada arowana jardini di mutiara di
badannya tidak semencolok arowana red spotted pearl dari australia. Harga
jardini (mutiara merah,warna dasar hijau) 12-15 cm dijual dengan kisaran harga
60-80 ribu rupiah, sedangkan arowana red spotted pearl karena langka di
Indonesia dihargai 1.3-1.5 juta rupiah.
Arwana tahan terhadap serangan berbagai penyakit. Tetapi
sensitif terhadap perubahan kualitas air, terutama terhadap peningkatan kadar
amonia, nitrit dan nitrat.
Parameter Air.
pH. Arwana
dapat hidup pada selang pH cukup lebar. Namun disarankan agar mereka dipelihara
sesuai dengan kondisi aslinya di alam yaitu pada selang pH netral sampai agak
masam (pH 6.0 -7.0).
Kesadahan.
Arwana berasal dari perairan dengan kesadahan rendah, oleh karena itu
direkomendasikan untuk memeliharanya pada selang kesadahan ini (GH 8°). Arwana
silver dapat hidup pada kisaran GH 4-10.
Temperatur.
Arwana direkomendasikan untuk diperlihara pada selang suhu 26 – 30 °C. Seperti
halnya jenis ikan yang lain, hindari terjadinya perubahan suhu mendadak.
Perubahan suhu mendadak dapat menyebabkan shock pada ikan yang bersangkutan,
dan dapat memicu berbagai masalah. Suhu terlalu tinggi untuk jangka waktu lama
diketahui dapat menyebabkan tutup insang menggulung, hal ini tentu akan sangat
menggangggu keindahan ikan tersebut.
Pencahayaan.
Sebaiknya di area terang tanpa sinar matahari secara langsung.
Arwana bukan termasuk ikan yang sulit dipelihara, hanya
perlu beberapa saat setiap hari atau beberapa jam setiap minggu untuk merawat
dan mencek kondisi ikan dan lingkungannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam memelihara arwana :
Wadah
1. Kolam
Pemeliharaan
induk arwana sebaiknya dilakukan di kolam. tanah. Lokasi untuk kolam perlu
mempetimbangkan :
� Tanah
Jenis
Tanah yang baik adalah tanah Nat berlempung yang dapat menahan air dan
mendukung pertumbuhan pakan alami.
� Topografi
Perbedaan
derajat kemiringan antara saluran pemasukan dan pengeluaran maksimal 1%.
� Air, Suplai air
yang memenuhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang dibutuhkan.
Kolam
yang ideal berbentuk persegi panjang dengan ukuran minimal 10×10m2. Persiapan
kolam sebelum tanam yaitu :
� Pengeringan kolam
hingga dasar retak-retak
� Pembalikan dasar
kolam, perbaikan pematang
� Pengapuran dengan
dosis 50-100 gram/m2
� Perngisian air
setinggi 100 cm
Hujan
deras dapat mengakibatkan perubahan mendadak kualitas air. Untuk mencegah
kematian ikan, ganti air (setelah hujan berhenti) minimal 30% dari total volume
air.
2. Akuarium
Sebagai
ikan hias, arwana dapat dipelihara dalam akuarium. Secara umum, semakin besar
ukuran akuarium akan semakin baik, karena arwana memerlukan ruang gerak yang
cukup luas. Ukuran akuarium minimal 3 kali dari panjang ikan dengan lebar 1. 5
kali panjang ikan. Akuarium ditempatkan di area yang jauh dari gangguan, untuk
menghindari stress pada ikan. Tutup akuarium dengan tutup yang rapat dan kuat
karena arwana dapat melompat atau mendorong tutup ke luar akuarium.
Setelah
arwana berumur 4 bulan, pemeliharaan mulai dilakukan secara terpisah pada
akuarium ukuran 75 x 45 x 45 cm untuk menghindari perkelahian antar ikan.
Pemeliharaan 2-3 ekor arwana dalam satu akuarium perlu dihindari, mengingat
sifat agresif akan menyebabkan perkelahian. Namun diperbolehkan pemeliharaan 6
ekor sekaligus, karena sifat agresif arwana menjadi sangat berkurang.
Untuk
merangsang keluarnya warna yang bagus dan pembentukan kromatofora, perlu
diberikan pencahayaan buatan minimal 10-12 jam per hari. Hindari penyalaan
lampu secara mendadak, yang bisa menyebabkan panik, sehingga ikan menabrak kaca
atau benda lainnya dalam akuarium dan ikan menjadi terluka. Manipulasi
pencahayaan sering dapat menimbulkan pantulan warna ikan dengan lebih baik.
Letakkan lampu di bagian depan akuarium, dan set sudut reflektor sedemikan rupa
sehingga bisa memberikan pantulan yang optimal. Banyak pilihan lampu dijual
dipasaran dengan spektrum bervariasi, lampu berspektrum penuh akan secara
alamiah memantulkan wama-warna alami dari ikan.
Pada
waktu 6-7 bulan setelah ikan dapat berenang bebas, ukuran mencapai 20-25 cm dan
dapat dipasarkan.
Perawatan
Akuariurn
Sebagai
karnivora, arwana akan memproduksi kotoran dalam jumlah relatif banyak dengan
kandungan unsur nitrogen tinggi. Oleh karena itu, kadar amonia, nitrit, dan
nitrat dalam akuarium arwana sering kali menjadi masalah.
Penggantian air dilakukan untuk memperbaiki kualitas air
yang telah menurun akibat banyaknya kotoran ikan. Oleh karena itu dalam
penggantian air yang menggunakan sistem siphon (menggunakan selang air)
sekaligus untuk mengeluarkan sisa-sisa kotoran ikan dan juga kotoran yang
melekat pada kaca. Penggantian air cukup dilakukan 2 atau 4 minggu sekali dan
tidak perlu seluruh air diganti tetapi cukup sejumlah 30-50 % dari total air.
Perlu diperhatikan bahwa suhu dan pH air pengganti harus relatif sama dengan
air akuarium. Hindari terjadinya fluktuasi kualitas air saat melakukan
penggantian air.
Pakan hidup merupakan jenis pakan utama bagi arwana yang
termasuk karnivora. Pakan yang diberikan hendaknya bervariasi untuk menekan
resiko kekurangan gizi tertentu.
Beberapa jenis pakan yang sering diberikan pada arwana
adalah ikan hidup, udang hidup, potongan udang segar, potongan daging ikan
segar, serangga (jangkrik, kecoa, kelabang), cacing/ulat (cacing sutera, cacing
tanah, cacing darah, ulat hongkong) dan kodok.
Penggunaan pakan hidup perlu didahului dengan tindakan
karantina yang memadai untuk menghindari masuknya bibit penyakit. Terutama
pakan hidup yang berasal atau hidup dalam air, seperti udang, ikan, atau kodok.
Hindari memberikan serangga atau kodok mati, kecuali anda yakin betul tidak
berasal dari area tercemar insektisida.
Sebelum memberikan pakan hidup, bagian-bagian tubuh
pakan yang diperkirakan dapat melukai mulut ikan dibuang terlebih dahulu.
Seperti kaki belakang kecoa dan jangkrik, atau rostrum (duri pada kepala)
udang. Dapat juga pakan hidup tersebut dilemahkan sebelum diberikan pada ikan,
agar tidak terjadi “kejar-mengejar” berlebihan dalam ruang akuarium yang
sempit. Arwana yang mengalami kelebihan pakan dalam jangka lama, akan
kehilangan nafsu makan selama beberapa hari bahkan beberapa minggu.
Pakan buatan
merupakan hasil ramuan dengan komposisi yang mencukupi kebutuhan gizi bagi
pertumbuhan arwana dengan cara melatih dan membiasakan agar arwana mau
memakannya.
Teknik
Pemisahan Skala Kecil di Kolam Semen
1. Pemeliharaan Induk
Induk dipelihara dalam kolam berukuran 5 x 5 m dengan
kedalaman air 0,5-0,75 m. Kolam ditutup plastik setinggi 0,75 m untuk mencegah
lompatan ikan.
Ruangan pemijahan dibangun di pojok perkolaman dan
ditambah dengan beberapa kayu gelondongan untuk memberikan kesan alami. Batu
dan kerikil dihindari karena dapat melukai ikan atau dapat tercampur pakan
secara tidak sengaja.
Kolam pembesaran dibangun di area tenang dan ditutup
sebagian, dan dijauhkan dari sinar matahari langsung. Induk dipelihara dalam
kolam pembesaran hingga mencapai matang gonad. Pengelolaan Kualitas Air
Kualitas air dijaga agar mendekati lingkungan alami
arwana yaitu pH 6,8-7,5 dan suhu 27-29 C. Penggantian air dilakukan sebanyak
30-34% dari total volume dengan air deklorinisasi. Pemberian Pakan
Keseimbangan gizi sangat penting bagi kematangan gonad
dan pemijahan. Induk diberikan pakan bervariasi yang mengandung kadar protein
tinggi. Pakan diberikan setiap hari dalam bentuk ikan/udang hidup atau runcah,
dan ditambah pelet dengan kadar protein 32 %. Jumlah pemberian pakan per hari
adalah 2 % dari bobot total tubuh. Kematangan gonad
Matang gonad terjadi pada umur 4 tahun dengan panjang
tubuh 45-60cm. Pemijahan terjadi sepanjang tahun, dan mencapai puncaknya antara
bulan Juli dan Desember. Induk jantan di alam akan menjaga telur yang sudah
dibuahi dalam mulutnya hingga 2 bulan ketika larva mulai dapat berenang.
Arwana betina mempunyai ovarium tunggal yang mengandung
20-30 ova besar dengan diameter rata-rata 1,9 cm dengan kematangan
berbeda-beda. Induk jantan dewasa juga mempunyai sebuah organ vital menyerupai
testis. Pembedaan Kelamin
Juvenil sulit dibedakan jenis kelaminnya. Perbedaan akan
muncul setelah ikan berukur 3-4 tahun.
Pembedaan jenis kelamin diketahui melalui bentuk tubuh
dan lebar mulut. Arwana jantan mempunyai tubuh lebih langsing dan sempit, mulut
lebih besar dan warna lebih mencolok daripada betina. Mulut yang melebar dengan
rongga besar digunakan untuk tujuan inkubasi telur. Perbedaan lain adalah
ukuran kepala jantan relatif lebih besar, sifat lebih agresif termasuk dalam
perebutan makanan. Kebiasaan Pemijahan
Tingkah laku arwana sangat unik selama masa pengenalan
lain jenis. Masa ini berlangsung selama beberapa minggu atau bulan sebelum
mereka mulai menjadi pasangan. Hal ini dapat diamati pada waktu malam, ketika
ikan berenang mendekati permukaan air. Arwana jantan mengejar betina sekeliling
kolam, terkadang pasangan membentuk lingkaran (hidung menghadap ke ekor
pasangan).
Sekitar 1-2 minggu
sebelum pemijahan, ikan berenang bersisian dengan tubuh seling menempel.
Terjadilah pelepasan sejumlah telur berwarna jingga kemerahan, Jantan membuahi
telur dan kemudian mengumpulkan telurdi mulitnya untuk diinkubasi sampai larva
dapat berenang dan bertahan sendiri. Diameter telur 8-10 mm dan kaya akan
kuning telur dan menetas sekitar seminggu setelah pembuahan. Setelah penetasan,
larva muda hidup dalam mulut jantan hingga 7-8 minggu sampai kuning telur
diserap total. Larva lepas dari mulut dan menjadi mandiri setelah ukuran tubuh
45-50 mm.
2.
Panen Larva
Inkubasi telur secara normal adalah membutuhkan 8
minggu. Untuk memperpendek waktu, telur yang sudah dibuahi dapat dikeluarkan
dari mulut pejantan 1 bulan setelah pemijahan. Induk jantan ditangkap dengan
sangat hati-hati dengan jaring halus lalu diselimuti dengan handuk katun yang
basah untuk menghindari ikan memberontak dan terluka.
Untuk melepaskan larva dari mulut induk jantan, tarik
perlahan bagian bawah mulut dan tubuh ditekan ringan. Larva dikumpulkan dalam
wadah plastik dan diinkubasikan dalam akuarium. Jumlah larva yang dapat
mencapai 25-30 ekor. Teknik Pembenihan
Setelah dikeluarkan dari mulut pejantan, larva
diinkubasikan dalam akuarium berukuran 45×45x90 cm. Temperatur air 27-29 °C
menggunakan pemanas thermostat. Oksigen terlarut 5 ppm (mg/ I) menggunakan
aerator bukaan kecil.
Untuk mencegah infeksi akibat penanganan larva, dalam
air dilarutkan Acriflavine 2 ppm. Menggunakan teknik pembenihan in vitro ini,
Survival Rate (SR) yang didapat sampai tahap ikan dapat berenang adalah 90-100
%.
Selama periode inkubasi, larva tidak perlu diberikan
pakan. Beberapa minggu pertama selama kuning telur belum habis, biasanya larva
hampir selalu berada pada dasar akuarium. Larva mulai berenang ke atas bertahap
ketika ukuran kuning telur mengecil. Pada minggu ke delapan, kuning telur
hampir terserap habis sehingga larva mulai berenang ke arah horizontal. Pada
tahap ini, pakan hidup pertama harus mulai diberikan untuk mencegah larva
saling Ketika ukuran larva mencapai 8,5 cm atau berumur 7 minggu, kuning telur
terserap secara penuh dan larva dapat berenang bebas. Pemeliharaan Larva
Tambahan pakan hidup
yang dapat diberikan seperti cacing darah atau anak ikan yang ukurannya sesuai
bukaan mulut arwana. Larva yang telah mencapai panjang 10-12 cm dapat diberikan
pakan seperti udang air tawar kecil atau runcah untuk mengimbangi kecepatan
tumbuhnya.
Teknik
Transportasi
Arwana bila gelisah gampang sekali melakukan “jumping”
atau menabrak-nabrak. Bila satu saja sisiknya terlepas akan terlihat kurang
indah. Juga bisa mengakibatkan sirip robek dan patah.
Tubuh
yang rusak bisa mengalami regenerasi, namun mungkin pula menjadi cacatdan
mengurangi keindahan penampilan, apalagi ada hal-hal yg bisa memperparah
luka-lukanya (misalnya infeksi, pertumbuhan bekas luka yg lambat/delay). Untuk
itu arwana perlu dilumpuhkan agar tidak dapat berontak dalam proses pemindahan
antar akuarium maupun transportasi jarak jauh. Dosis pembiusan diatur
sedemikian rupa bergantung keperluan. Untuk transportasi jarak jauh, arwana
dilumpuhkan gara tidak dapat berontak namun tidak sampai terbalik dan masih
bisa berenang. Pemindahan antar arwana akuarium menggunakan dosis ringan, yang
penting arwana tidak dapat berontak.
1. Persiapan
Pre-anestesi :
� Puasakan arwana
selama 1-2 hari.
� Lama puasa
bergantung ukuran tubuh, jenis dan kebiasaan arwana buang kotoran (lancar atau
tidak). Semakin besar ukuran arwana maka semakin lama waktu puasa, untuk
menghindari arwana muntah atau mengeluarkan kotoran.Untuk arwana berukuran
kecil (
� Siapkan air
tampungan yang sudah teraerasi minimal 24 jam.
� Kondisi arwana
tidak mengalami gangguan pernapasan, tidak ditemukan kelainan pada tutup
insang.
Alat
dan bahan :
.
• Plastik dengan lebar sepanjang badan arwana.
.
• Wadah bak untuk tempat kantong plastik yang berisi arwana
•
Air
segar, air yang telah diaerasi yg mencukupi minimal 24 jam.Hindari bahan-bahan
kimia lain yang terlarut.
•
Bahan :
Aquadine” cair
� Tangkap arwana
dalam akuarium dengan tenang kantong plastik.
� Masukkan cairan
bius dalam plastik kira-kira 1 cc/lt.
� Bila sudah terlihat
tidak bisa melompat, angkat kantong plastik.
� Perhatikan apakah
perlu ditambahkan lagi cairan bius untuk menurunkan kesadaran sampai arwana
menjadi terbalik, tunggu reaksi bius beberapa menit.
� Jaga arwana selalu
tenggelam dalam air, untuk menghindari kembung.
� Bila sudah tidak
berontak, perhatikan gerakan tutup insang harus terlihat bergerak. (Dalam waktu
kurang dari 5 menit, arwana mulai gelisah dan kehilangan keseimbangan dan tidak
banyak bergerak. Karena bagian tubuhnya yg berat ada di bagian atas, maka
arwana mulai terbalik. Badannya mulai kaku/ kejang. Perhatikan gerakannya,
terutama gerakan insang yg menunjukkan masih adanya usaha untuk bernapas.
� Untuk keperluan foto dan pengukuran, angkat
ke tempat yang telah dipersiapkan dan lakukan secepat mungkin, bila terlalu
lama di luar air bisa kembung.
.
• Masukkan kembali ke dalam akuarium dengan air yang tidak
mengandung bahan kimia lain. Jaga di bawah kucuran air, dalam air dekat
permukaan.
.
• Arwana mulai siuman, jaga jangan sampai terbentur benda-benda
di sekelilingnya. Efek samping :
.
• Obat bius tanpa pengenceran yang mengenai sisik arwana
menyebabkan iritasi selaput lendir dan menimbulkan alergi pada beberapa orang.
.
• Bila arwana kembung, bisa disiapkan larutan daun ketapang
kering yang tua dituangkan dalam akuarium, suhu dinaikkan level air
direndahkan. Arwana yang kembung dicirikan tidak dapat menyelam ke dasardan
berenang nungging.
.
• Bila pembiusan terlalu dalam biasanya gerakan tubuh mulai
jarang, gerakan insang juga demikian. Pembiusan lebih dalam lagi akan
mengurangi kekejangan otot, saat tersebut insang juga tidak ada gerakan, ikan
berada pada posisi mengambang. Untuk mengatasinya tambahkan air segar untuk mengencerkan
dosis obat bius atau di ceburkan ke tank bersih dibawah kucuran air.
Sumber:
Buku Budidaya Ikan Arwana, Direktorat Jenderal P. Budidaya h p://rawabelong.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar